Postingan Terbaru

Minggu, 24 Desember 2023

Sinopsis My First First Love episode 1 part 4

All conten from NETFLIX



Ringkas drama sebelumnya 


Akan ada acara jamuan penting. Seorang pria dan wanita datang ke acara itu bersama dengan sebuah karangan bunga. Pria itu berhenti dan melihat karangan bunga itu. Fakultas Biologi Universitas Jeonghan. Dosen Kepala Choe Seok Hwan. Pria itu menata pitanya agar namanya kelihatan lagi.

Seseorang lalu memanggilnya. Dosen Choe. Pria itu, Dosen Choe dan istinya menyalami yang punya acara. Mereka berterima kasih karena Dosen Choe sudah mau satang bersama istri. Mereka mengobrol dan saling memuji satu sama lain.




Pria yang punya acara tiba-tiba nyinggung tentang anak Dosen Choe, Hun. Dosen Hun membenarkan. Anaknya belajar buat masuk kampus lagi.

"Dia bersikeras mau masuk ke kampusku"

"Dia serakah kayak kamu"

Istri dari yang punya acara melihat Hun yang sedang nyanyi dengan penuh penghayatan.

"Itu... bukannya itu..itu putramu?"




Ibu kaget lihat Hun. Nggak nyangka. Hun awalnya nggak tahu karena dia nyanyinya sambik merem. Suaranya bagus. Tapi pas dia buka mata dan lihat ayah ibunya sedang menatapnya, bikin dia jadi kaget banget. Suaranya jadi kacau. Saking terkejutnya dia sampai mundur.

Ayah sama ibu sampai malu banget lihatnya.



Di rumah Hun di hajar habis-habisan sama ayah. Dia disuruh dalam posisi push up. Ayah marah. Hun tetep dateng meski tahu kalo itu adalah acara pernikahan putra bosnya. Hun b*doh apa gimana?

Hun mengaku nggak tahu. Lagian siapa yang peduli? Dia kan datang buat kerja. Ayah nyuruh Hun buat mengangkat kakinya habis itu dipukulin lagi pakai tongkat golf. Ibu aja sampai nggak tega lihatnya.

Ayah marah tahu Hun masih belum berhenti buat main musik. Hun teriak kesakitan. Ayah makin kalap. Dia mengayunkan tongkat golfnya dan malah mukul foto keluarga.




Sontak ibu bangkit dan manggil ayah. Minta supaya ayah berhenti.

Hun melihat foto keluarganya yang kacanya sampai remuk.

Ayah menjatuhkan tongkat golfnya dan mengaku muak sama Hun. Dia nyuruh Hun buat keluar.



Hun kayak syok lihat foto keluarga hancur. Dia bangkit dan menghadap ayah.

"Iya"

"Sekarang"

"Ah, iya!"

Hun lalu berbalik dan siap buat pergi.

"Tinggalin semua yang kamu beli pakai uang ayah"



Hun kembali menghadap ayah.

"Ah, iya!"

Hun mengambil ponselnya dan meletakkannya di lantai. Dia lalu kembali berbalik dan mau pergi. Ayah memanggilnya lagi.

"Semua!"




Hun mencoba memahami kata semua yang ayah maksud. Lah, dia ketawa. Nggak habis pikir sama ayahnya. Ok! Siapa takut?? Hun menatap ayah seolah menantang. Dia melepaskan bajunya, ikat pinggangnya, celananya, kaos kakinya. Keletakkan semuanya di lantai. Puas? Dia lalu pergi.

"Aku akan pergi dan akan balik lagi kalo sudah sukses. Jaga kesehatan ayah sampai saat itu tiba."

Ayah marah. Dia ngambil asbak di meja dan melemparkannya ke Hun. Meski nggak sampai kena tapi cukup buat bikin ibu teriak-teriak. Ibu menghadang ayah biar nggak melakukan yang lebih parah lagi. Benar saja. Ayah mengambil tongkat golfnya dan mau mukul Hun lagi.



Hun buru-buru keluar. Dia asal ngambil pakaian yang djemur di depan dan sepasang sepatu milik ibu.

Sambil jalan dia memakai baju ibu. Seorang ibu yang sedang mendorong anaknya sampai syok lihat Hun.

"Apa? Kenapa? Ak bukan cowok kayak gitu!"

Dua gadis SMA yang kebetulan lewat juga kaget lihat Hun. Hun minta supaya mereka nggak teriak-teriak.

"Dasar mesum! Pergi sono!!"



Ga Rin makan di restoran dengan dilayani sama pengawal dan asisten pribadinya. Di pakaiin celemek, di siapin makanannya.

Asistennya melapor kalo pendaftaran asrama sekolah sudah beres dan nggak ada yang perlu dicemaskan. Tiap akhir pekan Ga Rin dan ibunya akan menginap di hotel.

Garin menoleh dan mengulangi. Tiap akhir pekan? Asistennya memberitahu kalo ibunya Garin sangat mencemaskannya.



Garin di antar ke bandara Incheon. Dia bilang ke mereka kalo dia mau ganti pakaian. Penerbangannya 12 jam dan nggak akan nyaman kalo pakai pakaian itu.

Asisten Garin mengiyakan. Garin berbalik dan mau menarik kopernya tapi nggak dibolehin sama pengawalnya. Dia akan mengantar Garin. Garon menatapnya nggak suka.

"Aku mau ke toilet"

Pengawal Garin melepaskan tangannya dan membiarkan Garin buat pergi sendiri.



Garin masuk ke toilet. Ada dua pramugari disana. Dia langsung masuk dan menutup pintunya. Di dalam toilet Garin langsung membuka kopernya.

Garin mengeluarkan sebuah tas besar. Ia juga mengeluarkan sebuah tas kecil berisi banyak uang. Rambut palsu warna pirang.

"Kalo ibu bacaimi berarti rencanaku berhasil."

Garin keluar dengan menyamar. Dia memakai wig, kacamata, topi dan pakaian olahraga. Pengawal dan asistennya aja sampai nggak ngeh kalo itu adalah dia.

"Seumur hidupku aku belum pernah liburan sungguhan"



Garin berhasil meninggalkan bandara tanpa ketahuan. Ia melepaskan kacamatanya dan menatap kebebasannya.

"Aku akan menginap di rumah teman bentar dan menikmati liburan yang sudah lama tertunda. Jangan cemas. Aku akan nelpon ibu"



Garin naik taksi. Sopirnya menanyakan kemana tujuan Garin? Garin mengambil sebuah catatan. Yin Tae O, Yeonha Ri 121; Mapo Gu, Seoul.

Garin lalu ngasih tahu sopirnya kalo dia mau ke Seoul dan minta diantarkan ke Yeonha dong.



Song i sedang bekerja di sebuah restoran. Ponselnya bunyi. Song i menjawabnya dan memberitahu kalo dia lagi kerja.

"Rumahku? Sekarang"

Song i buru-buru pulang. Dia bahkan nggak sempat buat ganti baju dulu. Beberapa peketja mengeluarkan barang-barangnya dari dalam rumahnya.



Song i menghampiri mereka dan nanya apa yang mereka lakukan? Mereka malah nanya siapa Song i. Song i memberitahu kalo dia yang tinggal di rumah itu.

"Kok aneh. Kita baru aja ketemu samapemiliknya di dalam"

Song i melihat ke dalam. Dia lihat seorang wanita mengintruksikan para pekerja untuk pelan-pelan membawa barang-barangnya. Wanita itu melihat Song i yang aedamg menatapnya.



Nggak lama kemudian mereka bertemu. Wanita itu menanyakan kalo Sing i masih tinggal di sana sampai yadi pagi? Song i mengangguk membenarkan.

Wanita itu merasa kalo pasti menakutkan buat Song i. Srmuanya ada stiker merahnya. Song i hanya menunduk dan nggak berani menatap wajah wanita itu. Dia mengaku nggak punya tempat tinggal lain.

Wanita itu menanyakan keberadaan orang tua Song i. Song i memberitahu kalo ayajmya sudah meninggal dan ia juga sudah menghubungi ayahnya tapi nggak dijawab.




Wanita itu mengaku paham situasi Song i. Tapi dia juga membeli rumah itu melalui lelang dan sudah sesuai prosedur. Song i mengatakan kalo itu kan rumahnya.

Wanita itu memahami situasi apa yang Song i hadapi saat ini. Song i menambahkan kalo ayahnya yang mrmbangun rumah itu. Ayahnya yang memilih keramik dan memberikan sentuhan terakhir.

Wanita itu menyarankan agar Song i mencari tas yang bisa muat untuk bawaannya. Song i bjsa membawa sebisanya dan sisanya bisa dikemasi nanti saat Song i siap. Untuk saat ini hanya ity yang bisa ia lakukan. Song i nggak bilang apa-apa.

Ringkas drama selanjutnya 

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊