Sinopsis Mine Episode 8 Part 2

Anysti
0

All content from tvN/ Netflix




Ringkas drama sebelumnya


Hiso masih terjaga. Ia mengambil ponselnya. Ada 7 panggilan nggak terjawab dari Ji Young. Habis itu Hyejin datang dengan wajah penuh penyesalan. Hiso menatapnya tajam. 

##

Ibu mendatangi sangkar Nodeok. Nodeok belum kembali. Ia lalu melihat Ji Young mengantar Hajun sekolah bersama Soyoung. Ayo, sapa Nenek. Suruh Ji Young ke Hajun. Ia lalu nyuruh Soyoung untuk mengantar Hajun. Ia yang akan menjemputnya nanti. Setelah Hajun pergi, Ji Young mau menghampiri ibu tapi ibu pergi duluan. 

##

Kepala Joo membantu ibu berpakaian. Kamu terlihat sangat cocok dengan warna ungu, Bu. Puji kepala Joo. Ji Young masuk. Kepala Joo lalu menyadari dan keluar. Tapi dia nggak langsung pergi. Malah nguping🤦 Ibu nampak merasa gelisah. Apa Ibu mengatakan omong kosong kepada Hiso? Tanya Ji Young. Ibu membantah. Aku nggak mengatakan apa pun kepadanya. Ini berbeda dengan yang kau janjikan. Ungkit ibu sambil senyum. Janji apa maksudmu? Tanya Ji Young nggak paham. Ibu mengingatkan. Kalo aku tutup mulut, kamu akan membuat Jinho menjadi pimpinan. Namun, bagaimana bisa kamu melakukan hal ini dan curang kepadaku? 

##

Seohyun datang. Kepala Joo yang ketahuan langsung pergi. Ji Young masih berkelit. Aku berjanji seperti itu kepada Ibu? Aku sudah mengatakan semuanya kepadamu hari itu. Aku nggak ingin memimpin, jadi, aku akan mendukung Jinho. Lalu kamu berkata bahwa kamu berterima kasih kepadaku. Aku ingin membahagiakan Ibu selama Ibu masih hidup. Namun, aku nggak bisa berbuat banyak karena keinginan direksi. 

##

Ibu kaget banget dengarnya. Ji Young. Apa yang baru saja kamu katakan? Kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini. Ji Young malah menyalahkan ibu. Ibulah yang membuat orang yang masih hidup menjadi mati seperti itu. Namun, dia kembali hidup dan kamu pasti merasa nggak nyaman dengan fakta tersebut. Karena kamu takut kejahatanmu akan ketahuan. Kamu yang memintaku merahasiakannya dari Hiso. Ibu. Masa lalu nggak punya kekuatan apa pun. Namun, dia kali ini menunjukkan sisi yang berbeda. 


Ibu makin syok. Nggak nyangka kalo Ji Young akan seperti itu padanya. Mengapa kamu melakukan itu? Tanya Ji Young. Kamu nggak perlu sampai begitu kepada Hyejin. Kamulah yang membuat orang yang masih hidup menjadi mati. Ibu! Apa kamu sedang sakit? Apa? Tanya ibu nggak paham. Coba cek apakah kamu mengalami demensia. Aku akan memanggil Dokter Kim. Apa yang baru saja kau katakan? Mengapa kau memperlakukanku seperti ini? Ji Young! Tuntut ibu. Seohyun lalu pergi dari sana. 

##

Di bawah tangga Seohyun bertemu dengan Suhyuk. Aku akan bertunangan. Ayo kita laksanakan sebelum aku berubah pikiran. Kita harus menemui keluarganya. Atur pertemuan kedua keluarga. Seohyun nggak bilang apa-apa dan Suhyuk pun pergi. 

##

Pak Kim masuk ke ruang kerja Ji Young seperti yang disuruh Jinho. Bongkar juga meja kerjanya, dan kalo kamu menemukan sesuatu, aku akan membayarmu besar. Dan benar. Ia menemukan ponsel 2G di laci meja paling bawah. Ia melihat galeri di ponsel tersebut dan menemukan foto beberapa pria. Kaget. Tahu-tahu Ji Young datang. Pak Kim mengembalikan ponsel itu ke tempatnya semula tapi lacinya malah nggak bisa ditutup sedang Ji Young makin dekat. Akhirnya ia meninggalkannya dan sembunyi. Ia bahkan menggigit kain lap biar nggak membuat suara. Ji Young mengambil beberapa dokumen dan menemukan lacinya nggak menutup. Ia berusaha menutupnya tapi nggak bisa. Akhirnya ia mengambil ponsel itu lalu pergi. Hhhh pak Kim akhirnya bisa bernafas lega. 

##

Seohyun datang ke tempat Suster Emma. Apa kabar? Sapa suster Emma ramah. Aku dengar Hiso memiliki janji denganmu hari ini. Jadi, aku datang karena aku pikir kamu ada waktu sekarang. Suster Emma mengiyakan dan menanyakan apa ada masalah? Ini tentang Hi-soo. Apakah kau bisa pergi bersamaku sekarang? Tanya Seohyun. 

##

Keduanya mendatangi Hiso tapi tempat itu sudah kosong. Hiso nggak ada. Seohyun mau nelpon Hiso tapi suster Emma melarang. Dia nggak akan mengangkatnya. Dia pasti ingin sendirian saja. Seohyun pun berpikiran begitu. Mungkin kita lebih baik nggak mencarinya. 

##

Ji Young merasa nggak tenang di kantor. Ingat apa yang Yuyeon katakan. Dia terus mengalami mual. Dia nggak bisa tahan di rumah ini. Dan apa yang Seohyun katakan. Apakah kamu mau memberi tahu dirimu? Jangan berani bertindak sebelum dia. Diamlah seperti mayat. Nggak bisa diam saja ia pun bangkit dan nelpon Hiso. Ternyata Hiso pulang bersama Hyejin. Ponselnya bunyi tapi ia mengabaikannya. Ji Young lalu menelpon Hyejin tapi nomornya nggak aktif. Hiso membuka tirai jendela lalu menatap Hyejin. Kamu bisa pergi sekarang. Aku ingin sendiri. Hyejin hanya diam. 

##

Seohyun menaiki tangga sambil telponan. Ini hanya pertemuan biasa, jadi, kamu nggak perlu bersiap. Keluarga dekat saja yang datang. Karena itu, segera cari jadwal yang tepat. Baiklah. Ia berada di galeri. Sekretarisnya menghampirinya. Bu, mereka sudah datang. Haruskah kuantar ke ruanganmu? Seohyun mengangguk mengiyakan. Seohyun duduk di ruangannya. Nggak lama kemudian datanglah seorang wanita bersama seorang anak laki-laki. Kayaknya dia anak autis yang melukis gajah kejepit pintu. 

##

Para pelayan jalan sambil menggerutu. Ada apa ini sebenarnya? Untuk apa dia punya kamar mandi bagus begitu? Kenapa dia memakai ruang mandi umum? Benar! Ini padahal hari kita mandi bersama. Dia hidup terlalu lama sebagai manusia. Namun, mengapa Seongtae ada di sana? Apa yang dua pria lakukan di ruang mandi? 

##

Oh, rupanya mereka menggerutui Jinho yang menggunakan ruang mandi mereka. Pak Kim menunggu di dekatnya. Apa kamu sudah mendapatkan sesuatu? Tanya Jinho. Kasihan dia. Jawab Pak Kim. Kalo enggak, mengapa kamu membiarkan aku dimaki untuk dapatkan suasana seperti ini? Tanya Jinho. Ini nggak masuk akal. Pikir pak Kim. Jinho nggak ngeh. Ada apa sebenarnya? Tanyanya penasaran. 


Pak Kim bingung jawabnya. Pak Han Ji Young… ternyata seorang gay. Jinho kaget. Apa? Dia gay. Dia pasti sangat menderita. Apa yang kamu katakan? Tanya Jinho. Dia punya ponsel rahasia di meja kerjanya. Di dalam sana aku menemukan banyak foto pria kekar dan berotot. Foto-foto… Dih susah bilangnya. Jinho bangkit. Pak Kim menutup matanya. 

##

Seohyun duduk bersama ibu dan anak autis yang melukis gajah. Ia tersenyum menatap mereka. Aku melihat lukisan gajah yang dia buat di Galeri Hawon. Karena tersentuh, aku membelinya. Ibu anak itu berterima kasih karena Seohyun menyukainya. Dia punya talenta dan cara pandang yang berbeda. Kata Seohyun. Aku ingin mendukungnya sebagai seorang pelukis. Agar dia bisa berkreasi dengan baik, kami berpikir untuk membantu dari segi finansial, serta pameran khusus. Anakku benar-benar sangat beruntung. Ungkap sang ibu sambil menepuk kaki anaknya. 


Seohyun melanjutkan pendapatnya. Dia punya lebih banyak talenta daripada keberuntungan. Kepolosan dalam seni merupakan tren yang muncul belakangan. Namun, dia punya cara pandang yang dalam. Begitu rupanya. Gajah yang terjebak di pintu sempit. Bagaimana gajah tersebut bisa keluar dari pintu sempit itu? Anak itu nampak kebingungan. Aku memintamu melukisnya bukan sebagai direktur galeri, tapi sebagai seorang individu. Aku akan membelinya semahal mungkin. Berapa banyak waktu yang bisa aku berikan untukmu, Pelukis Muda? 

##

Ji Young mendapat pesan dari Hiso. Aku sedang di rumah Ibu. Aku terlalu mual dan nggak bisa menahannya. Anakku baik-baik saja, bukan? Tanya Ji Young. Hiso mengiyakan. Dia baik-baik saja. Berapa lama kamu akan di sana? Tanya Ji Young lagi. Anak itu mengangkat jari telunjuknya. Satu pekan. Pada saat yang sama Hiso juga menjawab satu pekan. 

##

Hiso masuk ke ruangan lamanya. Ia menghampiri beberapa penghargaan yang pernah didapatkannya. Di bawahnya ada naskah drama dan film yang pernah ia mainkan. Ia mengambil salah satunya lalu duduk dan membacanya. Film pertama Seo Hiso. Her Dazzling Winter Days. Ada beberapa catatan di dalamnya. Fokus pada emosi Jeong Eun. Ini bagian yang penting. Jangan berteriak. Ia mengucapkan dialognya. “Aku bukanlah diriku yang dulu. Aku sudah tahu semuanya sekarang. Bagaimana mungkin aku bisa seperti dulu?” 

##

Hyejin menyiapkan sup rumput laut. Hiso keluar. Melihat itu ia jadi mau masuk lagi. Hyejin menahannya. Mereka berkata kamu harus memakan sup rumput laut. Hiso kesal padanya. Apa aku baru melahirkan? Aku baru kehilangan anakku. Apa hakku untuk makan ini dan apa hakmu menyuruhku memakan itu? Hyejin nampak sangat sedih melihatnya. Nggak ada yang bisa kamu panggil, bukan? Kamu juga tak ingin menunjukkan ini ke siapa pun, bukan? Kedua wanita itu sama sedihnya. Hiso mrnarik tangannya dan kembali masuk. 

##


SATU PEKAN KEMUDIAN 


Seohyun sedang berada di pameran. Ia tersenyum melihat kursi yang rusak gegara didudukin sama anak perempuan yang waktu itu. Sekretarisnya menghampirinya. Jung Daepyunim. Suzy Choi berkata dia ingin sekali bertemu denganmu. Dia akan memberi lukisannya kalo dia bisa berbicara denganmu. Nggak disangka Seohyun kini menolaknya. Katakan aku nggak bisa. Coba cari pelukis yang lain. Dia sepertinya tak cocok. Sekretarisnya mengiyakan dan pamit. Hyejin berdiri di Padang rumput dengan memakai topi hitam lebar. 

##

Hiso akhirnya pulang. Kyunghyee sedang menyiram tanaman di luar dan menyapanya. Soyoung dan Yuyeon juga menyambutnya. Ji Young tersenyum padanya dari atas. Hajun keluar dan menghambur dalam pelukannya. Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Tanya Hiso. Ibu, aku merindukanmu. Ungkap Hajun. Aku juga merindukanmu. Jawab Hiso. Hajun melepaskan pelukannya dan menatap sang ibu. Apa adikku…baik-baik saja? 


Hiso nggak menjawabnya. Aku akan memasak galbi jjim untukmu. Ibu memang hebat! Puji Hajun. Ji Young turun dan memeluknya. Aku sangat merindukanmu. Hiso memaksakan senyumnya tanpa Ji Young tahu dan mengaku juga. Nggak lama ia melepaskan pelukannya. Soyoung, tolong bawakan aku apel merah. Bukankah aku minta dibelikan? Soyoung mengiyakan dan akan mengambilkannya. Ji Young nampak mengkhawatirkan Hiso. Apa kamu masih saja mual? Kamu terus ingin makan apel merah. Apa anak kita perempuan? Hiso tersenyum. Mungkin saja. Ayo kita masuk. 

##

Hiso duduk. Soyoung menghampirinya. Hiso, penata busana sudah datang. Dia bilang, pakaian hamilmu sudah jadi. Mereka berpindah ke ruangan lain. Penata busana menunjukkan pakaian yang dibawanya. Kubawa pakaian yang kita buat dari ukuranmu pada hari itu. Hiso mengiyakan dan akan mencobanya. 


Penata busana menawarkan untuk membantunya tapi Hiso menolak dan menyuruhnya pergi. Hiso terdiam menatap semua baju itu. Hajun menghampirinya dan memberinya sebutir apel merah. Ia mengambilnya dan memakannya penuh haru. Hajun memeluknya dan ia pun nangis. Wanita itu pun adalah gajah yang terjebak di dalam pintu yang sempit. Wanita itu harus menghancurkan pintu yang ada di depannya. Namun, anak gajah nggak boleh terluka pada proses tersebut. 

##

Jinho berkumpul dengan Jinhee dan ibu. Ketiganya memikirkan tentang Ji Young. Para direksi akan rapat besok. Kata Jinho. Rapat seharusnya terjadi pekan lalu, tapi Ji Young mengundurnya. Lanjut Jinhee. Mungkin dia menunggu Hiso kembali untuk berpesta dengannya. Pikir ibu. Kita tak punya cara apa pun untuk membalikkan langit, bukan? Tanya Jinho. Mendadak Jinhee punya ide. Keluarga tunangan Suhyuk. Kalo mereka bisa membantu kita, Ji Young nggak akan mendapat suara mayoritas. Walau jadi pimpinan, kita bisa hentikan dia menjadi direktur. 

##

Jinho hanya diam. Hhh Jinhee jadi kesal padanya. Apakah kamu nggak bisa memanfaatkan anakmu sama sekali? Suhyuk bahkan lebih mendengarkan Ji Young daripada ayahnya. Kemampuan apa yang sebenarnya dimiliki Ji Young? Mereka nggak tahu Ji Young yang asli. Aku seperti memelihara sebuah monster. Dia bukan manusia. Aku nggak menyangka dia bisa melakukan hal itu padaku. Keluh ibu. Jinhee sama sekali nggak paham. Apa maksudmu? Tanya Jinhee. Tolong beri tahu aku juga. Pinta Jinhee juga ke Jinho. 


Akhirnya Jinho memberitahunya. Guru les Hajun…adalah ibu kandungnya. Jinhee kaget. Siapa yang izinkan dia masuk? Tanyanya. Ji Young yang mengizinkan. Jawab Jinho. Jinhee makin kaget. Apa? Apa Hiso tahu? Jinho menjawab enggak tapi ibu menjawab tahu. Kali ini Jinho sama Jinhee sama-sama kaget. Hiso sudah tahu semuanya. 

##

Ji Young berada di kamarnya. Ia menatap bayangannya di cermin. Teringat senyuman Hiso saat melihatnya waktu pulang tadi. Tampak kecemasan di wajah Ji Young. 

##

Pak Kim mengantar Jinhee pulang. Ia terus saja ngedumel sepanjang jalan. Nggak masuk akal. Bagaimana bisa itu terjadi? Dua wanita dalam satu rumah? Kenapa kamu nggak membawa mobilmu hari ini? Tanya pak Kim. Apa kamu nggak ingat aku dilarang ke Cadenza? Ungkit Jinhee. Mobilku dihentikan di depan gerbang. Namun, bagaimana kau bisa masuk? Tanya pak Kim lagi. Jinhee menatap pak Kim sinis. Apa urusanmu? Pak Kim membenarkan. Jinhee merasa kalo itu menakutkan. Manusia memang paling menakutkan. Pak Kim membenarkan lagi. 

##

Kepala Joo datang ke tempat rahasia ayah. Nggak nyangka. Dia benar-benar membuat bar di sini. Astaga. Tiba-tiba Jinho muncul di balik rak. Kepala Joo kaget. Bagaimana kamu bisa masuk dari sana? Tanyanya bingung. Ada pintu masuk di belakang rak itu. Jawab Jinho. Kalo terus berjalan, kamu akan sampai tempat parkir. Hebat, bukan? 


Wah kepala Joo kagum banget. Melihat tempat tersembunyi Ayah yang seperti ini, Ji Young benar-benar sama seperti dia. Puji Jinho. Apa aku boleh keluar dari pintu tersebut? Tanya kepala Joo. Jinho bilang enggak. Pintu itu hanya boleh digunakan olehku. Kamu bisa gunakan pintu yang biasa. Kamu ingin aku ke sini lagi, Pak? Tanya kepala Joo. 


Jinho mengiyakan. Kamu harus membersihkan tempat ini. Jinho lalu mengambil minum dan menikmatinya seperti sedang adegan iklan. foto: tvN foto: tvN Suster Emma pulang. Sesampainya di kamarnya ia melepas kerudungnya lalu membuka lemari di bawah kitab. Ia memasukkan sesuatu ke sana. Kayaknya uang. Wah, ada banyak tas mahal di dalamnya. 


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)