All content from WeTV
Ringkas drama sebelumnya
Xiaoran menunggu Xiaohan di depan rumah tapi Xiaohan nggak ada.
Ibu marah-marah gegara barang-barang yang sudah ia kemasi tahu-tahu balik lagi. Ternyata Xiaoran lah yang melakukannya. Semua itu milik ayahnya. Ibu meminta Xiaoran untuk memahaminya. Tapi Xiaoran pikir ibu ingin melupakan ayahnya dan pergi mencari pria baru. Mereka bertengkar. Xiaoran merasa kalo selama ini ibu hanya ingin mengontrolnya sedang ibu mengaku melakukannya untuk menjaganya. Ibu yang terpancing menampar Xiaoran.
Setelahnya ibu meminta maaf. Ia nggak bermaksud melakukannya. Mendadak Xiaoran menyebut tentang kematian yang membuat ibu sedih. Puncaknya Xiaoran pergi dari rumah. Bibi Zhang mengeluhkan apa yang ibu lakukan padahal di luar sedang hujan. Ia berusaha untuk memanggil Xiaoran tapi Xiaoran mengabaikannya.
Ditinggalkan sendirian, ibu hanya bisa nangis. Ia merasa kalo hanya ia lah yang lemah. Ayah sama Xiaoran bahkan nggak takut mati. Ia membuang barang-barang ayahdan nyuruh Xiaoran untuk bawa aja semuanya.
Xiaoran mau datang ke rumah Xiaohan. Dia jalan ia bahkan sampai jatuh segala. Sesampainya di sana Xiaohan malah nggak ada. Akhirnya ua hanya bisa duduk di depan rumahnya dan kehujanan. Xiaohan datang payungan. Xiaoran memaksakan senyumnya. Ia lega Xiaohan akhirnya kembali. Ia mau bangun tapi nggak bisa, kakinya mati rasa. Xiaohan mengulurkan tangannya dan membantu Xiaoran untuk bangkit.
Sampai di dalam Xiaohan memberinya segelas air hangat dan juga handuk. Xiaoran memberitahu kalo ia bukannya sengaja mau merepotkannya. Ia nggak punya tempat lain untuk dituju. Ia juga nggak bisa menemukan kunci studio. Kalo ia bilang mau menginap di sana malam ini apa Xiaohan akan mengusirnya? Ia menenangkan kalo ia bisa tidur di sofa.
Xiaohan menyuruhnya untuk tidur di kamar di lantai dua. Ia sendiri akan ke rumah kaca. Ada tanaman yang harus ia rawat. Seenggaknya ia akan di sana sampai tengah malam. Ada selimut baru di lemari, Xiaoran bisa mengambilnya.
Setelah ganti baju, Xiaoran pun ke kamar Xiaohan. Alih-alih menggunakan selimut baru, ia lebih milih memakai selimut bekas Xiaohan. Ia menikmati aroma bantalnya dan merasakan kehangatan selimutnya.
Merasa nggak mau segera tidur, ia lalu ke rumah kaca dan menemui Xiaohan. Ia menanyakan bunga kaktus yang sebelumnya, apa bunganya pernah mekar? Xiaohan bilang nggak pernah. Xiaoran lalu mengajaknya untuk taruhan. Kalo bunganya mekar maka mereka akan bersama. Xiaohan meremehkan kalo sebentar lagi fajar dan malam akan segera berakhir. Xiaoran tetap ingin bertaruh.
Sebelum mengiyakan, Xiaohan ingin agar Xiaoran menyerah seandainya bunganya nggak mekar. Xiaoran langsung setuju. Kalo emang bunganya nggak mekar maka ke depannya ia nggak akan pernah mencarinya lagi. Sebenarnya Xiaoran juga khawatir kalo bunganya nantinya nggak mekar tapi ia nggak menunjukkan keraguannya dan hanya memperlihatkan keyakinannya.
Keduanya duduk di jendela dengan bunga kaktus di antara mereka. Xiaoran yang ingin lebih dekat dengan Xiaohan mengambil bunga kaktus itu dan memangkunya. Ia yang nggak bisa menahan kantuk akhirnya tertidur di pundak Xiaohan.
Fajar akhirnya datang tapi bunga kaktus itu nggak mekar. Akhirnya Xiaohan menggendong Xiaoran dan memindahkannya ke tempat tidur.
Semalaman ibu nggak tidur. Ia nelponin Xiaoran tapi nggak terhubung. Bibi Zhang menenangkan kalo mungkin ponselnya habis baterai dan mati. Ia pikir mungkin Xiaoran ke rumah Han Yu, secara mereka kan tumbuh bersama. Ibu lalu nelpon Han Yu tapi nggak diangkat. Bibi Zhang pikir mungkin Han Yu masih tidur. Ia akan nelpon balik kalo sudah bangun.
Ibu juga nelpon keluarga yang lain tapi nggak ada yang menjawab. Merasa nggak bisa nunggu lagi, ia pun memutuskan untuk pergi ke sana. Bibi Zhang melarang. Mereka masih sama-sama emosi saat ini. Takutnya akan bertengkar lagi. Ia menawarkan untuk pergi. Ia akan melihat reaksi Xiaoran dulu baru memberitahu ibu apa ia bisa menemuinya apa enggak. Ibu setuju dan nyuruh bibi Zhang untuk segera pergi.
Xiaoran akhirnya bangun. Ia turun dan mencari Xiaohan tapi Xiaohan nggak ada. Ia lalu mengambil tasnya lalu pergi.
Han Yu bangun dan menjawab telpon. Bibi Zhang bertanya apa Xiaoran di rumahnya? Han Yu nggak mau bicara dengan bibi Zhang dan menutup telponnya.
Xiaoran ke restorannya si Gemuk dan menanyakan Xiaohan. Si Gemuk melihat kalo hari ini hari Minggu jadi pastinya Xiaohan pergi ke pasar bunga. Ia mau mengantarkan Xiaoran tapi Xiaoran menolak. Ia mau lari sana lebih cepat.
Sampai di sana ia mampir untuk membeli roti dan malah ketemu sama Xiaohan. Xiaohan mengambil minum dan membayarnya. Loh kok minumannya ditinggal? Ternyata ia meninggalkannya untuk dikasih ke Xiaoran. Xiaoran berterima kasih dan menyusulnya. Ia menanyakan apa semalam bunganya mekar? Xiaohan tersenyum dan bilang kalo ia juga tertidur jadinya nggak tahu.
Xiaoran sangat menyayagkan. Ia lalu nanya ke mana Xiaohan akan bekerja nanti? Ia mau ikut. Ia cerita kalo Si Gemuk sekarang punya mobil baru. Xiaohan nggak menjawab dan hanya mendengarkan.
Han Yu cerita ke teman-temannya kalo bibi Zhang menelponnya menanyakan Xiaoran. Katanya ada yang penting dan mengajaknya bertemu juga. Sama seperti Han Yu, teman-temannya juga berpikir kalo bibi Zhang itu suka sama Han Yu.
Xiaohan pergi ke pasar bunga dan Xiaoran mengikutinya. Seorang penjual minta Xiaohan untuk melihat bunganya yang katanya ada masalah. Padahal baru datang kemarin sore. Ia melihat Xiaoran dan berpikir kalo ia masih pelajar. Secara ia tampak masih muda. Selagi Xiaohan melihatnya, Xiaoran pergi untuk melihat-lihat.
Ada penjual yang menjual mawar merah. Xiaoran melihatnya dan ditawari untuk membeli. Dikiranya Xiaohan adalah pacarnya dan disuruh minta untuk dibeliin. Xiaoran kembali ke Xiaohan. Kebetulan ia juga sudah selesai. Mereka melewati penjual mawar. Xiaoran berdehem ngasih kode. Penjualnya lalu minta Xiaohan untuk membelikan mawar untuk pacarnya. Awalnya Xiaohan nggak ngeh kalo lagi diajakin ngomong sama penjualnya. Xiaoran sudah berharap banget Xiaohan akan membelikannya bunga mawar, tapi tahunya Xiaohan nggak mau beliin.
Xiaoran kembali mengikutinya dan menjelaskan kalo bukan ia yang nyuruh penjualnya bilang kayak tadi. Ia nyuruh Xiaohan untuk menjelaskan ke penjualnya. Xiaohan merasa nggak ada yang perlu dijelaskan. Xiaoran menjelaskan kalo Xiaohan nggak memberi penjelasan maka penjual tadi akan menganggap kalo ia adalah pacarnya.
Setelah melihat bunga, mereka lalu melihat ikan. Xiaohan asik memperhatikan ikan di depannya dan Xiaoran asik memperhatikan Xiaohan. Mendadak Xiaohan bilang kalo ikan itu kayak Xiaoran. Xiaoran membantah dan menunjukkan kalo matanya lebih besar. Tapi bukan itu kemiripan mereka. Ikan itu terus mengikutinya kayak Xiaoran.
Xiaoran menyuruh Xiaohan untuk membelinya dan memeliharanya karena ikan itu menyukainya. Ih Xiaohan nggak mau. Katanya mereppotkan. Xiaoran kesal dengarnya. Padahal sangat imut.
Mereka ke tempat makan. Xiaoran nggak mau memesan jadi Xiaohan hanya pesan seporsi mie. Loh kok malah minta sumpit juga. Setelah mie datang Xiaoran juga minta satu mangkuk kosong. Ia mengambil sedikit mie dan minta kuah juga. Karena mangkuknya panas jadi Xiaohan yang membantu menuangkan. Katanya Xiaoran hanya ingin makan dari mangkuk Xiaohan.
Selagi Xiaohan makan, Xiaoran melihat wanita di meja belakang yang terus melihat ke arah Xiaohan seperti menyukainya. Ia nyuruh Xiaohan untuk melihatnya tapi Xiaohan bilang Xiaoran salah lihat. Xiaoran merasa kalo wanita itu mungkin sudah buta seperti dirinya. Akhirnya setelah dipaksa Xiaohan mau melihatnya. Meski sebentar aja.
Xiaoran menanyakan siapa yang lebih cantik. Xiaohan bilang wanita itu. Xiaoran lalu membandingkan dirinya dengan Aman dan Xiaoli. Xiaohan kembali bilang kalo mereka lebih cantik. Ih Xiaoran kesal. Ngapain Xiaohan makan sama dia kalo mereka lebih cantik? Sambil senyum Xiaohan merasa kalo ia kayak Xiaoran, sudah buta. Xiaoran langsung senyum dengarnya. Ia lalu menyampaikan untuk mengganti rambutnya, apa mungkin bisa lebih cantik? Xiaohan merasa kalo yang sekarang sudah cantik. Ia menyudahi dan mau membayar.
Saat membayar Xiaoran kembali nanya apa ia sekarang gemukan? Gimana kalo ia kurusan? Xiaohan sih terserah Xiaoran, asal ia senang. Lah kalo Xiaoran sih harus Xiaohan yang senang baru ia juga senang. Ia lalu mencubit Xiaohan dan menunjukkan kalo wanita meja sebelah masih meliriknya.
Xiaohan nggak menanggapi dan langsung pergi. Padahal kembaliannya belum diambil. Xiaoran mengambilnya dan kemudian menyusul Xiaohan. Ia masih ngomongin gadis tadi dan membuat Xiaohan mengeluhkan kalo ia gampang cemburu. Xiaohan membantah kalo ia cemburu. Ia hanya ingin menunjukkan pada mereka. Ia lalu mau menggandeng lengannya tapi Xiaohan malah menarik pinggangnya. Merasa mendapatkan yang lebih, Xiaoran lalu memasukkan uang kembalian ke saku Xiaohan untuk uang tip-nya. Keduanya saling tatap lama. Xiaohan lalu menggandeng tangan Xiaoran dan membawanya pergi dari sana.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊