All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Shi Ah mau berangkat sekolah dan heran lihat ada sepatu asing. Da Jung datang. Shi Ah ngasih tahu Da Jung kalo itu sangat mahal. Dan itu keluaran terbaru. Da Jung kayak nggak ngeh.
Da Jung mengambil sepatu itu dan menghela nafas.
Ji Hun sedang berolahraga. Da Jung nelpon. Ia tersenyum lihatnya dan buru-buru menjawabnya. Kenapa nelpon selagi ini?
Sambil jalan Da Jung menyinggung sepatu yang waktu itu dan merasa kalo itu terlalu mahal untuk ia terima sebagai buat baik.
Ji Hun mengingatkan kalo ia nggak membutuhkannya. Da Jung berniat untuk membayarnya. Ji Hun mau melarang tapi akhirnya membiarkan dan minta Da Jung untuk membawanya ke stadion bisbol nanti.
Da Jung mengiyakan dan menutup telponnya.
Ji Hun lalu bertanya ke temannya, jam berapa wawancaranya hari ini?
"Jam 15.00"
ih Ji Hun senyum-senyum.
Ji Hun ke lapangan dan mencari Da Jung tapi dia nggak ada. Dia nggak tahu kalo Yu Mi yang bertugas menggantikan Da Jung. Yu Mi memberitahu kalo mulai sekarang Ia yang akan melakukan wawancara.
"Kenapa?"
Yu Mi memberitahu kalo itu karena berita tentang perceraian Da Jung dan membuat semua orang di JBC menjadi kesal. Kenapa dia harus bercerai dan menurunkan reputasinya?
Ji Hun hanya tersenyum. Nggak habis pikir. Itu hal yang bisa menurunkan reputasi seseorang? Yu Mi menilai kalo Da Jung pasti bermasalah kalo ia bercerai karena pembaca berita juga tokoh masyarakat. Ji Hun bingung mau menjawabnya. Ia tahu karena ia juga tokoh masyarakat. Reputasi akan runtuh dengan le bih mudah dengan mengatakan hal yang salah daripada bercerai.
Yu Mi nggak ngeh. Ji Hun melanjutkan kalo bagi sebagian orang, bercerai mungkin berita besar, tapi bagi orang lain itu adalah keputusan besar. Yu Mi terdiam. Ji Hun menyindir kalo ia cemas kalo orang dengar Yu Mi mengatakan itu karena bisa merusak reputasinya.
Ji Hun menatapnya tajam lalu pergi.
Yu Mi bingung lihatnya. Kenapa Ji Hun membela Da Jung?
Shi Wu yang sedang jalan melihat Wu Young bicara sama wanita tunarungu yang menanyakan ruang guru tingkat 11. Dengan menggunakan bahasa isyarat Wu Young menunjukkan arahnya ke wanita itu.
Wanita itu berterima kasih lalu pergi.
Shi Wu menghampiri Wu Young. Dia kagum banget tahu Wu Young juga bisa bahasa isyarat. Wu Young mengaku cuman bisa dikit. Shi Wu memuji Wu Young yang serba bisa.
Wu Young merendah kalo itu bukan apa-apa. Shi Wu lalu memberitahu kalo malam ini dia nggak bisa latihan karena harus belajar untuk penilaian keterampilan.
Lah Wu Young malah nggak tahu. Shi Wu memberitahu kalo penilaian besok adalah ujian matematika. Ia menduga kalo Wu Young belum melakukannya. Wu Young sok paham dan bilang akan mengusahakannya.
Shi Wu menawarkan untuk melakukannya bersama di rumahnya. Wah Wu Young langsung senyum dan setuju. Kerja lalu jalan bersama.
Malamnya Wu Young datang ke rumah Shi Wu. Ia membawa makanan dan meletakkannya di atas meja makan. Shi Wu memprosesnya yang bawa makanan segala. Nggak ada orang di rumah yang memakan itu. Wu Young mengatakan kalo Shi Wu cuman nggak tahu aja.
Shi Wu mulai mengeluarkan bukunya. Lah, Wu Young malah mau cuci piring gegara melihat banyak piring kotor di bak cuci piring. Shi Wu memprotes yang Wu Young lakukan tapi Wu Young menyuruhnya untuk belajar duluan sementara ia akan mencuci piring.
Wu Young ingat masa lalu. Da Jung pulang dan Dae Young sedang nonton tv sambil minum. Katanya dia lagi libur dan minta dibuatkan minum. Da Jung melihat sekitar Dae Young yang berantakan banget. Ia mengeluhkan Dae Young yang nggak bisa bersih-bersih. Emangnya mereka punya tukang bersih-bersih?
Dae Young minta dibiarin dan bilang akan bersih-bersih nanti. Da Jung menagih: kapan?
"Habis ini!"
Da Jung ngambil remot dan matiin tv-nya. Dae Young protes. Da Jung mengeluhkan, berapa sering Dae Young melakukan pekerjaan rumah? Dae Young bilang kalo sekitar 50%. Da Jung membantahnya. Kalo menurut perhitungannya cuman 30% doang.
Dae Young protes karena itu terlalu sedikit. Da Jung malas berdebat dan masuk kamar. Mumpung Da Jung dan nggak ada Dae Young mengambil remot dan menyalakan tv-nya lagi.
Wu Young sedih lihatnya. Ia dulu bahkan nggak melakukan 30%.
Shi Wu heran lihat Wu Young malah melamun dan bukannya mengerjakan penilaiannya. Wu Young mengiyakan dan nyuruh Shi Wu terus belajar sementara ia lanjut mencuci piring.
Shi Ah pulang sama Bo Bae. Wu Young menyapa mereka dengan ramah. Keduanya kaget lihat Wu Young di rumah. Bo Bae menilai kalo Wu Young memang suami yang baik. Shi Ah membantahnya. Nggak mungkin. Dipikirnya mencuci piring di rumah orang lain itu normal?
Bo Bae mengangguk. Wu Young lalu menanyakan ke mereka apa mereka sudah makan? Shi Ah sinis. Ngapain Wu Young peduli? Emang dia ayahnya? Wu Young hanya bisa senyum.
Shi Ah lalu mengajak Bo Bae untuk nonton tv sebelum mulai penilaian. Bo Bae setuju.
Mereka duduk di depan tv. Kebetulan mereka menonton pertandingan Ji Hun. Wu Young ikut melihat. Bo Bae sama Shi Ah suka banget sama Ji Hun sampai menyebutnya Ji Hun kita.
Wu Young protes dengar mereka menyebut Ji Hun kita. Dia memberitahu mereka kalo Ji Hun itu pria tua dan itu bukan milik mereka. Shi Ah kesal. Emangnya Wu Young siapa ngatur-ngatur.
Dih Wu Young pingin banget bilang kalo aku ayahmu! Ih tapi nggak bisa. Ia menyudahi. Sambil nunjuk tv ia mengatakan kalo pria yang terlihat seperti itu adalah orang-orang yang harus mereka waspadai.
Shi Ah makin nggak ngeh. Mendadak ibunya Da Jung nelpon Wu Young. Dia terpaksa pergi ke kamar mandi untuk menjawabnya. Shi Ah masih kesal banget sama Wu Young yang ngomong gitu ke Ji Hun Oppa.
Ibu Da Jung marah karena Dae Young bercerai tanpa mendatanginya. Dipikirnya itu bisa diputuskan sendiri. Wu Young meminta maaf. Ibu nggak peduli dan menanyakan keberadaannya.
Wu Young bohong kalo dia ada di Busan. Ibu heran Dae Young masih di sana. Ia pingin Dae Young minta maaf langsung padanya. Wu Young kembali meminta maaf dan menjanjikan akan segera menemuinya.
Ibu lalu menutup telponnya. Lah ternyata ibu ada di depan rumah.
Wu Young melihat bayangannya di cermin. Segera? Gimana dia akan minta maaf sama wajah itu? Nggak bisa.
Shi Ah dan Shi Wu menyambut kedatangan neneknya. Shi Ah mengeluhkan nenek yang datang nggak nelpon dulu. Nenek mengaku cuman pingin mengejutkan cucu-cucunya.
Wu Young keluar dari kamar mandi dan nggaj sengaja menabrak Ibu. Wu Young langsung membungkuk minta maaf.
Nenek memperhatikan wajahnya. Wu Young merasa nggak nyaman dan menutup wajahnya pakai tangan.
Shi Wu mengenalkan neneknya ke Wu Young. Wu Young menyapa nenek lalu pamit.
Nenek manggil Shi Ah dan sambil menunjuk Wu Young ia memintanya untuk hati-hati sama pria yang terlihat seperti itu.
Wu Young menghela nafas lega sesampainya di luar. Ia lalu melihat kalo lampu depan pintu berkedip. Tanpa melakukan apa-apa ia pun pergi dari sana.
Di jalan kembali ada yang memotretnya diam-diam. Orang dengan kuteks warna hitam.
Da Jung ke lapangan dan melihat Ji Hun sedang berlatih melempar. Ia heran melihat Ji Hun bekerja sangat keras sedangkan semua orang sudah pulang. Ji Hun mengaku bosan menunggu Da Jung sehinga ia berlatih. Da Jung minta maaf karena telah datangnya.
Ji Hun menanyakan apa Da Jung nggak papa? Da Jung mengiyakan. Sambil menunjuk kakinya ia memberitahu kalo sekarang dia sudah sembuh. Ia lalu mengembalikan sepatu dari Ji Hun tempo hari. Ji Hun memintanya untuk memakainya saja dan membantunya berlatih selagi ia ada di sana.
Da Jung nggak ngeh. Sekarang? Ji Hun mengungkit Da Jung yang bilangnya berhutang padanya. Dia nyuruh Da Jung untuk segera memakai sepatunya agar mereka bisa main. Da Jung merasa berat tapi akhirnya ia memakainya juga.
Ji Hun bersiap untuk melempar. Dia nyuruh Da Jung untuk membuka matanya dan fokus sama bolanya. Awalnya Da Jung kesulitan. Apa bener itu membantu Ji Hun latihan? Ji Hun membenarkan dan minta Da Jung melakukannya lagi.
Da Jung mengangguk. Dia gagal. Tiga kalinya gagal. Empat kalinya gagal. Lima kalinya, enam kalinya, .. . Ji Hun memintanya untuk fokus. Berdiri dengan mantap, lepaskan bahumu, santai. Da Jung melakukan seperti apa yang Ji Hun katakan dan ia berhasil.
Ih Da Jung senang banget. Begitu juga sama Ji Hun. Dia lebih senang lihat Da Jung senyum. Ia melepas sarung tangannya lalu menghampiri Da Jung dan memberitahu kalo ia sampai di base. Menyenangkan?
Da Jung tahu kalo Ji Hun sengaja memberikan lemparan yang mudah. Ji Hun membalikkan kalo Da Jung tetap memukulnya. Walaupun sulit dan membuat frustasi, saat terus berusaha pasti berhasil sekali. Da Jung tersenyum dan mengangguk.
Ji Hun menasehati agar Da Jung jangan takut hanya karena mendapat strike. Ia nggak pernah tahu akan memukul bola, mendapatkan bola, atau mencetak home run sebelum mengayunkan pemukulnya. Jadi ia harus terus mengayunkan pukulan sampai akhir.
Da Jung menanyakan apa Yu Mi membicarakannya? Ji Hun mengiyakan. Da Jung tadinya berpikir kalo semuanya akan sempurna saat ia menjadi pembaca berita. Tapi ternyata bekerja di perusahaan nggak semudah itu. Setelah perceraiannya menjadi informasi publik, ia kehilangan semua posisinya. Ia berusaha bertahan tapi ia merasa kasihan sama anak-anaknya. Belakangan ia merasa nggak yakin mencoba meraih mimpinya atau terlalu ambisius. Ia nggak tahu sekarang.
Ji Hun malah merasa kalo nggak ada salahnya menjadi ambisius. Sejak ia memutuskan untuk menjadi pemain bola, ia selalu ambisius. Dan saat pemain lain mendahuluinya, meski ia pikir ia lebih baik, ia nggak bisa tidur malamnya karena marah. Ia banyak berlatih, terluka dan membuat orang lain nggak nyaman. Tapi ada orang yang mempercayainya sampai akhir. Jadi Da Jung juga harus membidik tinggi karena keluarganya akan mendukungnya.
Da Jung berterima kasih. Ji Hun mengiyakan dan memberitahu kalo ia adalah penggemar nomor sdarinyaatunya Da Jung. Ih Da Jung lalu inga t kalo catatan yang ada di sepatu hari itu juga adalah dari penggemar nomor satunya.
Ji Hun memanggilnya dan mengatakan kalo ada yang mau ia sampaikan. Belum juga sempat ngomong dia keburu dapat telpon. Sepertinya penting. Ia akan mencari dan minta orang itu untuk pulang. Setelah menutup telponya pamit sama Da Jung.
Da Jung menanyakan apa ada yang terjadi? Ji Hun memberitahu kalo putrinya menghilang.
Putri?
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊