Sinopsis Yellow episode 4

Anysti
0
All content from PlayList Global/ Naver TV Cast



Ringkas drama sebelumnya


Actions Taken in front of People You Like




Ji Hoon sedang mengaransemen lagu di ruang tengah. Soo A tahu-tahu memanggilnya dan minta ditatap. Ia mendekatkan wajahnya ke Ji Hoon dan merangkulnya. Ji Hoon sampai jadi gugup dibuatnya.

Ternyata Soo A meletakkan sesuatu di pundak Ji Hoon. Dan saat Ji Hoon melihatnya, dia langsung teriak. Syok lihat ada kecoa di pundaknya. Eh, tahunya kecoa mainan. Soo A sih malah ketawa-tawa seneng banget. Dia nggak yakin Soo A punya perasaan untuknya.

Ji Hoon menatap Soo A dan bertanya, seneng banget, ya? Soo A bangkit dan duduk di samping Ji Hoon. Ia mengacungkan jempolnya karena Ji Hoon sangat luar biasa takutnya barusan. Ji Hoon ikut tertawa. Ia melihat leher Soo A dan merasa nggak nyaman karena kaos Soo A terlalu longgar.



Ia memberitahu Soo A kalo kaosnya kerahnya terlalu lebar sampai sebahu. Soo A membenarkan. Itu adalah kaos lamanya. Soo A malah menarik-narik kaosnya sampai menunjukkan dadanya.

Ji Hoon nggak suka. Sembrono, ih. Ia menarik Soo A dan mengikat belakang kerahnya. Nah, gitu baru bagus. Ia lalu bangkit dan ngajak Soo A untuk makan. Soo A malah merasa nggak nyaman. Ia pun melepaskan ikatan Ji Hoon.




Ji Hoon memberitahu Dong Woo saat dimana dia harus masuk. Saat ketukan keempat. Soo A tiba-tiba melongok di pintu dan mengajak mereka untuk makan. Ji Hoon dan Dong Woo kompak mengiyakan.

Nggak lama kemudian mereka berlima sudah berkumpul di satu meja dengan menghadap Jajangmyeon masing-masing. Soo A mengikat rambutnya di bawah dagu. Ji Hoon menegurnya, kenapa Soo A mengikat rambutnya seperti itu? Soo A menjawab kalo itu memudahkannya untuk makan.

Ji Hoon memberitahu kalo itu nggak enak dilihat. Mereka bisa kena gangguan pencernaan. Soo A nggak peduli dan asik makan. Ji Hoon merasa nggak suka dengan cara makan Soo A yang menyedot makanannya seperti orang yang kelaparan.



Ji Hoon mengaransemen lagu di kamarnya. Sebuah bayangan tiba-tiba melintas. Ia melepas headphone-nya dan melihatnya. Nggak ada siapa-siapa. Tapi serasa ada yang aneh dibelakangnya. Ji Hoon pelan-pelan berbalik. Ada sesosok berwajah hitam duduk di tempat tidurnya.

Ji Hoon berteriak kencang saking takutnya. Lah, ternyata itu Soo A yang sedang pakai masker. Ia memarahi Soo A karena susah membuatnya takut. Lagi ngapain? Soo A meregangkan kedua tangannya ke depan dan memberitahu kalo dia sedang latihan.

Ji Hoon nggak ngerti kenapa Soo A latihan dikamarnya? Keluar sono! Soo A nggak mau. Katanya di luar menakutkan. Ji Hoon makin kesal. Soo A lah yang lebih menakutkan. Keluar dari kamarnya. Soo A kesal tapi tetap menuruti Ji Hoon.

Soo A nggak pakai make up dan berjalan seperti hantu.



Ji Hoon menulis lirik lagu di atap. Dia mencoba untuk fokus tapi emang lagi buntu kayaknya. Nggak nemu inspirasi. Lama-lama ia jadi jengah.

Soo A tahu-tahu memanggilnya dan memberitahu kalo ternyata lidah nggak bisa menjilat siku. Soo A bahkan mempraktekkannya di depan Ji Hoon. Ji Hoon yang lagi malas bercanda hanya mengatakan kalo itu sangat mengejutkan.

Soo A mendekat dan kembali melakukannya. Ia sesumbar kalo ia bisa melakukannya. Ji Hoon nggak ngerti kenapa ia harus melihatnya? Ia memberitahu kalo itu nggak terlihat bagus. Ji Hoon sampai geleng-geleng lihat Sio A menjilat siku di depan orang yang disuka. Benar-benar sulit dipercaya.


Hari sudah malam. Ji Hoon berkumpul di atap dan memperdengarkan lagu barunya pada teman-temannya. Tae Min, Japi dan Dong Woo mendengarkannya dan sangat menikmati. Ji Hoon sebenarnya punya dua versi untuk lagu itu. Ia menanyakan pendapat Japi.

Japi malah bilang kalo Ji Hoon nggak w*ras. Dong Woo mengangguk setuju. Japi ternyata suka keduanya. Dong Woo juga merasa begitu. Keduanya sangat bagus. Ia mengangkat jempolnya dan memuji Ji Hoon yang sangat luar biasa. Ji Hoon tersenyum dan meminta temannya agar berhenti.




Japi menambahkan kalo dia sungguh-sungguh bilang kalo Ji Hoon berbakat. Ji Hoon lalu menanyakan pendapat Tae Min. Tae Min mengaku nggak yakin. Menurutnya kualitas versi pertama lebih baik, tapi yang akan lebih populer mungkin yang kedua. Tapi ia memuji kerja keras Ji Hoon.

Ponsel Japi bunyi. Telpon dari salah seorang pacarnya yang mengingatkan kalo besok adalah hari jadi mereka yang ke-22. Japi mengiyakan dan mengaku nggak lupa. Ia bangkit lalu pergi.

Dong Woo menilai kalo Japi nggak berguna. Ji Hoon tersenyum. Ia memberitahu kalo ada beberapa bagian yang terdengar belum tepat. Ia akan memperbaikinya malam ini dan mereka bisa mendengarkannya lagi besok. Dan mereka akan membahasnya lagi nanti. Dong Woo dan Tae Min mengiyakan. Sekali lagi mereka memuji kerja keras Ji Hoon. Dong Woo mengangkat minumannya dan menatap Tae Min. Ia dan Tae Min akan menantikannya untuk mendaur ulangnya.

Tae Min dan Dong Woo bangkit dan masuk ke rumah sementara Ji Hoon kembali mendengarkan lagunya.


Soo A mau menemui Ji Hoon dan membawakannya minuman kaleng. Ia berpapasan dengan Tae Min yang baru habis dari atap. Tae Min melarang Soo A untuk ke atas dan memintanya untuk tetap di dalam. Soo A nggak ngerti. Kenapa? Tae Min tersenyum dan bilang kalo udaranya dingin. Soo A mengaku nggak papa. Ia cuman sebentar dan akan masuk lagi nanti.

Soo A keluar dan meninggalkan Tae Min. Ia menghampiri Ji Hoon dan memberikan minuman yang ia bawa. Sudah selesai? Ji Hoon melepas earphone-nya. Belum.




Ji Hoon meminta Soo A untuk duduk di sampingnya. Ia memasangkan earphone di telinga Soo A dan memperdengarkan lagu barunya. Mereka punya dua versi untuk demo mereka dan meminta Soo A untuk mendengarkan.

Soo A mendengarkannya sambil memejamkan mata. Ji Hoon memperhatikan dari samping sambil senyum. Lagunya selesai. Soo A langsung melepas earphonenya dan bilang suka yang barusan. Ji Hoon mengingatkan kalo masih ada versi yang kedua.

Soo A nggak mau dengar yang lain. Dia sukanya yang itu. Ji Hoon cuman tersenyum. Masalahnya itu lagu buat demo mereka. Bisa nggak Soo A paling enggak memikirkannya? Soo A menyatakan kalo hatinya memilih yang itu ya dia milihnya yang itu.


Ji Hoon tetap ingin Soo A memikirkannya dulu sebelum mutusinnya. Soo A menatap Ji Hoon dan mengatakan kalo orang pikir mereka harus berpikir lama dan keras untuk memikirkan sesuatu tapi dia bukan orang yang kayak gitu. Apa sih salahnya berpikir sederhana? Yang penting tuh hati. Nggak perlu lama untuk tahu yang sebenarnya.

Ji Hoon hanya menatap Soo A tanpa bilang apa-apa. Soo A melanjutkan kalo itu sama seperti saat Ji Hoon menyukai seseorang. Ji Hoon tahu ungkapan kalo kamu harus kenal hati seseorang untuk tahu cinta sejati? Tapi nggak adik bilang kalo cinta mereka kurang cuman karena jatuh cinta pada pandangan pertama.

Soo A menatap Ji Hoon dan mencontohkan seperti rasa cintanya buat Ji hoon. Kesimpulannya seperti itu. Seperti versi pertama dan Ji Hoon. Rayuannya maut, kan? Keren, kan dia?




Ji Hoon tahu-tahu menarik Soo A agar menghadapnya. Ia menatap Soo A dalam-dalam lalu membelai rambutnya. (Hadeuh, Ji Hoon mau ngapain ini?) Suasana terasa sedikit romantis. Ji Hoon menatap bibir Soo A lalu pelan-pelan mendekat. Tapi... .

Buk! Ji Hoon tahu-tahu menjatuhkan kecoa di pundak Soo A. Soo A menjerit ketakutan sementara Ji Hoon malah tertawa seneng banget. Serius, dong!!! Kapan sih Ji Hoon membawanya? Ji Hoon bangkit dan kembali duduk di samping Ji Hoon.


Kamu membuatku tertawa

Dari Supersonic oleh Oasis


Emang endingnya yang ini bikin ketawa beneran, nih. Gimana enggak, adegan dah kerasa banget romantisnya, backsoundnya juga, tapi akhirnya malah kecoa. Hahaha...

Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)