Postingan Terbaru

Minggu, 26 Februari 2023

Sinopsis 18 Again episode 8 part 3


All content from jtbc 




Ringkas drama sebelumnya


Di ruang kepala sekolah


Kepsek menegur Il Kwon. Ia menyinggung tentang tim bisbol SMA Suheung yang diekspos atas penyuapan penerimaan kuliah secara ilegal. Ia mendengar kalo performa timnya kurang baik karena pelatihnya memilih siswa berdasarkan suap yang diterimanya. Ia berharap kalo Il Kwon nggak seperti itu. 


Il Kwon mengingatkan kalo ia adalah seorang guru sebelum pelatih. Ia hanya memilih pemainnya berdasarkan keahlian mereka. 


Kepsek menjatuhkan dokumennya di atas meja menandakan kekesalannya karena penampilan tim menurun seiring berjalannya waktu. Apa Il Kwon bisa mencapai kejuaraan nasional? 


Il Kwon tertunduk. Ia menjanjikan akan memeriksa keterampilan pemainnya dan memutuskan daftar pemain utamanya sore ini. Kalo mereka nggak mempercayainya maka mereka bisa datang dan melihatnya sendiri. Kepsek bilang kalo mereka akan melakukannya. 





Kepala sekolah dan wakilnya beneran datang. Mereka suka banget sama para pemain baru yang menurutnya sangat hebat. Akhirnya karena diawasi sama Kepsek, Il Kwon mengumumkan kalo Wu Young sama Shi Wu ia masukkan dalam tim lomba. Kepala sekolah juga puas sama keputusannya. Ia akan sangat menantikannya. 





Da Jung menatap layar ponselnya sambil mengingat apa yang Ji Hun katakan kalo kadang berpikir dan bersikap sederhana adalah yang terbaik. 


Ia lalu menulis pesan pada kelompok orang tua basket selaku ibunya Shi Wu mengajak mereka untuk bertemu dan membahas secara langsung terkait pelatih Choi yang meminta uang sebagai ganti posisi bermain. Ia akan ke kafe depan sekolah pukul 19.00. 






Dan saat waktunya tiba malah para orang tua nggak ada yang datang. Sekalinya ada yang datang malah Wu Young. Da Jung sendiri heran melihat Wu Young datang. Wu Young yang duduk di hadapan Da Jung memberitahu kalo ayahnya harus bekerja jadi ia yang ke sana. 


Da Jung pikir Wu Young nggak perlu tahu. Tapi untuk Wu Young justru ia harus tahu karena itu berkaitan dengan dirinya. Da Jung membenarkan. Tapi sepertinya nggak akan ada yang datang. Ia harap ia nggak mendesak orang tua lainnya. 


Wu Young mengaku menyukai Da Jung yang berusaha untuk memperbaiki keadaan untuk mereka. Ia melakukan hal yang benar jadi jangan berpikir begitu. Da Jung diam dan mengiyakan. 




Karena nggak ada yang datang akhirnya Da Jung pulang. Seperti biasa Wu Young kembali mengantarnya. Da Jung yang merasa cemas menasehati Wu Young agar mulai sekarang Ia jangan datang ke pertemuan seperti itu lagi. Itu adalah hal yang harus diselesaikan orang dewasa. Ia bisa fokus untuk bersiap menghadapi pertandingan. 


Wu Young melihat Da Jung memijat tangannya. Ia mengiyakan apa yang Da Jung nasehatkan lalu memintanya untuk menunggu di sana. Ia lalu pergi meninggalkan Da Jung. 


Da Jung nggak ngerti Wu Young pergi kemana. Tapi karena Wu Young memintanya untuk menunggu sana ya dia menunggu. Lah, mendadak ia merasa sakit perut. 







Setelah agak lama akhirnya Wu Young kembali. Ia memberikan pil pada Da Jung. Katanya itu pil pencernaan. Da Jung menerimanya dan berterima kasih. Nggak hanya itu. Ia juga membukakan minuman untuk Da Jung juga. 


Da Jung meminum obatnya. Ia heran gimana Wu Young bisa tahu kalo ia sakit perut? Wu Young memberitahu kalo ia menjadi seperti itu saat tertekan. Ia menanyakan apa Sa Jung nggak papa? Da Jung tersenyum mengiyakan tapi Wu Young melihat kalo Da Jung nggak seperti itu. Ia memintanya untuk mengulurkan tangannya. 


Wu Young melihat tangan Da Jung lembut. Da Jung menatap Wu Young tajam. Ia teringat Dae Young. Dulu dia juga melakukan hal yang sama. Katanya itu sangat efektif. Ia menanyakan. Perasaannya setelahnya. Da Jung mengaku merasa lebih baik. 


Dae Young menanyakan apa yang membuatnya stres? Da Jung hanya diam. Dae Young mengeluarkan kekesalannya. Siapa yang membuat istrinya kesulitan? Ia nggak akan membiarkan mereka. Da Jung tersenyum dengar pembelaan suaminya. 


Da Jung menarik tangannya dan mengaku baik-baik saja sekarang. Ia lalu pamit. Wu Young hanya bisa berdiri menatap kepergian Da Jung. 







Nggak lama kemudian Da Jung sampai rumah dan menyapa ibunya. Ibu khawatir melihat wajahnya dan menanyakan apa ada masalah? Da Jung meletakkan tasnya dan menanyakan apa ada yang salah? Ibu kesal. Dikiranya bisa memb*dohi ibu? Sama seperti Da Jung yang bisa tahu kapanpun Shi Ah bohong ibu juga begitu. 


Sambil menuang minum Da Jung memberitahu kalo nggak ada masalah. Ibu menasehati kalo Da Jung nggak akan bisa memperbaiki kebiasaannya dengan nggak berbagi perasaannya. Da Jung nggak menjawab dan meminum minumannya. 


Da Jung mengelus perutnya di depan ibu. Ibu meraih tangannya dan menggenggamnya. Da Jung bukan anak kecil lagi. Ia juga harus bertanggung jawab atas anak-anaknya. Da Jung nangis dan berterima kasih sama ibu. Ia juga meminta maaf lalu memeluk ibu sambil menumpahkan tangisnya. 


Ibu menatap Da Jung dalam dan merasa kalo waktu cepat berlalu. 





Shi Ah tahu-tahu datang dan bertanya pada Da Jung apa ibu membuang kertas yang ada di mejanya? Da Jung mengiyakan. Ia merapikan mejanya saat bersih-bersih. Shi Ah marah dan meminta ibunya untuk nggak menyentuh barang-barangnya. 


Da Jung nggak ngerti kenapa Shi Ah marah-marah. Kenapa ia nggak membersihkan kamarnya? Suara Shi Ah malah meninggi. Siapa yang minta tolong ke ibu? Ia merasa sangat kesal. Da Jung nggak suka dengarnya. Apa itu pantas diucapkan ke ibunya? 


Shi Ah beralasan kako ibunya telah menyentuh barangnya tanpa ijin jadi wajar kalo ia kesal. Ia lalu menjadikannya ke nenek dan minta nenek untuk nyuruh ibunya berhenti. 


Nenek malah memarahi Shi Ah dan mengeluhkan kenapa Shi Ah bersikap seperti itu ke putrinya? SHI ah nggak ngeh. Nenek menekankan kalo dia nggak akan memaafkan siapapun yang membuat putrinya marah sekalipun orang itu adalah cucunya sendiri. Ia lalu nyuruh Shi Ah untuk minta maaf pada ibunya sekarang. 


Shi Ah mengiyakan dan minta maaf pada Da Jung lalu pergi. 




Da Jung tersenyum kemudian kembali duduk di samping ibu. Ia merasa kalo putrinya mirip dengannya seperti kata ibu. Ibu menganggap kalo anak-anal memang nggak dewasa. Ia ibu dan nenek karena berada di sana. Tapi di depan ibunya ia hanya putrinya. Jadi Da Jung bisa hidup sebagai ibu di depan anak-anaknya. Tapi bagi ibu Da Jung bisa menjadi putri selamanya. Ibu nyuruh Da Jung untuk memberitahu ibu kalo ada yang membuatnya kesal. Sambil menepuk tangan Da Jung ibu bilang kalo ia akan memihaknya. 


Da Jung menyandarkan kepalanya di punggung ibu. Ia bahkan belum makan tapi ia merasa sudah kenyang. 


Ibu yang sedang melipat pakaian merasa heran. Apa yang Da Jung lakukan sampai sekarang tanpa makan malam? Ia akan membuatkannya makanan dan menyuruhnya ganti baju. Da Jung memeluk ibu dan berterima kasih. 






Wu Young mengunjungi makam ibu sambil bawa bunga. Ia memberitahu ibu kalo ia ada di sana. Ibu ingat wajah putra ibu? Ia tersenyum dan merasa kalo ibu lebih mengenal wajah itu. Ia memberitahu kalo ia pulang ke rumah setelah sekian lama. Ia melihat foto ibu di dinding dan ibu terlihat sama. Sambil mengingat foto ibu Wu Young merasa kalo itu adalah wajah yang sangat ingin kulihat. 


Ibu mengajar bahasa isyarat pada para penderita tuna rungu. Dae Young datang saat kelas berakhir dan dengan bahasa isyarat ia memuji apa yang ibunya lakukan dan ia akan menunggu ibu di luar. Ibu mengiyakan dan bilang kalo ia hampir selesai. 


Dae Young tersenyum lalu pergi. Mendadak ibu merasakan sakit di dadanya. Nggak ada satupun orang yang mendengarnya. 




Ibu lalu berakhir di ruang pusat kanker pankreatikobiliari. Ayah mendampingi ibu. Ia bahkan sigap menolong ibu saat ibu hampir terjatuh. Dengan penuh perhatian ayah menanyakan apa ibu nggak papa? Ibu menggenggam tangan ayah sambil nangis. Ia menanyakan apa yang akan mereka lakukan tentang Dae Young? Ibu meluk ayah sambil nangis. Ayah juga ikut nangis lihat ibu seperti itu. 




Sejak itu ayah jadi sering minum. Dae Young pulang dan ayah mengabaikannya. 






Dan sampailah saat Dae Young harus pergi untuk mengikuti pelatihan. Ibu mengantarnya sampai depan. Dae Young bertanya ke ibu kenapa belakangan ayah jadi banyak minum? Ibu mengalihkan dengan bertanya apa Dae Young sudah mengemas kaos kakinya? Handuk? Dae Young memberitahu kalo ia sudah mengemas semuanya. 


Ibu berpesan agar Dae Young jangan memaksakan diri karena itu adalah pertandingan tandang dan jangan terluka. 


Dae Young tersenyum mengiyakan. Tapi apa ibu sakit? Ibu memarahi Dae Young karena membuang tenaga mengkhawatirkan ibu. Ibu menyuruhnya untuk fokus sama diri Dae Young sendiri selama pertandingan nanti. Dae Young mengiyakan lalu pamit. 


Mendadak ibu manggil Dae Young lagi. Ibu menghampirinya dan memeluknya. Ibu memberitahu kalo ibu sangat menyayanginya. Dae Young mengaku merinding dengar ibu mengatakannya. Ibu melepaskan pelukannya dan sambil senyum nyuruh Dae Young untuk segera pergi. 


Dae Young yang sudah beberapa langkah meninggalkan ibu kembali berbalik dan melihat ibu melambaikan tangan. Ia nyuruh ibu untuk kembali masuk rumah. 






Akhirnya tim Dae Young menang. Semua orang bangga padanya. Pelatih tiba-tiba datang dan memanggilnya. 


Dae Young segera ke rumah sakit setelah itu. Tepatnya di ruang mayat. Ia melihat ibu sudah nggak bernyawa lagi. Ia syok. Ayah dengan berat hati memberitahu kalo operasi ibu gagal. Dae Young nggak paham. Operasi apa? Kenapa ibu harus dioperasi? Sambil nangis Dae Young minta ayah untuk membangunkan ibu. Ayah nangis. Dae Young membentak ayah minta untuk membangunkan ibu. 


Tangisnya pecah seketika. Ayah meraih kedua lengan Dae Young dan memberitahu kalo ibu sakit parah. Dae Young menyesalkan kenapa ia baru tahu ibu sakit? Kenapa ayah diam saja? Kenapa nggak ngasih tahunya? Ayah memberitahu kalo semua itu demi Dae Young. 


Dae Young mendorong ayah dan menghadap ibu sambil memanggil-manggilnya. Ih aku ikut nangis lihatnya. Ibu! Ibu! Dengan lembut Dae Young membelai wajah ibu dan memeluknya. Eomma! Eomma! Eomma! Eomma! 








Wu Young membelai rumput seakan itu adalah rambut ibu. Dia nangis. 


Ingat saat ayah membentaknya. Nggak ada orang tua yang mau hidup anak mereka hancur. Dae Young yang sudah membereskan semua barangnya dalam koper menyindir kalo ayah terdengar benar-benar peduli padanya. 


Ayah malah memaki Dae Young dan memberinya tamparan keras. Dae Young syok menanyakan apa ayah beneran peduli padanya? Ayah sangat peduli sampai menyembunyikan penyakit ibu darinya? Karena itu ayah nyuruh Da Jung untuk melakukan aborsi? Pernah nggak ayah mikir di posisinya? Ayah cuman minum-minum aja tiap hari. Jangan bilang kalo itu demi keluarga!!! Ayah terdiam. 


Dae Young melanjutkan kalo ayah nggak melakukan apapun buat keluarga. Ia berbalik dan mau pergi. Ayah meraih tangan Dae Young dan menahannya. Ia melarang Dae Young pergi. Dae Young menarik tangannya dan mendorong ayah sampai membentur lemari. 


Ia lalu hendak pergi. Ayah kembali melarangnya. Ia bahkan sampai mengancam nggak akan mengakuinya kalo dia pergi. Dae Young nggak peduli dan tetap pergi. 


Ayah nangis. 




Wu Young meninggalkan makam ibu dan malah ketemu sama ayah. Ayah mengenalinya sebagai Wu Young. Wu Young menyapa ayah ramah. Ayah menanyakan kenapa Wu Young ke sana? Sambil senyum Wu Young memberitahu kalo ibunya beristirahat di sana. 


Ayah sangat menyayangkan karena Wu Young masih muda. Ia lalu mempersilakannya untuk melanjutkannya. Wu Young mengiyakan. Tapi melihat ayah membawa tas berat membuatnya nggak tega. Ia balik lagi dan membantu ayah membawakannya. Ayah mengaku nggak papa tapi Wu Young tetap membawakannya. 






Mereka lalu berjalan bersama ke makam ibu. Ayah menanyakan apa hari ini hari peringatan kematian ibu Wu Young? Wu Young membenarkan. Ayah memberitahu kalo hari ini juga adalah hari peringatan meninggalnya istrinya. Ia meninggal beberapa tahun yang lalu. Sudah bertahun-tahun sejak ia datang pada hari peringatannya. Wu Young bertanya kenapa? 


Ayah mendekat ke makam ibu dan memberitahu kalo putranya nggak bisa bersama sama ibunya yang sekarat karena ayah. Harusnya ia memberinya waktu untuk mengucapkan perpisahan. Ayah merasa menyesal nggak melakukannya. 


Ia bangkit dan melanjutkan kalo sejak saat itu ia ingin putranya menghabiskan waktu bersama ibunya di hari peringatannya. Karena itulah ayah selalu datang sehari setelahnya. Tapi karena tahun ini ia berada di Busan, jadi ia datang tepat waktu. Bahkan sepertinya dia datang tadi melihat bunga yang ada di sana. Ayah mengaku selalu melihat bunga itu tapi ia nggak tahu apa itu. 


Wu Young memberitahu kalo itu bunga hyacinthus. Ayah tertawa dan merasa kalo namanya sangat sulit. Wu Young menatap ayah dan tiba-tiba meminta maaf. Ayah nggak ngeh. Wu Young memberitahu kalo itu adalah arti dari bunga itu. 


Ayah merasa kalo putranya nggak perlu minta maaf. Mereka yang harusnya minta maaf sebagai orang tuanya. Ayah lalu mendekat ke makam ibu dan menanyakan kabarnya. Ia lalu mencabuti rumputnya. 






Pulangnya ayah sama Wu Young naik bus. Wu Young melihat ayah duduk di kursi prioritas. Dae Young merasa kalo ia nggak ingin hidup seperti ayahnya. 


Dae Young melihat kalo ayah sering minum. Di matanya ayah adalah orang yang egois. Tapi...Ia ingat saat Shi Wu bilang padanya sebagai Wu Young kalo ayahnya nggak bisa datang melihatnya bermain. 


Wu Young menanyakan apa Shi Wu sedih? Shi Wu mengaku nggak papa karena ayahnya selalu seperti itu. Wu Young menanyakan maksudnya. Shi Wu memberitahu kalo ayahnya selalu bilang peduli dan suka mengomel. Tapi dia hanya mempedulikan dirinya sendiri. 


Dae Young merasa kalo selama ini ia telah  menjadi seperti ayahnya. 







Shi Wu pulang ke rumah dan melihat ayahnya sedang minum. Ia nggak bilang apa-apa dan langsung masuk ke kamarnya. 


Dae Young merasa kalo dunia ini dingin dan alkohol adalah satu-satunya cara untuk melupakan masa-masa panjangnya. 


Dae Young memarahi anak-anaknya. Dimulai dari Shi Wu. Ja melarangnya main-main dan harus belajar. Lanjut je Shi Ah yang cuman bergaul sama teman-temannya. 


Dae Young mulai merasa khawatir. Apa anak-anaknya bisa bertahan di dunia yang keras ini dan makin dunia menghamtannya semakin ia membentak mereka. 


Dan suatu saat ia berpapasan dengan Shi Wu di luar. Dengan dingin ia bertanya; mau ke mana? Shi Wu menjawab kalo dia mau ketemu teman. Dae Young memintanya untuk jangan pulang terlambat. Dan mereka lalu berlalu begitu saja. 


Dengan begitu lah ia menjadi jauh dari anak-anaknya. Sama seperti ia dan ayahnya. 





Ayah mengambil dompetnya dan melihat fotonya bersama anak dan istrinya. 


Di belakang Dae Young nangis lihatnya. 





Wu Young masih mengantar ayah. Ia meminta ayah untuk datang kalo ia sempat. Ia dan Shi Wu akan bermain. Ayah senang dengarnya. Ia bahkan akan meluangkan waktu kalo perlu. Wu Young mempersilakannya untuk datang. 


Ringkas drama selanjutnya


Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊