Ringkas drama sebelumnya
Definite Signs of Nearing Breakup
Yoo Reum bangun lebih dulu. Dia nangis. Ji Hoon di sebelahnya masih tertidur. Yoo Reum menghapus air mata di pipinya lalu menatap Ji Hoon. Ia mendekat dan mencium pipi Ji Hoon. Habis itu Yoo Reum pergi.
Ji Hoon tiba-tiba membuka matanya, tepat setelah Yoo Reum pergi. Ia merasa kalo hari perpisahan mereka akan segera tiba.
Ji Hoon ada janji ketemuan dengan Yoo Reum. Perasaannya sudah nggak enak tapi ia tetap datang. Yoo Reum rupanya datang lebih dulu dan menunggu Ji Hoon.
Ji Hoon datang dan duduk di depan Yoo Reum. Ji Hoon berbasa-basi menanyakan kenapa Yoo Reum datangnya pagi banget?
Yoo Reum mau bilang sesuatu tapi Ji Hoon buru-buru memotongnya. Dia suka. Lah? Yoo Reum nggak ngerti maksudnya apa? Ji Hoon mengaku suka lihat Yoo Reum disana. Dia mau pesan sesuatu.
Yoo Reum kembali mau bicara dan lagi-lagi Ji Hoon memotongnya dan bilang hal-hal nggak penting dan nggak lucu juga.
Yoo Reum menatap Ji Hoon tajam. Ji Hoon berhenti tertawa. Ia memberitahu kalo hatinya berdebar tiap Yoo Reum menatapnya. Ia menanyakan apa yang Yoo Reum pikirkan?
Yoo Reum bilang nggak ada. Ji Hoon tahu dan meminta Yoo Reum untuk memgatakannya. Dia tahu Yoo Reum pingin putus dengannya.
Flashback...
Ji Hoon lagi ngumpul sama teman-temannya tapi masih ingat sama Yoo Reum. Ia mengambil foto dan mengirimkannya ke Yoo Reum.
Ji Hoon juga menambahkan beberapa pesan tapi nggak tahu kenapa Yoo Reum nggak juga membalasnya.
Suatu hari Ji Hoon menjemput Yoo Reum di depan kantornya tanpa sepengetahuan Yoo Reum. Mereka pulang bareng. Ji Hoon selalu membuka pembicaraan dan Yoo Reum hanya sedikit bicara.
Tiba-tiba ponsel Yoo Reum bunyi. Yoo Reum lalu asik ngobrol dengan temannya di telpon dan membuat Ji Hoon merasa terabaikan. Tadinya Ji Hoon mengira kalo Yoo Reum lelah tapi ternyata mereka kehabisan topik pembicaraan.
Mereka hampir sampai di tempatnya Yop Reum. Dan nggak saling gandengan tangan seperti biasanya.
Sudah sampai. Ji Hoon minta di peluk. Yoo Reum memeluknya tapi hanya sebentar. Ia buru-buru melepaskan Ji Hoon. Dan saat Ji Hoon mau mencium Yoo Reum, Yoo Reum selalu menghindar. Kali ini dia beralasan kalo dia takut dilihat sama ibunya.
Ji Hoon bisa ngerti. Ia menyuruh Yoo Reum untuk pergi. Dan gimana bisa dia nggak tahu? Dia memaksakan senyumnya dan melambaikan tangan meski sebenarnya hatinya pedih. Dia bahkan nggak ingat kapan terakhir kali mereka ciuman. Dia ngerti. Bener-bener ngerti.
Flashback end...
Ji Hoon menanyakan alasannya. Kenapa Yoo Reum pingin putus darinya?
Yoo Reum menatapnya dan bilang kalo sulit mendapatkan pekerjaannya yang sekarang dan dia masih kesulitan di tempat kerja.
Ji Hoon mengaku tahu kalo Yoo Reum telah melalui banyak hal. Yoo Reum menambahi kalo dia kena marah karena baru dan pekerjaannya juga banyak. Banyak juga yang harus ia urus.
Ji Hoon kembali bilang kalo dia tahu. Gimana bisa dia nggak tahu kalo tiap hari dia selalu mikirin Yoo Reum. Dan itulah sebabnya dia selalu menghibur Yoo Reum.
Yoo Reum membenarkan. Itulah yang ia maksud. Ji Hoon makin nggak ngerti. Yoo Reum memperjelas kalo dia nggak suka kalo hidup Ji Hoon cuman melulu soal dia. Ji Hoon nggak ngerti kenapa itu bisa jadi masalah?
Yoo Reum melanjutkan kalo dia membalas pesannya Ji Hoon maka Ji Hoon akan langsung menjawabnya. Yang Ji Hoon pikir hanya tempat yang mereka berdua kunjungi dan barang yang serasi.
Ji Hoon memotong dan bilang kalo itu karena dia cinta sama Yoo Reum. Yoo Reum mengungkit kalo suatu hari Ji Hoon berlari menghampirinya setelah menunggunya pulang. Katanya itu menyesakkan. Ada hal lain lagi saat ia melihat Ji Hoon. Jantungnya nggak berdebar seperti biasanya.
Ji Hoon yang terus menatap Yoo Reum nampak syok mendengarnya. Sambil nangis Yoo Reum bertanya, bisa nggak Ji Hoon membiarkannya pergi?
Ji Hoon yang nggak sekalipun memalingkan wajahnya dari Yoo Reum minta agar Yoo Reum mengatakannya lagi sambil menatap matanya.
Yoo reum menurut. Dia menatap Ji Hoon dan mengaku ingin pacaran sama pria yang punya kehidupan. Seseorang yang sama dengannya. Baginya dia dan Ji Hoon ada di dunia yang berbeda.
Ji Hoon menggeleng. Ia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Yoo Reum sambil meyakinkan kalo mereka hanya sedang melalui masa sulit. Ia yakin kalo itu akan segera berlalu. Ia memohon.
Yoo Reum menarik tangannya dan meminta maaf. Ia berpesan agar Ji Hoon jaga diri. Ia lalu bangkit dan berniat pergi. Ji Hoon menahan tangan Yoo Reum dan memintanya untuk duduk lagi. Kalo dia kehilangan Yoo Reum seperti itu maka akan sulit juga untuknya.
Ji Hoon menunduk menahan sedih. Yoo Reum nggak mau. Kalo dia duduk, maka mereka berdua akan kembali mengulangi penderitaan itu. Di nggak ingin melakukannya. Yoo Reum berterima kasih atas semuanya. Ia melepaskan tangan Ji Hoon dan memintanya untuk jaga diri. Habis itu Yoo Reum benar-benar pergi.
Ji Hoon sendiri hanya bisa nangis di tempatnya. Dia teringat kenangannya bersama Yoo Reum. Yoo Reum menghampirinya dan menggandeng tangannya sambil senyum. Ji Hoon menatapnya sambil senyum. Mereka sama-sama tersenyum dan merasa sangat bahagia.
Saat mereka belajar bersama di perpustakaan. Di bukunya Ji Hoon menulis kalo dia lapar. Yoo Reum tersenyum dan menawari ayam dan b*r. Ji Hoon menggeleng. Dia nggak mau. Dia maunya bibirnya Yoo Reum.
Yoo Reum hanya tersenyum. Ji Hoon juga nggak maksa. Ia kembali fokus pada bukunya. Yoo Reum tahu-tahu mendekat dan mencium bibirnya.
Ji Hoon bernarasi kalo menurutnya Yoo Reum nggak menghargai kenangan yang ia jaga. Kenapa mereka nggak bisa mencegah perpisahan mereka? Meski dia tahu kalo itu akan terjadi.
Ji Hoon pulang dan langsung masuk kamar. Dia duduk di atas tempat tidurnya dan nangis.
Dia kangen Yoo Reum.
Ji Hoon berbalik mendengar Japi mengeluh saat melihat laptop. Dia menunjukkannya ke Ji Hoon dan menanyakan apa yang harus dia tulis? Ji Hoon bangkit dan melihatnya. Alasannya menjadi musisi. Ia pun menanyakan alasan Japi.
Japi memikirkannya. Dia merasa kalo musisi itu keren. Sambil senyum dia bilang kalo itu adalah pekerjaan terbaik untuk ketemu wanita. Ji Hoon menepuk pundaknya dan melarangnya bicara omong kosong. Ia menyuruh Japi buat pacaran sama seseorang.
Japi membalikkan. Gimana dengan Ji Hoon sendiri? Ji Hoon nggak bisa menjawabnya. Japi menoleh padanya dan memberitahu bakal rugi kalo Ji Hoon nggak jadi musisi. Emang kelihatannya Ji Hoon b*doh tapi sebenernya dia jenius.
Ji Hoon hanya tertawa mendengarnya. Nggak tahu itu pujian apa penghinaan. Ia mengambil botol minum di neja dan meminumnya. Sedetik kemudian Ji Hoon jadi serius dan bilang kalo itu gara-gara Yoo Reum.
Japi malas dengarnya. Lihat siapa, nih yang bilang? Ji Hoon? Ji Hoon tersenyum. Ia penasaran kalo dia berhasil masuk industri musik apa Yoo Reum mau balikan? Japi menanyakan apa Ji Hoon masih suka sama Yoo Reum? Ji Hoon memalingkan wajahnya. Nggak tahu.
Terdengar bunyi kode pintu ditekan. Japi menyerahkan laptopnya pada Ji Hoon lalu keluar. Soo A datang bersama Tae Min dan Dong Woo sambil bawa dua semangka besar. Soo A melihat Japi dan menyapanya.
Tae Min menghampiri Soo A yang membawa dua semangka sekaligus. Ia mau mengambilnya karena khawatir Soo A akan terluka. Soo A merasa nggak papa. Dia bisa membawanya.
Japi protes kenapa mereka membeli semangka? Ia menghampiri Dong Woo dan mau mengambil belanjaannya. Belum juga diambil tahu-tahu Dong Woo sudah menjatuhkannya. Bagus, deh. Apa yang Dong Woo sentuh akan bocor, rusak dan jatuh. Dia menyuruh Dong Woo untuk minggir lalu memungutinya.
Yang lain sibuk mengeluarkan belanjaan sedangkan Ji Hoon malah asik main ponsel lihat statusnya Yoo Reum.
Japi memanggil Ji Hoon dan menunjukkan semangka yang Soo A beli. Ji Hoon meletakkan ponselnya dan menghampiri teman-temannya. Ia protes kenapa beli semangka banyak-banyak? Apa mereka mau pesta semangka?
Ponsel Ji Hoon tahu-tahu nyala. Ada pesan dari Yoo Reum. Apa kabar?
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊