Sinopsis Mine Episode 7 Part 3

Sinopsis Mine Episode 7 Part 3

All content from tvN/ Netflix




Ringkas drama sebelumnya


Hiso sedang memeriksakan kandungannya ditemani Hajun. Ia menggenggam tangan Hajun. Hajun, itu adikmu. Adikku itu perempuan atau laki-laki? Tanyanya pada dokter yang memeriksa. Entahlah. Kira-kira apa jenis kelaminnya? Tanya dokter pada Hajun. “Aku berharap dia perempuan.” Dokter tersenyum. Dia pasti sangat cantik kalo mirip dengan ibumu. 

##

Hyejin merasa gelisah di kamarnya. Ia lalu mengirim pesan pada Hajun. Hajun, ibu sedang… nggak jadi. Hajun, ibu guru sedang di Cadenza. Ibu guru merindukanmu. Mendadak Ji Young nelpon. Kenapa kamu masih bertahan di sana? Tanya Ji Young sinis. Kita harus berbicara empat mata. Aku akan ke kantormu. Kata Hyejin lalu menutup telponnya. 

##

Ji Young terdiam setelahnya. Ingat pembicaraannya dengan ibu sebelum Hyejin datang. Wanita yang melahirkan Hajun akan tinggal di rumah ini. Siapa yang akan kemari? Tanya ibu nggak ngerti. Ji Young melanjutkan. Aku akan menuruti keinginan Ibu, jadi, tolong bantu aku. Hiso nggak boleh tahu soal ini. Apa maksudmu sebenarnya? Tanya ibu lagi masih nggaj paham. Apa kamu sudah gila? 


Ji Young menatap ibu. Aku yakin dia akan tumbuh dengan baik kalo dibesarkan oleh ibu kandungnya. Dia juga merindukan Hajun. Bila Ibu tutup mulut, nggak akan terjadi masalah. Ji Young berbalik dan berjalan beberapa langkah. Ibu memanggil. Apa kamu akan meminta hal serupa kepada ibu kandungmu? Ji Young berbalik dan kembali menatap ibu. Kalo kamu adalah ibu kandungku, aku nggak akan menjadi seperti ini. 

##

Hyejin sampai di perusahaan dan ketemu dengan Ji Young. Kamu meremehkanku? Tanya Ji Young. Hyejin membantah. Kamu membuatku merinding. Sangat menakutkan. Bukankah aku sudah mengusirmu dari rumahku? Ungkit Ji Young. Kalo kamu butuh uang, aku akan memberikan sebanyak apa pun. Berapa banyak kali ini? Tantang Hyejin. Aku bukan Lee Hyejin dari enam tahun lalu. Kamu pikir bisa mengusirku dengan uang? 


Ji Young membenarkan. Ya, aku yakin bisa. Kamu menukar anakmu demi uang. Teganya kamu berkata begitu. Kamu nggak ingat bagaimana aku diperlakukan? Ungkit Hyejin. Berhenti membahas yang nggak kuingat. Bentak Ji Young. Hyejin juga jadi membentaknya. Di sanalah semua berawal! 

##

Ji Young bangkit. Lakukanlah sesukamu. Kebaikanku padamu sebagai wanita yang melahirkan anakku akan menghilang seperti asap. Kamu sendiri yang mendatangiku karena merindukan Hajun. Kamu memintaku memecat guru lesnya dan bilang akan terus mengasuhnya saja. Aku sudah salah karena nggak bisa menolak permintaanmu saat itu. 


Hyejin mendekat. Jadi, di sini hanya aku yang bersalah? Kamu bebas begitu saja? Kamu sendiri yang ingin memecat guru les itu. Hentikan sekarang juga. Pinta Ji Young. Hyejin menolak. Nggak. Aku nggak bisa. Nggak akan pernah. Ji Young mendekat dan memberinya peringatan. Kamu bisa mati. Kamu bisa…benar-benar mati kali ini. Hyejin ikut mendekat seakan nggak takut. Aku nggak akan mati sendirian. Ji Young kembali memperingatkan. Ini peringatan terakhirku. Jangan membuatku marah lagi. 

##

Hiso makan bersama Hajun di luar. Ada pelanggan Hiso di dekat mejanya dan memuji kecantikannya. Ayamnya sudah datang. Hiso nyuruh Hajun untuk menikmatinya. Keluarga kita terlalu disiplin, ya? Tanya Hiso. Kenapa? Tanya Hajun sambil makan. Nggak boleh pesan jajangmyeon dan ayam. Hajun membenarkan. Padahal jajangmyeon dan ayam goreng adalah makanan kesukaanku. Katamu suka galbi-jjim? Goda Hiso. Itu salah satu masakan Ibu yang kusukai. Jajangmyeon dan ayam goreng terasa enak karena nggak mudah kudapatkan. Makanya terasa lebih enak. Hiso mencubit pipi Hajun gemas. Bagaimana bisa selera makananmu sama dengan ibu? Hajun nyuruh Ibunya untuk makan juga. Jangan biarkan adikku mencium bau ayam saja. Hiso mengiyakan. 

##

Habis makan keduanya pulang sambil gandengan tangan. Sesaat Hiso berhenti dan menatap Hajun. Hajun. Ibu memang…nggak mengandungmu dalam perut ibu seperti adikmu saat ini. Namun, sejak ibu di perut nenekmu, ibu sudah ditakdirkan untuk bertemu denganmu. Itu yang ibu rasakan saat pertama melihatmu. Nado. Aku merasakan yang sama saat pertama melihat Ibu. Aku sangat senang. Kata Hajun. Apa kamu ingat saat kali pertama bertemu ibu? Tanya Hiso nggak nyangka. Kamu baru berumur tiga tahun saat itu. Hajun membenarkan kalo dia ingat. 

##

Kalo gitu…apakah kamu juga mengingat wajah ibu…yang melahirkanmu? Tanya Hiso ragu. Hajun juga ragu mau jawabnya Aku ingat aromanya saja. Awalnya aku nggak mengenalinya. Namun… saat aku terjatuh dari kuda, dia memelukku untuk beberapa saat. Aku menjadi teringat…dengan aromanya. Hajun nangis. Maafkan aku, Ibu. Bisakah kamu nggak membenci Nona Kang Jakyung? Kumohon…jangan mengusirnya, Ibu. Hiso langsung meluk anaknya. Kamu pasti merasa sangat sedih selama ini. Kamu nggak bisa cerita kepada siapa pun. Kamu nggak boleh begitu. Bukankah kamu berjanji nggak akan merahasiakan apa pun dari ibu? 

##

Sama penjaga Hyejin nggak diijinkan untuk masuk. Dia protes sambil nangis-nangis di luar. Kenapa aku nggak boleh masuk? Kenapa? Kenapa aku nggak boleh masuk? Aku…Hajun… Pak Kim dan Kyunghyee datang membawakan barangnya. Saat itu juga Hyejin menjadi lemas. 

##

Penjaga tadi menghadap Seohyun bersama kepala Joo. Pak Ji Young tetap teguh tentang ini, jadi, aku nggak punya pilihan, Bu. Walau aku sudah berkata bahwa kamu telah memindahkannya, katanya, sebagai ayah Hajun, dia nggak akan pernah mengizinkannya masuk. Dia sangat emosi tadi. Seohyun nggak habis pikir. Kamu nggak punya pilihan. Penjaga pintu membenarkan dan meminta maaf. Seohyun menghela nafas. Terima kasih atas pelayananmu. Tim SDM akan segera menghubungimu. Mulai hari ini, kamu dipecat. Ia lalu pergi setelahnya. Kepala Joo bingung. 

##

Hyejin masih menunggu di luar. Hiso datang bersama Hajun. Ia turun dari mobil dan menghampiri penjaga. Kenapa dia di luar sini? Tanya Hiso. Pak Ji Young melarangnya masuk. Jawab Penjaga. Hiso memerintahkannya untuk mengantar dia masuk dengan terhormat. Awalnya penjaga mau menolak. Hiso membentaknya. Kamu nggak dengar? Aku yang akan bertanggung jawab. Cepat lakukan perintahku. 

##

Hiso duduk di sofa di rumahnya. Hyejin menghampirinya. Han Ji Young. Pria itu. Dia yang membiarkanku masuk. Hiso masih nggak percaya. Jangan berbohong. Dia berkata kamu sudah menipunya. Dia nggak mungkin membiarkanmu masuk begitu saja. Hyejin merasa nggak habis pikir pada Hiso. Apa kamu terlalu polos? Atau terlalu banyak membaca skrip drama? Apa dia berkata aku mengoperasi wajahku seperti dalam drama? Atau aku hanya cinta semalam yang bahkan dia nggak ingat wajahnya? Samonim. Seo Hiso-ssi. Kamu sudah…benar-benar tertipu olehnya. 


Hiso masih nggak bisa mempercayainya. Kamu hanya ingin membuatku kacau, kan? Kamu yang membiarkanku masuk hari ini. Ungkit Hyejin. Pria itu telah menghalangiku untuk masuk ke rumah ini. Han Ji Young pasti takut aku akan mengatakannya kepadamu. 

##

Hiso bangkit dan tetap dengan pendiriannya. Tutup mulutmu! Aku nggak percaya semua yang kamu katakan. Hyejin memberitahukan yang sebenarnya. Nenek Hajun tahu semua. Dia mengetahui identitasku, dan semua yang terjadi. Aku dan Ji Young sudah saling bertemu selama dua tahun sejak tahun 2019. Kamu tahu bagaimana hangatnya cinta lama yang bersemi kembali? Awalnya aku ingin merebut dia juga. Aku pikir dia mencintaiku. Aku seharusnya takut dengan api yang kumainkan, tetapi aku terlalu bodoh. Ketika dia tahu kau mengandung, dia membuangku. Bukankah itu lucu? Hiso berteriak, nggak sanggup mendengarnya sampai terduduk. Hentikan! Hyejin mendekat dan tetap melanjutkannya. Pria itu…lebih menakutkan dari dugaanmu selama ini. Jangan pernah memercayainya. 

##

Nggak tahu apa lagi yang terjadi, Hyejin keluar dengan tampak sangat panik. Ia pergi dan berpapasan dengan Yuyeon. Merasa curiga, Yuyeon lalu menemui Hiso. Hiso sesak nafas sambil megangin perutnya. Bu Seo, kamu baik-baik saja? Perlukah kupanggilkan dokter? Hiso menggeleng. Aku akan membawakanmu air hangat. Tenanglah, Bu. Yuyeon lalu meninggalkannya. 

##

Jinhee datang ke Cadenza. Kepala Joo menyambutnya. Kamu mau makan malam, Agassi? Jinhee menolak. Nggak, aku nggak berselera. Jinho! Suruh Jinho ke kamar Ibu. Kepala Joo mengiyakan. Jinho dan ibu duduk sedang Jinhee berdiri mondar-mandir. Aku mendengarnya dari Jung Hyeontaek. Mereka mengadakan rapat darurat. 


Jinho merasa heran. Rapat diadakan tanggal tiga. Kenapa ada rapat darurat? Jinhee melanjutkan. Ada rumor bahwa para petinggi direksi akan mendukung Ji Young menjadi direktur. Mereka berbalik mengkhianati Ayah. Rapat pemegang saham juga. Saham kita turun. Jinho menunjukkan hal lain. Penjualan toko roti naik pesat setelah dipegang oleh Ji Young. Begitu juga saham semikonduktor. Jinhee membenarkan. Itu dia! Ji Young juga memegang sektor semikonduktor, bukan? Para direksi jelas melihat kemampuan manajemen Ji yong yang hebat. Ditambah skandal kotormu yang bertebaran di majalah. 

##

Jinho nggak terima. Apa maksudmu? Ji Young lebih kotor dariku. Dia hidup dengan dua wanita. Ibu angkat bicara. Kalian nggak perlu khawatir. Ji Young akan mengumumkan nggak bersedia untuk menjadi direktur. Dia sudah berjanji akan mendukung Jinho. Jinhee nggak paham. Apa maksudnya, Ibu? Inilah gambar besar buatan Ji Young. Dia mendukungmu sebagai direktur hanya untuk sementara saja. Dia ingin semua orang tahu kalo kamu nggak berbakat memimpin dan membuatmu nggak bisa menjabat lagi.bApa kalian tak tahu betapa kejamnya dia? Ibu nggak ngeh. Sementara? Apa maksudmu? 


Jinhee malah jadi pingin ketawa. Yang benar saja. Dia memberi tahu para petinggi direksi kalo dia ingin menjabat dan akan mengikuti keputusan mereka. Kata-katanya pun seperti nggak berambisi. Dia akan mengikuti keputusan? Astaga, dasar munafik! Ibu jadi kesal. Nggak bisa begitu. Ji Young nggak boleh setega itu. Dia nggak bisa begitu. Dia harus menepati janji! Jinhee sama Jinho bingung sama maksudnya ibu. Setelahnya Jinho nelpon Ji Young dan mengajaknya ketemu. Aku ingin bicara. Mari bertemu di bar anggur hotel. Kutunggu di sana. Ajak Ji Young. 

##

Setelah menutup telpon, Jinho melihat berlian biru ayah di meja, di depannya. Ji Young lagi di mobil. Nggak tahu kenapa dia senyum. Ih sumpah senyumnya jahat banget. Han Jinho. Hhh Hiso masih di tempatnya tadi. Ia mencoba tegar dan menghapus air matanya. 

##

Ibu juga nggak tenang gegara Ji Young. Hiso datang. Mereka pun duduk berdua. Aku baru bisa mampir sekarang. Aku harus melindungi bayiku, tetapi aku nggak punya pilihan lain. Karena itulah…tolong katakan sejujurnya. Kenapa kamu tega menipuku…walau sudah tahu semuanya? Katakan semua yang kamu tahu. Tuntut Hiso. 


Ibu mencoba untuk tenang. Memalsukan kematiannya…bukanlah ideku. Ji Young sendiri…yang mengusulkan itu. Dia nggak ingin membuat anaknya hidup dalam kebingungan seperti dirinya. Karena itulah dia memalsukan kematian ibu kandung anak itu. Dia sudah bertemu denganmu saat itu. Dia ingin kamu berpikir kalo dia sudah mati. Dia sendiri yang memalsukan kematiannya, bukan aku. Dia memintaku merahasiakannya darimu. Dia memberiku sebuah syarat. Dia berjanji akan membuat Jinho menjadi pimpinan, jadi, aku harus menutup mulutku tentang identitas wanita itu. 

##

Hiso syok banget. Hyejin juga merasa nggak tenang di kamarnya. Ia bangkit dan pergi dari sana. Hiso pulang dengan langkah gontai. Ingat perdebatannya dengan Ji Young. Dia yang melahirkan Hajun! Mustahil kamu tak tahu wajahnya! Ji Young masih berkelit. Dia hanya wanita yang kupacari sebentar saat berkuda. Aku masih muda dan bodoh. Saat kali pertama dia kemari, aku nggak mengenalinya. Sungguh. Juga apa yang Hyejin katakan. Samonim. Kamu sudah benar-benar tertipu olehnya. Apa kamu tetap gelisah denganku di sini? Hiso, ibunya Hajun adalah kamu. Dia hanya ingin balas dendam. Bukan aku pelakunya. Aku tahu semua dari Ibu. Tapi ibu bilangnya nggak gitu. Dia memintaku… merahasiakannya darimu. 

##

Hyejin berjalan di belakang Hiso dan mengikutinya sampai rumah. Yuyeon turun dan mendapati keanehan pada Hiso. Mendadak Hiso mengalami pendarahan. Ia yang sangat syok terduduk lemas. Dia nangis. Yuyeon panik dan nelpon Seohyun. Hiso terisak menarik semua darah itu berharap dia kembali. Akhirnya Seohyun tiba. Ia menggenggam tangan Hiso dan memeluknya. Hyejin yang juga menyaksikannya. Syok. Menyesal. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊