Sinopsis Mine Episode 8 Part 3

Sinopsis Mine Episode 8 Part 3

All content from tvN/ Netflix




Ringkas drama sebelumnya


Jungdo sedang makan. Jinhee menghampirinya dan duduk di hadapannya sambil senyum. Jungdo meletakkan sumpitnya lalu menatapnya. Ayo kita bercerai. Ajak Jungdo. Apa kamu pikir kamu bebas setelah bercerai? Tanya Jinhee. Ia menolak. Itu nggak akan terjadi. Kamu bisa bertemu wanita yang lebih parah dariku. Jangan berkata seperti itu. Pinta Jungdo. Lebih baik kamu pukul saja aku. 


Jinhee menyampaikan kalo dia beneran pingin berbaikan dengannya. Tolong berikan kesempatan lagi untukku. Jungdo terdiam bingung. Jinhee.. . Apa kamu…sedang menggunakan obat? Hhh Jinhee nggak habis pikir dengarnya. Obat? Ia langsung bangkit. Obat apa maksudmu? Benar, aku minum obat lambung karenamu. Omong kosong macam apa itu? Hei. Jangan makan dengan mengecap seperti itu. Menjijikkan! Jorok sekali! Aku nggak mau mendengarnya! 

##

Hiso sedang makan malam bersama Ji Young dan Hajun. Sudah selesai? Apa kamu mau naik? Tanya Hiso. Soyoung turun dan mrnjrmput Hajun. Hajun memekuk ibunya. Selamat tidur. Kata Hiso. Ji Young memberitahu Hiso sesuatu. Besok rapat darurat penggantian pimpinan akan digelar. Aku akan lakukan sesuai kemauanmu. Aku akan terima posisi itu. Dengan begitu, aku bisa mewariskan ini kepada Hajun. Aku jadi sadar setelah kau memberitahuku. Apa itu bisa sesuai kemauanmu? 

##

Hiso hanya tersenyum dan meminum airnya. Aku dengar Suhyuk akan bertunangan dengan Ahrim. Kata Hiso. Benar juga. Untuk apa kita peduli dengan anak itu. Omong-omong, guru les Hajun dulu… . Maksudku bukan Kang Jakyung. Guru les sebelum dia yang kamu pecat. Ji Young mengiyakan. Aku ingat. Hiso memberitahu kalo ia menelponnya tadi. Karena kita sedang mencari guru les baru, kurasa dia yang paling tepat. Ji Young keberatan. Coba cari lagi yang lain dan carilah dengan berhati-hati. Hiso lanjut bicara. Tapi…aku masih tak habis pikir. Mengapa kamu memecatnya secepat itu? Kang Ja-kyeong…Bukan. Kamu memecat guru les itu karena ingin memasukkan dia, bukan? 

##

Ji Young langsung menatapnya. Hiso meletakkan sumpitnya. Aku hanya bertanya. Itu semua sudah berlalu. Aku akan melupakan semuanya dan memulai yang baru. Demi aku, Hajun, juga kamu. Aku akan memikirkan kita saja. Ji Young merasa lega. Baguslah kalo gitu. Mari kita lupakan semua. Hiso mengiyakan. Tentu. Kita harus lupakan itu semua. Ji Young mengambil sumpitnya lagi. Ngomong-ngomong. Bagaimana bisa kamu membuat Hyejin mundur dengan mudah? Padahal dia orang yang pantang menyerah. Hiso juga kembali makan. Dia wanita yang melahirkan Hajun. Demi Hajun. Dia memutuskan itu karenanya. Dia tetaplah seorang ibu. 

##

Suhyuk jalan ke ruang makan. Di sana sudah ada ibu, Seohyun sama Jinho. Kapan Hiso akan melahirkan? Tanya ibu ke Seohyun. Seohyun sempat terdiam sesaat. Aku akan memberitahumu setelah memastikan. Aku belum bertanya. Perhatikan dia dengan baik. Rawat dia dari awal hingga dia melahirkan. Pinta ibu. Seohyun mengiyakan. Tentu saja, Bu. Suhyuk datang. Ia memberi hormat pada nenek lalu duduk di sebelah Seohyun. Nggak lama kemudian Kepala Joo datang dan memberitahu kalo para tamu sudah tiba. Keluarga Ahrim masuk. Ayahnya menyapa nenek. Sudah lama nggak jumpa. Kami kaget karena kalian ingin melakukan pertemuan secepat ini. 

##

Mereka pun makan bersama. Makanannya sangat enak. Puji ibu Ahrim. Mungkin kita bisa saling bertukar koki suatu saat nanti. Semua koki di dalam rumah inibtelah mendapat pengakuan dari Hotel Hyowon. Balas nenek. Tentu saja semua makanannya terasa enak. Ahrim mengaku menikmatinya. Sungguh. Ibu lega dengarnya. 


Suhyuk mendadak ikut bicara. Kalo sudah selesai, aku akan katakan alasan kita di sini. Aku dengar pernikahan bukanlah urusan dua orang saja, tapi dua keluarga. Aku tahu bahwa semua bisa diselesaikan kalo semua keluarga berkumpul. Berpura-pura suka walau enggak. Pura-pura benci walau enggak. Aku nggak akan melakukannya. Aku nggak mau melakukan ini. Ahrim, maafkan aku. Ia lalu bangkit setelah mengatakannya. Nenek marah ke Suhyuk. Kamu…kalo kamu pergi, nggak akan ada maaf bagimu. Suhyuk berbalik. Terserah Nenek saja. Aku akan melakukan yang kumau. Nenek nggak bisa bicara dan membiarkan Suhyuk. Rasanya malu banget. 

##

Keluarga Ahrim sudah pergi. Yang tersisa hanya Seohyun dan ibu. Ibu sampai minum air dingin untuk meredakan amarahnya. Bagaimanapun caranya, kita harus membuat keluarga Ahrim memaafkan kita. Seohyun berpikiran lain. Masalahnya bukan pada keluarga itu, melainkan Suhyuk. Coba kamu lakukan sesuatu padanya. Dia harus menikah agar Jinho bisa menjadi direktur. Pinta ibu. Bagaimana? Seohyun. Kita harus membuat Jin-ho menjadi direktur. Aku… . Aku nggak bisa melihat anak dari Mija naik ke posisi itu. Sebelum aku mati, aku nggak ingin melihat itu terjadi. 

##

Ji Young nggak akan bisa naik ke posisi tersebut. Kata Seohyun. Ibu menjadi penasaran. Mengapa? Apa kamu tahu sesuatu? Apa Jinho bisa terus berada di posisinya sekarang? Jin… . Ke mana Jinho pergi? Tanya ibu ke kepala Joo. Dia harusnya ikut membahas masalah ini bersama kita. Ke mana dia pergi? Kepala Joo, di mana Jinho sekarang? Apa dia mulai bermain lotre lagi? Kepala Joo membantah. Atau mungkin dia bersembunyi di ruangan bawah tanah? Tanya ibu lagi. 


Kepala Joo merasa takut dan membantahnya. Maksudku, Pak Jinho sekarang sering pergi ke ruang mandi para pembantu. Lah ibu makin heran. Mengapa dia pergi dan menggunakan ruang mandi para pembantu? Dia punya kamar mandinya sendiri. Ini masalah yang sangat penting. Bagaimana dia bisa melakukan hal sepele begitu? Seohyun menanggapinya dengan santai. Itu lebih baik bagiku. Seenggaaknya dia membuat masalah di dalam rumah. 

##

Jinho berendam bersama pak Kim sambil mengeluhkan tentang Suhyuk. Soluhyuk berengsek itu. Aku tahu dia akan menusuk kita dari belakang. Pak Kim meralat. Dia menusuk dari depan. Jinho memakinya lagi. Dasar b#reng$ek. Aku bahkan ngak bisa membunuhnya dengan tanganku. Kamu berhasil menahan dirimu. Puji pak Kim. Yang berhasil menahan dirinya adalah pemenang sebenarnya. Apa yang kau pikirkan tentang diriku? Tanya Jinho. Pak Kim nggak ngeh. Dia memutup tubuhnya pakai tangan. Apa maksudmu? 


Hhh Jinho pingin numpuk jadinya. Apa kamu sudah gila? Apa kamu pikir aku pantas menjadi direktur perusahaan? Jawaban Pak Kim nggak seperti yang Jinho harapkan. Sepertinya enggak, Pak. Direktur yang sebenarnya nggak akan membenamkan diri di sini bersama denganku. Apa maksudmu? Tanya Jinho. Pak Kim menjelaskan. Maksudku, kamu menyuruh orang yang mencuri di dalam rumahmu menjadi mata-mata. Kamu ingin manusia berubah, tapi nggak bisa. Keduanya lalu sama-sama membenamkan diri di air. 

##

Ji Young turun dari tangga dan menghampiri Hiso yang sedang duduk di sofa sambil makan apel. Bagaimana jika besok kita belanja baju bayi? Tanya Ji Young sambil merangkul Hiso. Kita bisa sekalian memilih ranjang juga. Aku sudah beli ranjang. Kata Hiso. Aku sudah menghias kamar bayi kita. Untuk membuat kejutan, aku menghias kamar bayi kita secara diam-diam. Hiso bahkan menunjukkan sebuah kunci ruangan ke Ji Young. Kamu sudah memilih semuanya sendiri? Tanya Ji Young kecewa. Ajak aku juga saat memilih. Aku akan membesarkannya dengan baik. Aku ingin anak kita perempuan. Ayah yang peduli pada anak perempuannya. Aku ingin sekali menjadi seperti itu. Hiso tersenyum. Percayakan saja padaku. Ji Young mencium pipi Hiso lalu pamit. Dan setelah Ji Young pergi, Hiso berhenti makan. Tatapan matanya seketika berubah penuh benci. 

##

Siangnya Hiso dapat bunga dan sekeranjang apel merah dari Ji Young. Dalam bunga itu ada kartunya. Aku mencintaimu lebih dari kemarin. Hiso merobek kartu itu. Yuyeon yang mau mengantar sesuatu nggak jadi dan pergi. 

##

Kepala Joo melihat Hiso lompat tali. Ia lalu manggil Pak Kim. Lah, pak Kim padahal lagi mau mencoba masuk ke ruangan Ji Young. Keduanya bicara di dapur. Kamu nggak ingin memberitahuku? Tanya Kepala Joo. Enggak. Jawab pak Kim. Kepala Joo mengiyakan tapi tetap nanya. Ke mana kamu pergi malam itu hingga membawa mobil Bu Seo? Ke mana kau pergi? Apa yang kamu lakukan dengan Pak Jinho belakangan ini di ruang mandi? 


Pak Kim menggeleng. Apa aku harus beri tahu Bu Yang soal kalung itu? Kepala Joo mendekat. Ruang mandi, atau Bu Seo. Pilih salah satu dan tukarkan itu denganku. Yang mana? Pak Kim bingung. Ruang mandi… . Maksudku Bu Seo. Kepala Joo memuji pilihannya. Bagus sekali. Ia pun memberikan telinganya. Pak Kim yang nggak bisa menghindar lagi terpaksa mengatakannya. Bu Seo…telah kehilangan bayinya. Kepala Joo seketika terdiam. Tampaknya ia sudah menduganya. 

##

Seohyun bersama dengan ibu dan anak yang membuat karya gajah kejepit pintu. Ada dua gajah di sana yang mengalami hal yang sama. Anak itu mengambil salah satunya dan menariknya dari pintu lalu mendorongnya. Seohyun nampak takjub melihatnya. Hanya ada…pintu sempit itu? Tanyanya. Ternyata dia nggak terkunci di sana. Anak itu menjelaskan. Tembok nggak ada di sekitar gajah itu. Gajah itu sendiri yang berpikir bahwa ada tembok di sekelilingnya. Seohyun tersenyum membenarkan. Benar. Aku… . Aku… Seohyun menjenguk ayah di rumah sakit. Ia tersenyum menatap ayah yang masih belum sadar. 

##

Di kantor diadakan rapat direksi. Jinho, Jinhee, Ji Young dan Suhyuk hadir bersama para direksi lainnya. Seseorang maju dan berbicara. Sebelum rapat direksi dimulai, Kepala tim legal Grup Hyowon serta pengacara khusus Direktur Han, Pengacara Choi Jinyeong, akan membacakan surat wasiat Direktur Han kepada kalian semua. Semua orang kaget karena itu di luar rencana. Pria itu kembali ke tempatnya digantikan oleh pengacara Choi. 


Direktur Han sudah cukup lama divonis pendarahan otak.kalo dia nggak sadar di rumah sakit selama lebih dari satu bulan, beliau telah meminta tim kami untuk membacakan surat wasiatnya di depan keluarga, juga para direksi. Kami juga akan memberikan rekaman suara saat permintaan tersebut dibuat. Pengacara itu membuka surat wasiat yang disiapkan oleh ayah. Aneh, di rumah sakit nampak ayah sedang tersenyum. Ih, ayah beneran sakit nggak sih? 

##

Ji Young menyetir mobilnya menuju tepi sungai. Ia nampak sangat marah. Ia mencoba untuk mengatur nafasnya dan tenang. Lah habis itu dia malah nangis. Seohyun berdiam di ruangannya. Ia lalu nelpon Ji Young. Ji Young menghapus air matanya lalu menjawabnya. Kamu sepertinya harus datang kemari. Pinta Seohyun. Ada masalah apa? Tanya Ji Young. Nanti kalo nggak penting. Kang Jakyung di sini. Kata Seohyun yang seketika mengubah pikiran Ji Young. Kamu harus menyelesaikan masalah ini sendiri. Ji Young mengiyakan. Aku akan segera ke sana. 

##

Hiso duduk di rumah. Hyejin datang. Ia masuk dan melihat Seohyun berdiri di atas. Keduanya lalu bicara di ruang makan. Ji Young datang dan langsung menghampiri Hyejin. Beraninya kamu datang kemari. Bangun. Ia berusaha menarik Hyejin tapi Hyejin nggak mau. Kembalikan anakku. Tuntut Hyejin. Apa? Tanya Ji Young. Cepat kembalikan anakku. Ulang Hyejin. Ji Young kembali menariknya. Ayo. Kita bicara di luar saja. 


Hyejin menarik kembali tangannya. Lepaskan aku! Hiso datang. Sepertinya Hiso juga harus tahu. Ji Young menghampiri Hiso. Maafkan aku, Hiso. Kamu nggak usah ada di sini. Kamu nggak boleh stres. Akan kuurus. Nggak papa. Aku juga harus tahu apa yang terjadi. Kata Hiso. Ia lalu menatap Hyejin. Mengapa kamu kemari? Tanya Hiso. Aku datang mencari Hajun. Dia adalah anakku. 

##

Ji Young marah. Apa kamu sudah gila? Bagaimana bisa dia anakmu? Tanya Ji Young. Dia anakku! Ayah sepertimu dan ibu palsu. Enyahlah kalian semua. Ji Young kembali mendatangi Hyejin dan menariknya. Hyejin sendiri mencoba untuk melawan. Jangan menyentuhku! Hiso berteriak marah dan menghentikan mereka. Ia menghampiri keduanya lalu menarik Ji Young. Ia mendekat ke Hyejin geram. Jangan macam-macam denganku. Siapa pun yang mencoba merebut milikku akan kubunuh!!! 

##

Keluarga Han mengadakan pemakaman. Nampak Hajun nangis. Ada kalung tapal kuda di lehernya. Suster Emma ada di sana dan merasa iba melihatnya. Kematian nggak dapat dihindari oleh mereka yang hidup. Namun, banyak kematian yang nggak adil terjadi di dunia ini. Apa itu kematian yang nggak adil? Ketika kematian orang itu nggak diketahui atau malah menjadi suatu kesalahpahaman. 

##

Kita lalu dibawa masuk ke dalam mata Suster Emma. Wanita yang jatuh itu adalah Hiso. Ia tersadar dan melihat ada banyak darah di depannya. Ada tabung juga. Dan lebih syok lagi melihat orang itu. Nafasnya seketika sesak. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊