Sinopsis Dali and Cocky Prince episode 3 part 2

Sinopsis Dali and Cocky Prince episode 3 part 2

All content from KBS2








Ringkas drama sebelumnya


Dali ke mall dan Moohak terus mengikutinya. Tapi saat Dali menanyakannya ia membantahnya. Katanya dia hanya mau melihat apa ada produk baru. Ia sesumbar kalo ia pelanggan level berlian. Dali menyudahi tapi habis itu Moohak masih mengikutinya. Saat Dali bertanya lagi ia bilang mau mengambil kembali sepatunya. Sepatunya sangat berharga. Dali hanya diam. Moohak merasa nggak enak sehingga ia bilang kalo Dali bisa mengembalikannya nanti. 

Tiba-tiba Taejin lewat bersama para koleganya. Nggak mau Taejin melihatnya, Dali langsung sembunyi di belakang Moohak. Moohak bingung Dali ngapain? 


Akhirnya Taejin menjauh. Dali meminta maaf atas yang tadi. Tapi ia heran kenapa Moohak nggak bertanya kenapa ia melakukannya? Lah Moohak juga nggak pingin tahu. Dali memperbolehkan Moohak untuk pergi tapi Moohak nggak mau. Ia khawatir kalo Dali akan ketemu pria tadi lagi dan mau menolongnya sampai akhir. Ia memberikan lengannya tapi Dali nggak mau menggandengnya dan pergi gitu aja. 






Mereka masuk ke sebuah toko tas dan sepatu. Dali hanya membeli sepatu di sana. Sepatu itu satu-satunya yang tersisa di Korea. Saat mau membayar nggak tahu kenapa semua kartu Dali nggak bisa dipakai. Taejin tahu-tahu datang dan memberikan kartunya. Ia juga minta karyawan toko untuk memberikan pakaian dan juga tas. Dali menolak dan mengungkit kalo hubungan mereka sudah berakhir. Ia lalu minta Moohak untuk membayarnya. Moohak menurut dan memberikan kartunya. 


Setelah selesai Taejin mengajak Dali untuk bicara tapi Dali menolak karena ia bersama seseorang. Lain kali. Ia juga punya sesuatu yang mau ia bicarakan. Dali menggandeng tangan Moohak lalu pergi dari sana. 


Sampai luar Dali langsung melepaskan tangan Moohak. Ia meminta maaf dan berterima kasih. Ia menjanjikan akan mengembalikan uangnya. Moohak sebenarnya mau mengantar Dali juga tapi Dali malah keburu pergi. 





Dali yang berjalan melewati jembatan mendadak terhenti. Ia melihat air di sungai dan teringat saat ia berpisah sama Taejin. Di bawah hujan Dali memohon agar Taejin nggak meninggalkannya. Pernikahan mereka tinggal sepekan lagi. Ia menjanjikan akan memperbaiki diri dan janji akan melakukan apapun yang Taejin minta. Nggak tahu apa yang Taejin katakan tapi setelahnya Dali hanya terdiam dan melepaskan tangan Taejin. Taejin pergi meninggalkannya lalu menjatuhkan payungnya. 


Ternyata Taejin juga sedang memikirkan hal yang sama. Asistennya menyinggung apa yang dilakukannya di mall tadi yang seharusnya nggak ia lakukan. Ternyata ia melakukannya karena merasa yakin kalo Dali akan kembali padanya. Itu jugalah alasan ia bertahan. Ia bukan ia 5 tahun yang lalu. 






Dali pulang. Ia dapat telpon dari pengacara Cha kalo rumahnya sudah terjual. Pengacara Cha juga menyinggung kartu kredit Dali yang dibekukan. Dali menanyakan orang yang melakukannya dan pengacara Cha memberitahunya. Dali menerimanya dan minta kontraknya dimajukan. Ia akan pindah besok. 


Setelahnya Dali duduk di ayunan. Dulu ayah membuatkan ayunan itu untuknya. Bahkan ada namanya juga. Dali lalu masuk ke ruang kerja ayah. Dulu ayah nungguin Dali belajar sambil bekerja di sana. Habis itu Dali membuka kulkas. Ada sedikit makanan dan minuman di sana. Ingat gimana selama ini ayah mengomelinya gegara suka melewatkan makan. Orang dewasa nggak akan melewatkan makan atau kurang tidur. 


Dali duduk dan nangis ingat semuanya. 




Moohak pulang. Won tak membuang sampah lalu menemuinya. Jadi tadi pagi Won Tak lihat Moohak sama banyak preman. Ia menanyakan pekerjaannya tapi Moohak nggak mau menjawab. Won Tak menasehati agar Moohak mematuhi hukum dan nggak berhubungan sama preman biar mereka nggak ketemu lagi. Ia bahkan memamerkan otot tangannya yang bereaksi tiap ada yang nggak beres. Dia nggak peduli meski Moohak adalah tuan tanahnya. 


Moohak mengalihkan dengan mengungkit Won Tak yang bawa orang lain ke rumah. Ia akan menaikkan sewa 2 kali lipat kalo ia melakukannya lagi. Won Tak nggak menanggapinya. Ia naik ke atas sambil mel*dahi Moohak. 



Di rumahnya Moohak memakai pelembab wajah. Dih masih kesal banget dengan apa yang Won Tak katakan. Lah habis itu dia malah ingat saat Dali jatuh menimpanya. Jadi senyum sendiri kan. Eh tapi habis itu ia minta dirinya sendiri untuk sadar kalo Dali hanya debiturnya. 





Paginya Moohak yang mau meninggalkan rumah ketemu sama Won Tak. Lah ternyata Miri kembali mengumpulkan orang buat buat datang ke galeri. Won Tak menunjuk mata Moohak seakan bilang kalo ia mengawasinya. 


Miri berpikir kalo mereka akan terus melakukannya sampai mendapatkan uang mereka kembali. Moohak nanyain soal dapur tapi mereka bilang mereka sudah menyelesaikannya sebelum berangkat ke sana. Miri juga bilang kalo rekening tabungan direktur galeri Cheongsong sudah ditarik jadi mereka harus bergegas sebelum semuanya habis. 


Moohak ingat kalo sebelumnya Dali nggak bisa menggunakan kartunya. Mereka lalu berangkat ke sana. 



Di galeri Dali dan karyawannya sedang memikirkan tentang pameran selanjutnya. Gong Joo datang memberitahu kalo orang-orang kemarin datang lagi. Semuanya panik. Sabong nyuruh pak Han untuk nelpon polisi. Pak Han sudah mau nelpon tapi Dali melarangnya. Dia mau mereka menghadapinya. Sabong melarang karena itu sangat berbahaya. 






Moohak nggak mau memimpin demo jadi terpaksa Miri yang memimpin. 


Akhirnya Dali mendatanginya bersama para karyawannya. Orang-orang Moohak menunjukkan kalo mereka sudah membeli tiket masuk hari ini. Karyawan Dali datang dengan membawa ember dan nampan. Mereka menggunakannya sebagai tempat duduk para preman yang Moohak bawa. Moohak langsung memalingkan wajahnya, nggak nyaman banget ketemu sama Dali. 


Sabong dan yang lain menunjukkan lukisan dan memberi penjelasan. Orang-orang Moohak nampak menikmatinya. Dali mau pergi tapi seseorang dari Moohak memanggilnya dan menunjuk ke sebuah lukisan dan menanyakan lukisan apa itu? Eh dia manggil Dali barista. Miri ngasih tahu kalo dia seorang kurator dan bukannya barista. 


Dali mengembalikan ke mereka. Apa yang mereka lihat dari lukisan itu. Ada yang bilang itu ayam pedas dan ada yang bilang juga itu bunga. Dali membenarkan apa yang mereka katakan dan pergi. Lah mereka malah makin bingung. Itu ayam pedas apa bunga. Mereka lalu menganggap kalo barista tadi juga nggak tahu itu lukisan apa. 




Dali terhenti lihat Moohak sedang telponan. Moohak dimarahin sama ayah gegara bolos kerja. Moohak ngasih tahu ayah kalo meeka sudah menyiapkan semuanya sebelum pergi. Ia menjanjikan kalo ia akan mendapatkan uangnya kembali dan minta ayah agar jangan khawatir. 


Dali menghampiri Moohak. Moohak menanyakan apa Dali pulang dengan selamat kemarin? Dali mengiyakan. Ia mrmberikan sejumlah uang untuk mengganti uang Moohak kemarin  ia meminta maaf dan berterima kasih. Selain itu ia juga meminta Moohak untuk memberikan waktu lagi padanya. 




Mendadak kembali terjadi keributan di dalam. Beberapa orang memaksa masuk ke kantor dan membuat kekacauan. Mereka meminta uang mereka dikembalikan padahal masih ada tenggat. Mereka nggak peduli dan mau mengambil barang apa saja yang berharga. Merasa nggak menemukannya mereka lalu beralih mau ngambil lukisan. 


Dali datang dan menghadang. Dia nyuruh Gong Joo untuk nelpon polisi. Pak Jing malah menarik kerah Dali. 


Moohak mendadak muncul dan menahan sebelah tangan pak Jung lalu menariknya ke belakang. Pak Jung kesakitan dan minta tangannya dilepaskan. Akhirnya pak Jung melepaskannya tapi habis itu malah menarik kerah Moohak sampai semua kancingnya lepas. Semua orang berubah takut lihat tatonya. 





Dih Moohak nggak terima banget soalnya bajunya mahal banget. Ia menutupnya dan kembali berteriak. Buat berapa banyak sampai mereka membuat keributan itu? Orang-orang itu bertanya siapa Moohak dan Moohak menyebutkan kalo ia adalah direktur baru galeri. 


Miri mengambil beberapa kertas yang jatuh. Heh? Cuman buat hutang beberapa ribu doang. Ia membuang kertas itu ke atas sambil sesumbar kalo ia bisa membayar semua itu. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊