All content from tvN/ Netflix
Ringkas drama sebelumnya
IBU YANG SEBENARNYA
Hiso sedang duduk di bawah pohon. Ji Young datang dengan menggandeng seorang anak laki-laki menghampirinya. Kamu pasti Hajoon. Nggak tahu kenapa Hajun langsung memeluknya sambil senyum. Kenapa anak semanis ini sampai ditelantarkan? Hiso yang sedang melihat foto keluarganya teringat kenangan itu. Ibu…nggak akan bisa dipisahkan darimu. Ia lalu bangkit.
##
Hiso datang ke tempat Hyejin. Ia menekan bel tapi nggak ada yang membukakan. Karena itulah ia nelpon Hyejin tapi ponsel Hyejin ada di dalam. Ia langsung berpikir kalo Ji Young ada di dalam dan memanggilnya. Hyejin memanfaatkan saat Ji Young lengah dan menggigit tangannya. Di luar Hiso terus memanggilnya. Akhirnya Hyejin bisa keluar. Keadaannya kacau banget.
##
Hiso menarik Ji Young dan membawanya ke dalam. Apa yang kamu lakukan? Kamu pikir hidup semudah itu? Kalo kamu terus membuang saat nggak butuh, apa dunia akan terus diam begitu saja? Kamu nggak berhak menghakimi wanita itu. Dia dan aku adalah korbanmu di sini. Hanya aku saja yang bisa menyerang wanita itu. Jadi, jangan pernah menyentuh dia. Ji Young hanya diam. Bahkan saat Hiso pergi ia juga hanya bisa diam.
##
Ji Young masuk mobil. Ia yang merasa sangat marah mencoba untuk meredam amarahnya. Ponselnya bunyi. Dari orang suruhannya yang dia suruh menyelidiki tentang orang yang meninggal saat bertarung sebelumnya. Dia sudah ke rumah sakit dan dia belum meninggal. Ji Young nampak lega sekaligus marah karena sudah dibohongi.
##
Ji Young datang ke tempat itu. Nggak seperti biasa. Kali ini dia masuk ke dalam tempat bertarung dan menemui orang itu. Kakak yang memukuli adiknya sampai luka parah. Dari mana kau tahu siapa aku? Tanya Ji Young. Aku harus tahu siapa yang membunuh adikku. Jawab orang itu. Kakak yang hebat. Puji Ji Young. Kalo gitu, pukul dia perlahan. Apa kamu kesal dengan adikmu? Tanya Ji Young. Kamu yang membunuhnya. Kata orang itu. Ji Young nggak mau mengakuinya. Apa aku yang memukul? Kamu yang memukuli dia. Meski sangat menginginkan uang, kamu seharusnya berhenti. Apa kau budak uang? Orang itu marah dan menyerang Ji Young tapi ia bukan tandingannya. Ji Young berhasil melawan dan puncaknya menodongkan senjata ke kepalanya. Dan menjatuhkannya.
##
Kamu pikir aku gampangan? Jika tahu aku, kamu pasti juga tahu apa yang bisa kulakukan. Orang-orang rendahan sepertimu nggak pernah tahu masalah sepenuhnya. Dasar alat nggak berguna. Dengar, apa kau pikir aku akan melakukan ini tanpa tahu seluruh latar belakang kalian? Kupilih bedebah seperti kalian yang pantas dihajar agar lebih nikmat kutonton!Kamu dipenjara sepuluh tahun karena membunuh dan mencuri. Apa kau rindu penjara?
Ji Young mendekat. Kenapa kamu mengatakan orang yang masih hidup telah mati? Tanya Ji Young. Dia sedang sekarat. Dia sama saja seperti orang mati! Kata pria itu. Kamu nggak boleh membuat orang yang masih hidup menjadi mati. Nggak boleh sama sekali. Pria itu nangis dan memohon pada Ji Young. Selamatkan adikku. Ji Young nggak bisa. Aku nggak bisa melakukan itu. Tuhan saja yang bisa. Dengan sombongnya Ji Young melempar uang ke orang itu dan menumpahkan semuanya padanya. Ia keluar dari sana dan dapat telpon dari dokter yang ngasih kabar. Benarkah?
##
Jinho ada di ruang rahasia ayah. Ia melihat foto-foto pria yang ada di ponsel 2G punya Ji Young. Penasaran banget siapa sebenarnya mereka. Kepala Joo tahu-tahu manggil dan menyuruhnya untuk segera keluar. Kode merah. Jinho yang nggak tahu apa yang terjadi merasa kesal.
##
Ibu juga kesal dengan bangunnya ayah. Dia sudah menulis wasiatnya. Kenapa bangun kembali? Wasiatnya sia-sia. Dokter bilang Ibu yang menyelamatkan Ayah. Kata Jinho. Ibu juga jadi bingung. foto: tvN foto: tvN Jinhee sama Jungdo yang mau pergi juga membicarakan tentang wasiat ayah. Ayahmu sudah sadar. Bagaimana surat wasiatnya? Semua kembali ke semula, bukan? Kata Jungdo. Jinhee malah menjadikannya alasan agar mereka juga bisa kembali dari semula.
Jungdo nggak mau. Nuna, Kita nggak punya titik mula. Kata Jungdo. Ingatlah saat pertama kamu melihatku. Kamu menyukaiku pada pandangan pertama. Ungkit Jinhee. Jungdo membantahnya. Jangan membalikkan masa lalu. Justru kamu yang mengejarku. Pokoknya, kalo kamu nggak menuntut cerai sampai akhir pekan ini, aku yang akan pergi. Jinhee nggak mau. Daripada bercerai, aku lebih baik membunuhmu! Teriaknya ke Jungdo yang sudah jalan duluan.
##
Hiso yang ada di jalan juga dapat kabar kalo ayah sudah sadar.
##
Pak Kim dan kepala Joo membersihkan ruang rahasia ayah. Mereka harus merapikannya seperti semula karena ayah sudah sadar. Kepala Joo mengiyakan. Tapi dia harus tetap di rumah sakit. Dan Bu Yang sudah tahu ruangan ini. Direktur nggak akan bisa kemari. Karena rahasia terbongkar, Direktur pasti nggak bisa macam-macam. Pikir pak Kim. Kepala Joo langsung menatapnya. Kamu memacari Kyeonghye? Pak Kim membantahnya. Kami nggak berpacaran, hanya teman dekat saja. Kepala Joo nggak percaya. Kalian teman dekat, tetapi bisa mencuri kalung bersama? Makanya kami bisa beraksi bersama. Kata pak Kim. Tipeku adalah wanita yang jujur…dengan prinsip yang kuat.
##
Kukira kamu penyuka sesama jenis. Sindir Kepala Joo. Kenapa kamu berpikir begitu? Tanya pak Kim. Kepala Joo nggak punya alasan khusus. Aku hanya merasa begitu darimu. Bukan aku penyuka sesama jenis di sini, melainkan orang lain. Ungkap pak Kim. Aku bermulut rapat sehingga nggak bisa memberitahumu. Kalau begitu diam saja. Putus kepala Joo. Lah katanya bermulut rapat tapi Pak Kim tetap ngasih tahu juga. Pak Han Ji Young…seorang gay.
Kepala Joo menganggapnya sebagai omong kosong. Bagaimana mungkin seorang gay punya dua wanita… . Sudahlah. Untuk apa aku bicara denganmu? Pak Kim malah jadi penasaran. Dua wanita? Siapa? Apa kamu… . Kepala Joo menyudahi. Mau minum denganku? Tawar pak Kim. Akan kuracik minuman enak. Kepala Joo nggak mau. Kamu sudah gila? Diam. Tutup mulutmu saja.
##
Para pelayan yang sedang berendam sambil bercanda melihat burung merak ibu terbang di langit.
##
Dokter sedang meriksa kondisi mata ayah. Ayah bisa meespon gerakan. Bagus sekali. Suhu dan tensinya normal. Pak, bisa coba kepalkan tanganmu? Ayah melakukan apa yang dikatakan dokter. Benar. Lebih erat lagi. Setelahnya dokter menemui pihak keluarga yang sudah menunggu. Walau dia sudah siuman, kita harus terus mengawasinya. Gerak pupil terlihat baik. Suhu dan tensinya terhitung normal. Dokter lalu melihat ibu. Bu, kamu telah menyelamatkannya. Semuanya langsung melihat ibu dan membuatnya nggak nyaman. Jadi sebelumnya dokter melihat video CCTV saat ibu ngamuk ke ayah. Dia mau menyelamatkannya atau membunuhnya? Komentar dokter yang menyaksikannya.
##
Jinho meriksa dada ayah. Kenapa ada lebam di tubuh Ayah? Tanyanya penasaran. Ayah langsung melihat Ibu. Semuanya pulang. Di jalan Hiso dapay kabar kalo tanggal sidang sudah keluar. Aku akan mengunjungimu sekarang. Kata Hiso.
##
Pengacara Hiso (lupa namanya) menanyakan alasan Hiso memilihnya. Hiso sendiri sedang melihat data tentang pengacara yang Hyejin pilih. Pengacara yang memihaknyamemiliki latar belakang yang fantastis. Dia terkenal sebagai pengacara gila. Ada aturan nggak tertulis mengenakan kemeja putih dan dasi saat menghadiri persidangan, tetapi dia mengenakan hanbok hanya untuk membuat hakim kesal.
Hiso meletakkan dokumen itu dan tersenyum. Orang gila harus dilawan dengan orang gila. Aku tahu alasanmu dipecat dari tim legal Grup Hyowon. Kamu mendukung serikat pekerja saat ada insiden di Kimia Hyowon. Kamu mengusulkan memberi ganti rugi kepada korban. Pengacara membantahnya. Itu hanya alasan tertulis. Sebenarnya, Direktur juga ingin melakukan itu. Bukan tim legal yang memecatku, melainkan Han Ji Young. Entah apakah aku boleh mengatakan ini. Katakan saja. Suruh Hiso. Pengacara itu pun mengatakan yang sebenarnya Ini terjadi karena aku menolak membantu pencucian uang Han Ji Young. Hiso makin ingin tahu. Ceritakan lagi.
##
Ji Young dapat laporan dari orangnya. Pak, aku memeriksa biodata pengacara yang dihubungi Bu Seo. Siapa dia? Tanya Ji Young. Pengacara Hwang Bo-in. Jawab orang itu. Dia dipecat dari tim legal kita sekitar tahun lalu. Siapa katamu? Tanya Ji Young. Lah nggak denger apa ya…
##
Hyejin melihat lehernya yang habis dicekik sama Ji Young di kaca. Han Ji Young. Aku akan membuatmu menyesal karena telah menyerangku.
##
Ayah nggak bisa tidur. Seseorang mengetuk pintu dan masuk. Ayah mengenalinya Seolhwa? Dia adalah suster Emma. Ia menggenggam tangan ayah dan membenarkan kalo dia Seolhwa. foto: tvN Ibu senang banget Nodeok sudah kembali dan melihatnya bersama Jungdo dan Jinho. Apa ia tahu rumahnya sendiri? Tanya ibu. Jungdo melihat sesuatu yang lain dari Nodeok. Aku yakin ada perpanjangan neokorteks dalam otak burung merak ini. Kita harus melaporkannya ke Science.
Jinho juga merasa heran. Bagaimana bisa burung merak kembali setelah pergi begitu saja? Bahkan di hari Ayah siuman. Ibu jadi terpengaruh dan memperhatikan Nodeok dengan senter ponselnya. Ini bukan Nodeok. Ia punya rahang yang sedikit berbeda dengan Nodeok. Aku tahu jelas. Bagian paruh serta area matanya. Semua tampak berbeda. Ia bukan Nodeok. Pasti bukan ia. Lalu apa ini? Ia masuk dan berpura-pura menjadi Nodeok dengan identitas palsu? Tanya Jinho. Semuanya terdiam dan saling tatap.
##
Seohyun pulang. Ingat saat Suzy Choi menahan tangannya. Apa kamu bahagia? Hhh
##
Jinho tidur di ruang rahasia ayah. Alarm ponselnya bunyi tapi dia nggak juga bangun.
##
Ji Young juga baru bangun dan mendapati Hiso nggak ada di sampingnya. Ia bangun dan mencati Hiso di kamarnya Hajun tapi dia juga nggak ada di sana. Ia lalu ketemu Yuyeon dan menanyakan Hiso. Dia pergi keluar bersama Hajun. Jawab Yuyeon. Aku nggak tahu jelas tujuan mereka, Pak. Kim Yuyeon. Bukankah kamu yang sementara menjadi guru les Hajun? Yuyeon membenarkan. Lapor kepadaku setiap ada yang membawa Hajun. Meskipun ibunya sendiri. Yuyeon mengiyakan.
##
Jinho nyuruh pelayan menirukan sapi yang mengerutkan dahinya karena memakan lemon yang terlalu asam. Pelayan itu beneran melakukannya. Kepala Joo menghentikannya dan menegur Jinho. Pak Han. Kamu harus berbaring saat sedang mabuk. Ini perilaku yang nggak pantas. Jinho mendadak menamparnya keras. Nggak merasa puas ia mau melakukannya lagi. Seohyun mendadak muncul dan menahan tangannya. Jinho ngomongnya makin melantur. Astaga. Siapa ini? Seseorang yang berkelas, elegan, serta memiliki martabat yang tinggi. Dewiku. Halo, Nyonya Jung Seohyun.
##
Seohyun nggak mau menanggapinya. Sudah kukatakan, bukan? Kalo kamu minum alkohol lagi, aku nggak akan menahan diriku lagi, bukan? Jinho malah menantangnya. Apa yang terjadi kalo begitu? Beri tahu aku! Kamu tahu siapa aku? Aku putra pertama dari Grup Hyowon, Han Jinho! Kamu berani denganku? Seohyun langsung menamparnya keras.
Semua pelayan terkejut melihatnya. Dasar pencandu alkohol! Maafkan aku, Kepala Joo. Kamu nggak bisa menamparnya, jadi, aku mewakilimu, walau nggak akan membuatmu lega. Seongtae. Bawa dia pergi dari sini. Perintah Seohyun. Dibawa ke mana? Tanya pak Kim nggak paham. Dia mabuk-mabukan di ruangan bawah tanah, bawa saja ke sana. Ia nyuruh pelayan yang lain untuk membantu pak Kim. Orang mabuk akan lebih kuat dari biasanya. Semua pelayan mengangkat tubuh Jinho dan membawanya ke ruang bawah tanah. Seohyun kejatap kepala Joo. Aku sungguh minta maaf. Kepala Joo mengaku nggak papa. Bukan Seohyun yang menamparnya.
##
Ucapan terima kasih dan maaf nggak selalu dikatakan oleh orang yang tepat. Pasti ada seseorang yang pernah meminta maaf atas kesalahanku. Apa pipimu baik-baik saja? Tanya Seohyun sambil meriksa pipi kepala Joo. Aku akan memberimu nomor kontak. Cari Direktur Park Hyeongsang. Suruh dia mengirim beberapa pegawainya ke rumah kita. Kepala Joo mengiyakan. Itu nomor telepon apa? Tanyanya bingung. Pusat rehabilitasi alkohol. Jawab Seohyun. Kepala Joo kaget. Apa??
##
Hiso membawa Hajun ke ruangannya yang dulu. Hajun nampak menyukainya dan mengambil salah satu naskah. Bukankah keren? Tanya Hiso. Ibu mantan aktris terkenal seperti penyanyi rap kesukaanmu. Hajun, bagaimana kalo kita makan mi instan hari ini? Hajun setuju. Aku sudah lama ingin mencoba itu. Mie instan sudah siap. Hiso ngasih tahu Hajun kalo mie instan paling enak dimakan di balik tutup panci.
Hajun menyayangkan karena tutup pancinya cuma ada satu. Kalau begitu, ayo bersuten. Hanya sekali kesempatan. Jangan minta diulang. Hiso mengiyakan. Gunting, batu, kertas! Hajun menang. Hiso mengambil mie ke tutup panci dan memberikan nya pada Hajun. Enak? Tanya Hiso. Hajun nampak sangat menikmatinya. Nggak disangka bisa seenak ini.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊