All content from iQiyi
Lin Lu nangis-nangis minta Lian Sen buat membukakan pintu tapi nggak dibukain.
Dia minta Lian Sen buat keluar menemuinya dia bahkan belum bilang kalo dia sangat menyukai Lian Sen.
Di dalam Lian Sen juga nangis nggak tega dengar Lin Lu nangis.
Dia memegangi dadanya yang terasa nyesek banget. Lin Lu sendiri nggak bisa bilang apa-apa lagi. Keduanya hanya bisa nangis.
Hari sudah berubah pagi dan Lin Lu masih tetap di tempatnya seseorang datang menghampirinya. Liang. Ia meminta Lin Lu untuk pulang bersamanya.
Lin Lu diam dan nggak mengatakan apa-apa. Liang melepas jasnya dan memakaikannya ke Lin Lu. Dia lalu menggendong Lin Lu dan membawanya pergi dari sana.
Lian Sen membuka tirainya dan melihat Lin Lu sudah nggak ada disana. (Apa mungkin Lian Sen yang minta Liang buat datang dan membawa Lin Lu pergi?)
Lian Sen mandi untuk menenangkan hatinya. Dia teringat kata-kata ibu kalo reputasi sangat penting bagi seorang gadis.
Ibu nggak akan membiarkan Lin Lu menanggung reputasi seperti itu hanya gara-garq Lian Sen menyukainya. Lin Lu akan dipandang rendah seumur hidupnya.
Lian Sen teringat saat Lin Lu nangis di depan rumahnya. Dan ibu yang memintanya untuk melepaskan Lin Lu dan nggak menemuinya lagi di masa depan.
Lin Lu duduk di atap. Liang menghampirinya dan membawakan makanan. Lin Lu menerimanya tapi nggak memakannya. Liang duduk disampingnya.
Ia mengaku sudah melihat beritanya. Menurutnya orang kayak Lian Sen nggak pantas buat ditangisi.
Lin Lu memalingkan wajahnya dan nggak mau dengar lagi. Liang mengingatkan tentang kontrak Lin Lu yang telah berakhir. Ia menasehati agar Lin Lu nenganggapnya sebagai mimpi.
Liang membelai rambut Lin Lu. Ia memberitahu kalo melihat Lin Lu seperti itu membuatnya tertekan. Sekalipun langit runtuh ia akan tetap menyelamatkan Lin Lu. Dan sampai kapanpun ia akan tetap berdiri di samping Lin Lu.
Lin Lu memaksakan senyumnya. Liang memintanya untuk nggak perlu memikirkannya lagi. Dia tahu kalo Lin Lu sudah berkorban banyak untuk hubungan itu. Tapi mereka harus menghadapi kenyataan.
Liang menyinggung tentang sekolah dan minta Lin Lu untuk melupakan masalahnya dan membuka lembaran baru. Ia akan membantunya kalo uangnya nggak cukup. Lin Lu tetap diam.
Liang kembali berdiri. Ia menatap Lin Lu dan mulai marah. Ia meminta Lin Lu untuk nggak lagi mengingat Lian Sen. Apa gara-gara hubungan itu membuat Lin Lu ingin merusak masa depannya? Bukankah Lin Lu ingin menjadi ahli kecantikan internasional? Liang merasa itu nggak layak untuknya.
Jing Jing tiba-tiba datang. Ia datang untuk mengambil barang-barangnya. Nggak nyangka malah akan ketemu Lin Lu. Lin Lu melepas jas Liang agar Jing Jing nggak salah paham.
Liang menatap Jing Jing dan memberitahu kalo ia selalu mencari Jing Jing. Ia meminta maaf atas kejadian di pesta.
Jing Jing buru-buru memotong. Ia melarang Liang untuk membahas soal itu karena baginya hal itu sudah nggak penting lagi.
Ponsel Liang bunyi dan mengharuskannya untuk pergi. Liang pamit. Ada urusan penting di perusahaan. Ia meminta Jing Jing untuk menjaga Lin Lu. Jing Jing mengiyakan. Ia akan melakukannya walaupun Liang nggak bilang.
Liang lalu pergi neninggalkan mereka. Lin Lu mengakui kalo dulu itu adalah salahnya. Jing Jing sendiri nyesel. Harusnya dia nggak melukai Lin Lu dan salah paham padanya. Jibg Jing juga nyesel sudah mengatakan banyak hal yang melukai Lin Lu. Sebenarnya dia sangat ingin ketemu Lin Lu sebelum dia pergi. Nggak nyangka kalo mereka akan ketemu disana.
Lin Lu menanyakan kemana Jing Jing akan pergi? Jing Jing tersenyum dan memberitahu kalo dia akan pulang ke kota asalnya. Ia sudah pergi terlalu lama dan sudah saatnya untuk kembali.
Jing Jing meminta agar mereka nggak perlu membahasnya. Ia lalu menanyakan kabar Lin Lu. Ia sudah mendengar beritanya.
Lin Lu kembali nangis diingatkan tentang Lian Sen. Jing Jing menasehati kalo orang harus melihat ke depan. Dan dalam beberapa hal waktu adalah obat terbaik. Ia menasehati kalo semuanya akan berlalu.
Lin Lu langsung memeluk Jing Jing. Ia mengaku nggak bisa melepaskan Lian Sen. Jing Jing menyuruh Lin Lu untuk menangis sepuasnya dan setelah itu Lin Lu harus memikirkan apa yang akan ia lakukan di masa depan. Bukankah Lin Lu ingin jadi master kecantikan internasional?
Lin Lu mengaku nggak ingin melakukan apa-apa. Dia juga nggak ingin apapun. Dia nggak ingin jadi artis kecantikan internasional lagi. Dia nggak ingin apa-apa lagi.
Jing Jing menegur Lin Lu yang jadi kayak gitu cuman gara-gara srorang pria. Ia melepaskan pelukannya dan mengingatkan kalo Lin Lu nggak seperti sebelumnya yang nggak takut pada apapun. Ia meminta Lin Lu untuk melihatnya. Pria masih bisa dicari tapi kesempatan hanya sekali. Baik Huanzhen ataupun Shi Lian Sen, biar mereka pergi
Lin Lu menangis lagi. Jing Jing menasehati agar Lin Lu menghadapi masa depannya. Lin Lu mengiyakan. Dia akan jadi lebih baik lagi. Tapi dia masih belum bisa melupakannya. Jing Jing kembali memeluk Lin Lu dan menenangkannya. Nggak papa. Pelan-pelan Lin Lu akan lupa.
Lian Sen juga stres berat di rumahnya. Zichen aja sampai gedeg lihatnya. Lian Sen hanya duduk dengan tatapan kosong.
Zichen memintanya untuk tenang karena Fang sudah menemui Lin Lu. Ia meminta Lian Sen untuk nggak usah khawatir.
Lian Sen menghela nafas panjang dan berterima kasih. Zichen menepuk pundak Lian Sen lalu pergi.
Lin Lu mengantar Jing Jing sampai depan. Jing Jing meminta Lin Lu untuk menghubunginya kalo merindukannya. Jing Jing mengambil kopernya lalu pergi.
Fang melihat Lin Lu lalu memanggilnya. Mereka beejalan bersama setelahnya. Fang menanyakan kabar Lin Lu. Lin Lu mengaku baik dan meminta Fang nggak khawatir.
Fang lega. Tadinya dia merasa takut lihat Lin Lu dan Lian Sen. Lin Lu membenarkan apa yang Fang katakan tempo hari. Kalo menghindar nggak akan menyelesaikan masalah. Kalo punya masalah maka ia harus berani untuk menghadapinya.
Fang merasa kalo Lin Lu mirip sama Zichen. Dimana Lin Lu mendapatkannya?
Lin Lu menghela nafas. Meskipun dia nggak tahu apa sebenarnya yang terjadi, tapi ia rasa itu nggak kebih dari 10. Kalo itu pilihan Lian Sen maka ia akan menghormatinya.
Fang menanyakan apa yang akan Lin Lu lakukan selanjutnya? Lin Lu memberitahu kalo dia akan ke luar negeri karena sekolah sudah mengirimkan pemberitahuan.
Fang merasa kalo itu bagus. Lin Lu masih muda. Pergi dan promosikan diri. Dunia ini luas. Tapi dimanapun Lin Lu berada, Lin Lu nggak boleh melupakannya.
Lin Lu meraih tangan Fang dan mengiyakan. Ia berterima kasih pada Fang. Fang menyindir Lin Lu yang sangat sopan padanya. Ia akan selalu mendukung Lin Lu apapun yang terjadi. Mereka lalu berjalan sambil pegangan tangan.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊