Sinopsis Time Teaches Me to Love episode 24 part 3

Anysti
0

All content from iQiyi


Ringkas drama sebelumnya

Lin Lu meninggalkan Huanzhen dengan jalan kaki. Lian Sen mengikuti pakai mobil di belakangnya. Lin Lu kesal sama Lian Sen. Saat ia berhenti mobil Lian Sen berhenti. Dan saat ia jalan, Lian Sen ikut jalan lagi.

Ia lalu melihat polisi yang sedang berpatroli. Lin Lu jadi punya ide. Ia melaporkan Lian Sen sebagai orang c*bul yang mengikutinya dari tadi.

Polisi pun mendatangi Lian Sen sementara ia bisa pergi dengan bebas.




Polisi menghentikan mobil Lian Sen dan meminta SIM dan kartu identitasnya. Lian Sen menurut dan memberikannya. Polisi melihat kalo nggak ada yang aneh. Tapi gadis tadi melaporkannya sebagai orang c*bul.

Lian Sen meminta maaf. Kadang pertengkaran kecil sering terjadi pada pasangan. Polisi menasrhati agar lain kali nggak usah merepotkan polisi lagi. Lian Sen mengangguk. Polisi mengembalikan SIM dan identitas Lian Sen lalu pergi.

Ponsel Lian Sen bunyi. Pesan dari Lin Lu. Ia mengaku nggak akan memaafkan Lian Sen. Lian Sen nggak tahu kan gimana dia bisa bertahan tinggal di luar negeri selama 3 tahun ini?


Lin Lu pulang. Ia menyapa adiknya yang sekarang sudah nggak main game lagi. Malah main rubik.

Ia lalu melihat ada sebuah paket di atas meja dan menanyakannya pada adiknya. Lin Cheng mengaku nggak tahu karena tulisannya pakai bahasa Inggris. Dia nggak ngerti.

Lin Lu membaca pengirimnya. Dari Alan. Ia lalu membawanya ke kamarnya.



Lin Lu membuka kotak itu. Dan benar itu dari Alan. Dia mengirimkan itu sebagai hadiah pernikahan untuk Lin Lu dan Lian Sen. Lah yang nikah kan Fang. Kok dia yang dikasih hadiah?

Di dalamnya ada tagihan rumah sakit saat ia sakit dulu. Dan disana ada tandatangan Lian Sen sebagai walinya.

Flashback...




Lin Lu sakit dan masuk rumah sakit. Perawat memeriksa infusnya lalu keluar. Lin Lu sendiri sedang tidur.

Nggak lama kemudian seseorang masuk. Ternyata dia adalah Lian Sen. Ia datang dengan sebuket bunga ditangannya.

Lian Sen meletakkan bunganya di atas meja dan duduk divtepi tempat tidur sambil menggenggam tangan Lin Lu.


Tangan kirinya mengulur dan membelai pipi Lin Lu. Lian Sen sedih melihat Lin Lu lebih kurus dari sebelumnya.

Lin Lu seperti merasakan kehadiran seseorang. Ia mau menggenggam tangan Lian Sen tapi Lian Srn sudah nggak ada.

Lin Lu menghela nafas sedih. Lgi-lagi mimpiin Lian Sen. Dia mengingatkan diri sendiri kalo dia ada di Italia. Mana mungkin Lian Se datang.

Flashback end...


Lin Lu nangis. Ternyata waktu itu dia nggak mimpi. Lian Sen memang beneran datang. Ia melihat tandatangan Lian Sen lagi dan jadi tambah sedih.



Lin Lu melihat yang lain lagi. Ada tiket pesawat juga. Ada surat, dan juga salinan chat antara Lian Sen dan Alan. Lian Sen meminta Alan untuk membantunya menjaga Lin Lu. Di luar Lin Lu memang tampak kuat dan bahagia di luar. Tapi sebenarnya dia sangat rapuh.

Alan mengaku tahu dan bertanya kenapa Lian Sen nggak mengungkapkan yang sebenarnya pada Lin Lu? Lian Sen hanya bilang kalo itu karena dia mencintai Lin Lu. Lin Lu nggak bisa nahan lagi. Dia nagis.


Lian Sen ternyata ada dibawah. Dia tersenyum menatap kamar Lin Lu lalu pergi.


Lin Lu bertemu dengan rekannya. Mereka akan menandatangani kontrak dengan Lian Srn. Rekan Lin Lu memuji kehebatannya. Baru aja gabung sudah memenangkan kotrak besar.

Lin Lu merendah dan bilang kalo dia masih harus banyaj belajar. Rekan Lin Lu merasa kalo masih ada perasaan lama lebih baik bicara. Lin Lu pura-pura nggak ngerti maksudnya.


Nggak lama kemudian Lian Sen datang. Rekan Lin Lu memuji Lian Sen yang selalu muda dan menjanjikan. Ia sudah bisa mengambil alih Huanzhen di usia muda. Kedepannya Lin Sen bisa menghubunginya untuk kontrak yang selanjutnya apabila direktur Lin nggak ada waktu.

Lian Sen menyalami rekan Lin Lu dan meminta maaf. Ia hanya menandatangani kontrak dengan Direktur Lin. Apa??? Lin alu langsung menatap Lian Sen. Seperti biasa Lian Sen hanya tersenyum.

Lin Lu lalu menyarankan agar mereka membicarakannya sambil duduk.



Rekan Lin Lu menuangkan anggur untuk Lian Sen. Ia memuji produk seri kotak harta karun yang belum juga diluncurkan tapi sudah menimbulkan dampak besar di pasaran. Ia yakin kalo produknya akan laku besar kalo sudah dipasarkan.

Lian Sen nggak mendengarkannya dan fokus melihat Lin Lu yang minum mulu dari tadi. Lian Sen nggak tahan lagi. Ia merebut gelas Lin Lu lalu menariknya pergi dari sana.

Ringkas drama selanjutnya

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)