All content from tvN/ Netflix
Ringkas drama sebelumnya
Kepala Joo menaikkan kadar oksigen. Mereka menghirup oksigen dan minum air yang berbeda dengan kita. Oksigen yang mereka hirup berkadar 15 kali lebih tinggi dan minum air dari lelehan es Antarktika. Karena kadar oksigen yang tinggi, tingkat stres yang harus mereka hadapi juga makin tinggi. Tentu stres yang mereka miliki berbeda satu sama lain.
Seo Hyun melakukan kelas yoga. Hiso melakukan lompat tali. Jinho menggosok lotre 500 juta won. Seo Hyun melihatnya. Jinho menghela nafas. Adakah orang yang menang lotre? Ji Young sedang di ruang kerjanya. Jakyung berenang. Sebagian dari mereka membawa rahasia besar sebanyak udara yang dihirup. Ibu berusaha untuk membuka kunci berlian biru tapi nggak bisa. Walau tingkat oksigen yang mereka hirup sudah tinggi, ada saja orang yang masih bertingkah menyesakkan. Seo Hyun sedang berkendara.
##
Jakyung menghampiri Hiso. Ia merasa kalo sepertinya ia sedang stres. Hiso heran. Bagaimana ia bisa tahu? Jakyung memberitahu kalo ia membacanya di artikelnya. Hiso lompat tali saat sedang stres. Hiso tertawa dan membenarkan. Jakyung mengungkit kalo Hiso sudah menjadi istri konglomerat, bukankah lebih baik berolahraga yang lebih sesuai kelasnya? Hiso malah heran. Kenapa istri konglomerat? Ia akan melindungi apa yang jadi miliknya. Itu sangat sulit di sini. Ini salah satunya. Ia memuji baju renang Jakyung lalu pergi meninggalkannya.
##
Seo Hyun pergi ke gedung seninya. Teringat pembicaraannya dengan ayah. Ia mau menjual saham perusahaan yang telah diwariskan ayahnya untuk membuat bisnis seni sendiri. Seo Hyun mengaku nggak ingin berurusan dengan budaya dan seni hanya karena posisinya yang terlihat spesial. Ia nggak ingin berbisnis dengan itu, tetapi ingin membuat nilai baru. Itu akan menjadi fokus dari kepemimpinannya nanti.
Seo Hyun melihat seakan ada sepasang penari balet di panggung. Ada penyanyi seriosa juga. Ia tersenyum. Sedetik kemudian dia nangis. Ingat kejadian itu. Ia minta seseorang agar mereka nggak usah ketemu lagi. Orang itu mengulurkan tangannya membelai rambutnya. Ia bertanya-tanya. Kamu juga baik-baik saja?
##
Hiso minum sama Jakyung. Sambil makan ia mengaku penasaran padanya. Siapa Jakyung sebenarnya. Ia menanyakan apa ia boleh menanyakan hal pribadi? Jakyung mengiyakan. Hiso menanyakan apa Jakyung sudah menikah? Jakyung menjawab belum. Hiso merasa kalo ia pasti pernah mencintai. Jakyung membenarkan. Ia pernah mencintai seseorang setengah mati. Hiso lalu menanyakan apa ia sudah melupakan orang itu? Jakyung menjawab belum. Walau waktu telah berjalan lama, ia nggak bisa melupakannya. Hiso lanjut menanyakan kenapa Jakyung memutuskan hubungan dengannya?
Jakyung mengaku pernah mencintai matahari dengan sayapnya yang mudah meleleh. Hiso mengaku tahu cerita itu. Itu kisah Ikaros. Ia pikir cerita itu sangat romantis. Ia merasa kalo Jakyung keren dan mengajaknya bersulang. Habis itu Hiso bertanya lagi, apa orang yang menyakitinya itu juga mengingatnya seperti ini? Jakyung mengaku nggak tahu.
Hiso kembali bertanya, apa Jakyung nggak pernah menyesali cintanya? Jakyung mengaku nggak pernah menyesal mencintainya tapi kalo kembali ke masa itu, ia akan mengambil keputusan yang lain. Nggak tahu kenapa Jakyung melihat cincin kawin Hiso. Hiso menyudahi dan nggak akan bertanya lagi. Itu sudah sangat dan meninggalkannya.
##
Ji Young di ruangannya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Hiso menghampirinya sambil senyum lalu memeluknya. Ji Young mau menciumnya dan malah mencium kalo Hiso bau minuman. Habis minum. Hiso memberitahu kalo tadi sia habis minum sama guru les yang baru. Ia nyuruh Ji Young untuk tidur di kamar lain malam ini. Ji Young menolak. Ia mau menemani Hiso baru bekerja. Ia lalu menggendong Hiso dan membawanya ke kamar. Jakyung mengawasi. Ia seperti menunggu sambil mengetuk jarinya.
##
Hiso sedang bersiap dengan So Young di sebelahnya. Soyoung menanyakan apa Hiso sudah metjkda latar belakang guru les baru? Hiso menanggapinya santai. Seo Hyun sudah mengecek sampai memilihnya. Soyoung merasa kalo Jakyung seperti menyembunyikan sesuatu. Hiso pikir rahasia adalah rahasia.
Soyoung memberi tahu kalo Jakyung mendatangi Cadenza saat para pembantu berkumpul kemarin. Dia mengamuk kepada Bu Kepala dan bilang jangan memerintahnya. Soyoung sampai ngeri melihatnya. Dia agak aneh. Hiso juga merasa kalo Jakyung sangat bebas. Ia menasehati agar Soyoung jangan suka mengadu. Nanti kebiasaan. Ia nggak biasa seperti ini. Soyoung nggak ngeh. Maksudnya kebiasaannya?
Hiso memperjelas kalo karena cerita yang Soyoung berikan, ia jadi ingin memintanya untuk menceritakan hal lainnya. Soyoung menanyakan contohnya. Hiso memintanya untuk mengecek guru les baru itu dengan baik dan lapor kepadanya kalo ada yang aneh. Ia menjadi ingin memintamu melakukan itu.
Soyoung juga jadi ingin membantunya. Hiso menepuk kakinya dan merasa kalo Soyoung beneran ngerti apa yang ia katakan. Soyoung menilai kalo Hiso sama sekali nggak waspada. Ia terlalu percaya orang lain. Tapi memurut Hiso, itulah caranya menjalani hidup. Ia nggak pernah benar-benar dikhianati orang. Begitu ia percaya seseorang, mereka berubah demi menjaga kepercayaanku. Hiso memakai parfum dan tersenyum melihat bayangannya di cermin.
##
Hiso yang mau pergi ketemu sama Jakyung dan menawarinya untuk ikut juga. Keponakannya, cucu tertua, tunangannya datang hari ini. Ia menawarinya untuk melihatnya dengan mata seorang wanita. Mereka perlu mengumpulkan banyak pendapat. Jakyung mau mengikuti Hiso yang jalan duluan. Soyoung memperingatkan kalo Hiso memintanya untuk memperhatikan dari jauh. Bukan ikut makan malam di meja yang sama. Hiso kembali lagi dan mengajak mereka untuk pergi. Jakyung menikah. Ia akan bekerja di sana saja.
##
Ah Rim, gadis yang mau dijodohkan dengan Suhyuk datang ke Hyowon. Dan pelayan yang dapat tugas menyambutnya adalah Yuyeon. Kepala Joo mengajari Yuyeon agar menundukkan kepalanya 30° saat ketemu dengan tamu dan pembimbingnya menuju rumah lalu buka kan pintu untuknya. Yuyeon pun melakukannya seperti yang di ajarkan. Saat memasuki rumah, kebetulan Suhyuk baru turun dari kamarnya. Ah Rim menyapanya tapi Suhyuknya malah fokus sama Yuyeon.
##
Akhirnya Ah Rim ketemu dengan anggota keluarga yang lain. Buat nenek ia ngasih hadiah berupa tas. Ia meminta perancang Jepang, Eriko Matai, untuk membuatnya langsung. Nenek mengambilnya dan merasa kalo itu sangat cantik. Ah Rim juga ngasih hadiah ke Seo Hyun dan memanggilnya ibu. Seo Hyun melihat kalo anggur kuno itu harus didapat dari lelang.
Ah Rim membenarkan. Ia mendengar kalo Seo Hyun sangat menyukai anggur sehingga mengira ia sudah punya semua. Seo Hyun memuji Ah Rim dan berterima kasih. Ia akan meletakkannya di tengah kilang anggurnya. Setelah itu Ah Rim ngasih hadiah ke Hiso. Ia dan ibunya adalah penggemarnya.
Pena itu ditandatangani Julianne Moore. Ia tahu Hiso penggemarnya. Hiso merasa nggak enak. Ah Rim nggak perlu menyiapkan hadiah untuknya juga. Membuatnya tersanjung. Dan untuk Jinhee Ah Rim memberinya satu set perhiasan edisi terbatas dari koleksi Gino musim ini. Jinhee senang sekali menerimanya. Secara itu sangat langka.
Ah Rim lalu menatap Su Hyuk. Seo Hyun merasa nggak tahu apakah malam ini bisa membalas hadiahnya tapi ia meminta Ah Rim untuk menikmatinya. Sambil menatap Suhyuk Ah Rim mengaku kalo melihat wajahnya sudah menjadi hadiah untuknya. Jinhee kembali mencari gara-gara sama Hiso. Ia menyindir Hiso yang baru mengalaminya. Secara ia nggak bertunangan. Ia adalah orang pertama dan terakhir yang nggak bertunangan di keluarga mereka. Itu sebuah riwayat buruk.
Hiso membantahnya sambil senyum. Itu bukan riwayat buruk, melainkan sebuah legenda. Untuk apa kita saling mengikat satu sama lain? Apa mereka nggak percaya diri? Yuyeon sama Suhyuk tersenyum dengar nya.
##
Jakyung sedang memanaskan susu. Hajun pulang bersama Soyoung dan langsung masuk kamar. Ju Kyung menyusulnya dan menunjukkan tulisan Hajun yang ia baca sebelumnya. Puisi apa itu? Apa Hajun yang menulisnya?
Hajun merebutnya dan menegur Jakyung. Kata siapa ia boleh baca? Jakyung mengaku nggak sengaja melihatnya karena terbuka di atas mejanya. Ia menanyakan kenapa Hajun menulisnya? Ada yang merundungnya? Apa seseorang dari sekolah atau rumah ini pernah menyakitinya?
Diam-diam Soyoung mengawasi mereka. Hajun memberitahu kalo itu lirik lagu rap. Ia suka penyanyi rap, Tanya. Itu dari lagu barunya. Ia menulis liriknya untuk diingat. Ia mengaku mudah ingat saat menulis. Jakyung tertawa mendengarnya. Ia mengaku salah menduga dan bersyukur.
##
Sementara itu Ah Rim makan dengan para wanita di keluarga Han dan juga Suhyuk. Nggak tahu kenapa Suhyuk terus aja memperhatikan Yuyeon yang sedang menyajikan makanan penutup. Ah Rim memuji Bola gula sampanye yang ia makan. Seo Hyun lega Ah Rim menyukainya. Hiso bertanya apa Ah Rim ketemu Suhyuk di Amerika?
Ah Rim membenarkan dan memberitahu kalo mereka bertemu di klub catur Boston. Ibu membenarkan kalo Suhyuk memang juara lomba catur. Ah Rim memberitahu kalo ia menyukainya bukan karena permainan caturnya. Suhyuk terlihat tidak tertarik padanya, karena itulah ia terpikat. Ia mulai menyimpan rasa kepadanya.
Ibu mengeluhkan kalo semua pria di keluarganya seperti itu. Mereka nggak punya minat pada wanita. Ia menasehati agar Suhyuk nggak boleh seperti itu lain kali. Ibu sudah selesai makan. Ia merasa kenyang. Dokter menyuruhnya untuk berjalan-jalan setelah makan agar hidup panjang. Hiso menawarkan untuk berjalan bersama. Sambil melirik Suhyuk ia melanjutkan kalo cuman buat para wanita. Ah Rim menyetujuinya. Ketika tiba, ia melihat kebun di sana begitu indah.
##
Jakyung menemani Hajun makan. Ia bahkan memberi makanan ke mangkuknya. Soyoung masih mengawasi kerja. Melihat Jakyung menyayangi Hajun membuat nya lega. Ah Rim berjalan-jalan sambil menggandeng tangan ibu. Mereka melewati burung merak juga. Hiso mendadak dapat pesan dari Soyoung yanh memberitahu kalo sepertinya guru les itu menyayangi Hajun sepenuh hati.
##
Pagi-pagi banget ibu nelpon Hiso dan menyuruhnya untuk datang padanya sekarang juga. Hiso mengiyakan tapi ia mau sarapan dulu. Ibu malah membentaknya dan memintanya untuk datang sekarang juga. Ji Young datang dan menebak kalo Ibu nyuruh Hiso datang.
Hiso membenarkan tapi ia mau sarapan dulu. Emosinya masih di angka sepuluh sekarang, tetapi menjadi delapan dalam satu jam. Ji Young menebak kalo 2 jam lagi akan di angka enam. Hiso membantahnya karena dua jam lagi emosinya akan naik ke 15.
Ji Young mengiyakan. Ia mengerti maksudnya. Hiso penasaran. Kenapa Ibu memanggilnya ke sana? Ji Young mendapat telpon. Sepertinya kabar buruk. Papan pengumuman kantor? Nuna Kenapa? Hiso juga meriksa ponselnya. Kejadian saat Jinhee ngamuk-ngamuk di toko roti jadi berita. Ji Young lalu pergi.
##
Hyun juga melihat berita itu. Ia tersenyum. Menurutnya Jinhee sangat menyusahkan. Sekretarisnya menawarkan untuk memanggil tim humas tapi Seo Hyun melarang. Nggak perlu. Biarkan saja. Ia lalu pergi. Jinho lagi minum-minum.
Seo Hyun menemuinya dan memberi tahu kalo sekarang tulisannya sudah nggak ada tapi korban menghubungi wartawan. Jinho mengeluhkan sikap adiknya. Mendadak Jinhee nelpon. Jinho menunjukkannya ke Seo Hyun kayak minta ijin apa dia boleh menjawabnya? Seo Hyun nyuruh Jinho biar Jinhee menyelesaikannya sendiri. Ini masalah yang dia buat.
##
Di rumahnya Jinhee ngamuk-ngamuk gegara nggak ada yang mau mengangkat telponnya. Ia ngamuk membuang semua makanan yang ada di meja makan sepiring-piringnya dan benda yang ada di belakangnya. Suamimya yang ngetawain disambit sekalian sama teko air sampai dahinya berdarah.
##
Ibu juga panik banget gegara nggak ada yang datang padahal dia sudah manggil. Kepala Joo yang nungguin ibu menenangkan kalo mereka akan segera tiba. Jinhee datang dan menanyakan apa ibu sudah melihat papan pengumuman? Dia kesal karena Jinho dan yang lain nggak mengangkat telponnya.
Hiso datang. Ibu menyuruhnya keluar dan menghentikan semuanya. Hiso berusaha untuk ngasih tahu ibu kalo skandal kekerasan nggak bisa ditutupi, tetapi diselesaikan dengan permintaan maaf. Ia menyarankan agar Jinhee meminta maaf dengan tulus terlebih dahulu kepada para korban.
Jinhee malah marah-marah. Katanya Si b#r#ng$3k itu ingin menghancurkannya, nggak hanya di laman kantor, tetapi juga sampai wartawan. Kenapa ia harus minta maaf ke orang yang paling membencinya? Hiso membalikkan. Bagaimana dia bisa menyukaimu dengan kejadian itu? Dia marah karena nggak terima. Nggak terima apa? Jinhee nggak mau disalahin malah nyalahin karyawannya yang nggak bekerja dengan baik.
Hiso menasejati agar Jinhee harus menjaga sopan santun dengan orang lain. Apa perasaannya kalo ada yang melempar roti krim kepadanya? Ibu malah yang marah-marah. Siapa yang berani melempar roti krim kepada putriku? Hiso memberitahu ibu kalo mereka juga anak yang berharga di keluarganya.
##
Jinhee duduk dan menyudahi agar ngasih mereka uang aja. Selesaikan dengan uang. Ibu nyuruh Hiso untuk menemui wartawan. Mereka hanya mau ketemu sama Hiso. Hiso kayak nggak yakin. Ia mengingatkan ibu kalo ia akan melanggar sepuluh peraturan menantu rumah ini. Ia mengungatlan apa yang ibu katakan dulu. “Kamu nggak boleh wawancara dengan media mana pun.”
Ibu mengeluhkan sikap Hiso. Sejak kapan ia menaati peraturan di rumah ini? Hiso menyudahi. Ia akan menemui wartawan itu. Walaupun ia nggak yakin masalah ini akan selesai dengan kemunculannya. Jinhee minta Hiso tetap harus menyelesaikan masalahnya sampai akhir.
Hiso mengingatkan kalo ia bukan pelaku yang terlibat dalam hal ini. Kasus akan selesai jika kamu meminta maaf kepadanya. Jinhee menekankan kalo dia nggak mau. Hiso menasehati agar Jinhee segera berkonsultasi ke dokter. Kalo terus kayak gitu, ia bisa masuk penjara, bukannya rumah sakit. Hiso mau pergi. Ibu sama Jinhee kompakan membentaknya. Hiso sekalian bilang ibu juga. Ibu mau memaki Hiso tapi Hiso nya keburu pergi. Ibu lalu nyuruh Jinhee untuk bersikap sopan.
##
Hiso dalam perjalanan untuk ketemu dengan wartawan. Soyoung yang bersamanya penasaran kenapa wartawan itu ingin ketemu dengan Hiso? Hiso mengaku mempelajari sesuatu dari menantu tertua di Hyowon kemarin. Ia nggak boleh takut dan diam sebelum mencoba sesuatu. Ia akan menemui mereka dulu. Kalo menolak mereka akan dianggap jahat. Mudah baginya mengambil keputusan kalo memikirkan posisi mereka.
##
Hiso akhirnya menemui wartawan itu. Mereka sudah menyiapkan kamera segala. Hiso duduk dengan santai dan menuang air mineral ke dalam gelas dan minta mereka untuk mulai sekarang. Wartawan itu minta sesuatu yang sensasional untuk menutupinya. Hiso menekankan kalo ia nggak ingin bertukar informasi. Ia datang untuk mendengar alasannya ingin bertemu dengannya.
Wartawan itu akhirnya mengakui kalo sebenarnya ia dilarang oleh tim humas Hyowon. Tentang anaknya. Ada rumor yang mengatakan kalo ia punya anak berusia delapan tahun saat usia pernikahannya baru enam tahun. Hiso hanya menanggapinya dengan senyum. Ia ngerti maksudnya wartawan itu kalo mereka ingin menukar berita itu dengan kasus roti krim. Wartawan itu memberitahu kalo ia bisa menutupi kasus tersebut kalo ada itu. Ia mengonfirmasi kalo anaknya berusia 8 tahun.
Hiso meletakkan gelasnya dan membenarkan. Ia menikah selama enam tahun, dan anaknya berusia delapan tahun. Ia menanyakan apa wartawan itu punya seorang anak? Wartawan itu mengiyakan. Hiso melanjutkan kalo ibunya meninggal saat dia berusia 18 bulan. Lalu, dia bertemu ibu yang sebenarnya, dan telah hidup dengan bahagia selama enam tahun. Walau dia mungkin tahu aku bukan ibu kandungnya, tetapi kami sangat dekat hingga ikatan darah nggak penting. Namun… anggaplah kisah ini terpampang di koran… Pernahkah kamu membayangkan betapa terlukanya anak itu? Coba pikirkan anak itu sebagai anakmu sendiri.
Wartawan itu sampai nggak bisa bilang apa-apa. Hiso menyuruhnya untuk memberitakan kasus roti krim sesukanya. Orang kaya harus belajar nggak semena-mena pada pegawai. Zaman sudah modern, kelakuan begitu sudah kuno. Hiso bangkit dan keluar. Sampai di luar ia sempat berhenti. Ia memakai kacamatanya lalu lanjut jalan lagi.
##
Suster Emma sedang bersama pak Kim. Melalui HT-nya pak Kim ngasih tahu kalo Suster Emma akan tiba di Rubato dua menit lagi. Suster Emma bertanya pada Pak Kim. Apa ia punya agama? Pak Kim memberi tahu kalo ia penggemar Yesus. Ia menyinggung tentang makanan dan merasa kalo makanan kuil sangat lezat. Suster Emma pikir makanannya pasti sehat karena mereka vegetarian.
Pak Kim memberitahu kalo ia nggak pergi ke gereja. Ia berhubungan langsung dengan Yesus. Sepertinya gereja menciptakan jarak yang terlalu lebar antara kita dan Yesus. Suster Emma tertawa mendengarnya. Ia merasa kalo pak Kim lucu. Ia menanyakan apa pak Kim senang bekerja di sana? Pak Kim malah nanya balik. Apa suster Emma menjadi suster karena senang dengan hal itu? Ia yakin enggak. Ia juga merasa seperti itu.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊