All content from jtbc
Istri kepala desa menjawab nggak ada. Koo Daepyo lalu menanyakan letak swalayan. Ia langsung mau pergi setelah diberitahu. Istri kepala desa menahan tangannya dan menunjukkan kalo ikannya masih banyak.
Kepala desa yang baru datang merasa cemburu lihat mereka sedang pegang-pegangan.
Ae Jung dan Jin sampai di swalayan sepupunya kepala desa. Ternyata dia adalah penggemar berat Jin. Dia punya banyak foto bahkan ada poster besar juga yang ditempel di dinding. Jin diberi banyak bahan makanan sampai nggak kuat membawanya. Ia lalu memberikan tanda tangannya pada pemilik swalayan. Jin juga mengajaknya berfoto. Dan sebagai gantinya semua barang itu akan dikirimkan ke kepala desa. Gimana bisa Jin membawa semua barang itu.
Song Daepyo datang ke rumah Jin sambil telponan dengan Kwae Nam. Kwae Nam berpura-pura seolah Jin ada di rumah. Song Daepyo melihat hadiah Jin untuk Ha Ni di atas meja. Kwae Nam terkejut saat melihatnya. Song Daepyo menanyakan apa itu sesuatu yang nggak seharusnya ia lihat? Kwae Nam nggak bisa menjawab.
Ae Jung dan Jin pulang berjalan kaki. Mereka membicarakan gaya pakaian keduanya yang dirasa kampungan. Tapi Ae Jung merasa lega karena nggak ada yang salah paham. Ia mengungkit kalo dulu orang-orang nggak menyukainya karena selalu bersama dengan Jin. Dulu dia memang polos. Beraninya menjadi tangan kanan pacar kampus. Dan saat Dae O masuk kampus dan mereka bertiga menjadi akrab sebagian orang berhenti membicarakannya.
Jin malah merasa kalo itu adalah hal yang ia sesali. Mereka bertiga harusnya nggak seakan itu. Harusnya ia nggak akrab dengan Dae O dan membiarkannya jatuh hati pada Ae Jung.
Ae Jung merasa nggak nyaman. Ia mengalihkan dengan berterima kasih pada Jin. Dia yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia nggak melupakannya dan memperlakukannya seperti jaman masih kuliah. Jin tersenyum mendengarnya. Ae Jung melanjutkan kalo hanya sebatas itu saja. Ia mengingatkan kalo ia bukan lagi Noh Ae Jung usia 23 tahun yang Jin kenal. Sekarang ia hanya seorang ibu yang hanya memikirkan bekal anaknya setiap hari. Ia ibu Ae Jung usia 37 tahun.
Jin mengatakan sesuatu tapi karena ada kendaraan penduduk yang lewat jadinya Ae Jung nggak bisa mendengarnya. Dan saat ia mau mengatakannya lagi malah keburu Dae O datang membuat kehebohan karena sepedanya nggak bisa direm.
Ae Jung menanyakan apa yang Dae O lakukan di sana? Dae O memberitahu kalo dia ada urusan (Sambil menatap Jin). Ia mengingatkan pada Jin kalo Ae Jung adalah produser mereka dan bukannya manajer Jin. Ia menyarankan agar Jin membawa manajernya kalo dia nggak bisa sendiri.
Ae Jung malah marah. Dia menegur Dae O dan mengingatkan kalo mereka semua bukan teman tapi rekan kerja. Jin mau memarahi Dae O juga tapi malah kena marah sama Ae Jung juga. Mereka dulu memang tiga sekawan tapi sekarang sudah enggak. Ia nggak mau pekerjaan mereka terganggu hanya karena urusan pribadi. Ia ingin filmnya sukses dan meminta mereka untuk membantunya.
Ae Jung lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari keduanya.
Sesampainya di rumah Kepala desa , Ae Jung, Jin Dan Dae O kaget melihat banyaknya orang yang ada di sana. Ae Jung sampai merasa kalo mereka mau melakukan pesta dan bukannya rapat. Kepala desa menghampiri mereka. Ia menunjukkan ke semua orang kalo itu adalah Ryu Jin asli dan bukannya palsu.
Semua orang langsung pada heboh. Kepala desa meminta Ryu Jin untuk menyanyi nanti. Ae Jung memberitahu kepala desa kalo itu sepertinya sulit. Kepala desa seperti mau marah. Dae O menyingkirkan Ae Jung dan mengingatkan kepala desa pada apa yang sudah mereka bicarakan tadi pagi.
Kepala desa masih berat. Jin tahu-tahu mengangkat tangannya. Ia mau melakukannya tapi mereka harus menonton filmnya dua kali kalo sudah tayang. Kepala desa langsung menghampiri Jin dan mengiyakan. Selain itu ia juga meminta Jin untuk berfoto dan memberikan tandatangan juga.
Ae Jung mau mengatakan sesuatu tapi Jin menahan dan menyanggupi apa yang kepala desa minta. Tapi ia meminta agar setelah itu kepala desa dan semua orang memberi mereka ijin untuk syuting di sana. Kepala desa mengiyakan dan sesumbar kalo dia adalah kepala desanya
Malam harinya
Jin memberikan tandatangannya pada para wanita di desa itu. Kepala desa lalu menanyakan apa mereka akan memberikan ijin pada mereka untuk melakukan syuting di sana? Semua orang langsung mengiyakan. Jin bangkit dan berterima kasih pada semuanya.
Dae O kesal lihatnya. Menurutnya dialah yang bekerja keras dari pagi bahkan sampai memotong kayu segala tapi Jin yang dapat pujian. Koo Daepyo yang mengupas apel di sebelah Dae O merasa kalo harusnya Dae O nggak mengajak Ae Jung ke sana.
Dae O memberitahu yang sebenarnya kalo Ae Junglah yang mengikutinya ke sana. Koo Daepyo nggak peduli. Dia menyuruh Dae O untuk terus berusaha sampai mereka mendapatkan tandatangan ijin untuk syuting. Dae O mengingatkan kalo Koo Daepyo adalah investornya. Harusnya dia yang mencari jalan keluar di saat seperti ini.
Tiba-tiba Dae O menepuk pundak Koo Daepyo keras dan bilang ada nyamuk. Koo Daepyo sampai mau mengeluarkan pisaunya. Dae O bertanya-tanya keberadaan Ae Jung. Mereka lagi repot juga. Ih, Dae O teriak kaget lihat buah hasil kupasan dari Koo Daepyo.
Ae Jung sedang memasak sesuatu sendiri. Ia nampak kelelahan. Yeon Wu tiba-tiba datang membawakan secangkir cokelat panas. Ia mempelajarinya dari Ha Ni. Itu untuk kenyamanan. Ae Jung meminumnya. Ia merasa kalo Ha Ni mengajarkannya banyak hal aneh.
Yeon Wu pikir Ha Ni mengajarkannya agar agar ia bisa mendapatkan hatinya. Ae Jung merasa kurang nyaman. Ia mengalihkannya dengan menanyakan gimana Yeon Wu bisa sampai di sana? Yeon Wu memberitahu kalo ia datang ke kantor karena Ae Jung nggak bisa dihubungi. Pegawainya bilang kalo Ae Jung pergi ke pulau. Ia menyusul karena khawatir.
Ae Jung merasa kalo ia berhutang banyak pada Yeon Wu. Yeon Wu selalu baik padanya dan melakukan banyak hal tapi ia nggak tahu harus membalasnya dengan apa. Ia tersenyum sambil meminta maaf lalu pamit sambil membawa cokelat panasnya.
Yeon Wu hanya bisa terdiam. Hiks..Hiks..ditolak ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊