Sinopsis Was It Love? Episode 16 Part 4

Anysti
0


All content from jtbc






Ha Ni sedang duduk di tangga sambil melihat foto Dae O dan ibunya yang menjadi wallpaper di ponselnya. Ia ingat kalo penulisannya hari ini. Ia lalu mengeluarkan tiket film Hanya Suamiku yang masih ada di dalam amplop. 
Ternyata dia sedang menonton acara pertandingan sepak bola. Salah satu pemainnya ada Dong Chan dan ada Koo Daepyo juga di barisan penonton sebagai pendukungnya. 

Dong Chan berhasil menggiring bola. Tapi saat hendak membuat gol malah tendangannya meleset. Gegara itu timnya Dong Chan kalah. 

Koo Daepyo menghampiri Dong Chan yang sedang duduk sendirian dan memberinya sekaleng cola. Dong Chan sangat menyesalkan. Harusnya dia bisa mencetak gol. Koo Daepyo memberitahu kalo hati-hati adalah obat, keraguan adalah racun. Tapi yang paling penting adalah timing. Ia meminta agar lain kali Dong Chan nggak usah ragu. Dong Chan mengangguk mengiyakan. 

Di sebelah ada Ha Ni yang sedang PDKT sama seorang siswa cowok. Dia mau mengajak siswa itu untuk menonton peduli dan film ibunya. 

Dong Chan nggak suka lihat nya. Koo Daepyo menyuruhnya untuk pergi kalo hatinya sudah merasa yakin. Ia lalu menghampiri Ha Ni sambil meminum colanya. Dan tanpa malu ia bersendawa di depan mereka. Ih Ha Ni kesal lihatnya. 


Di kantor sedang ada pesta terkait dengan perilisan film Hanya Suamiku. Di sana ada Ha Ni yang sedang menyendiri. Dia bicara dengan anjingnya dan mengeluhkan sikap Dong Chan yang bersendawa di depannya. 

Dong Chan mendadak menghampirinya dan menanyakan sia harusnya gimana? Dia juga sebenarnya nggak mau pakai cara itu. Apa harus gini? Dong Chan berpose dengan meletakkan tangannya di bawah dagu. Lah Ha Ni malah mengejeknya karena berpose di depan anjing. 



Ternyata di belakang mereka ada Koo Daepyo yang menguping. Ia melihat Suk Hee membawa kotak minuman. Keduanya lalu menatanya di atas meja. Koo Daepyo mau menanyakan sesuatu tapi nggak jadi. Baru setelah Suk Hee mendesaknya Koo Daepyo akhirnya menanyakan hubungan Suk Hee dengan Ae Jung?

Suk Hee memberitahu kalo ia adalah pemilik rumah, pendukung, kakak, teman dan ia juga sangat mengagumi Ae Jung. Dia nggak pernah menyerah pada mimpi, dan hidupnya. Mereka lalu bersulang sebagai sama-sama pendukungnya Ae Jung. 

Kwae Nam mendadak menghampiri mereka. Ia memberikan kartu namanya pada Koo Daepyo. Sekarang dia sudah punya agensi sendiri dan ia jadi Daepyunimnya. Ih Suk Hee kesal karena Kwae Nam mengganggu. 



Ibunya Yeon Wu sama ibunya Ae Jung sekarang akur. Mereka mencicipi makanan bersama. Ibu Yeon Wu suka dengan masakan ibu Ae Jung dan minta diajari cara membuatnya. Ia ingin membuatkannya untuk Yeon Wu. 

Ibu Ae Jung meledek kalo Ibu Yeon Wu adalah seorang CEO dari keluarga berkelas. Apa ya sungguh mau belajar darinya? Ibu Yeon Wu mengiyakan. Ia ingin akur dengan anaknya. Ia akan melakukan apapun. Ia akan menahan meski ia sangat ingin ikut campur. Ibu Ae Jung lalu mempersilakan ibu Yeon Wu untuk datang ke rumahnya ia akan mengajarkan semua makanan yang disukai Yeon Wu saat tinggal bersamanya. 

Wih ibunya Yeon Wu senang banget. Yang lagi diomongin mendadak datang. Ia menanyakan apa yang mereka bicarakan? Ibunya Ae Jung menyuruh Yeon Wu agar baik pada ibunya. Dia yang sangat sibuk sampai mau belajar masak darinya agar bisa membuatkan makanan enak untuk Yeon Wu. 

Yeon Wu tersentuh mendengarnya dan berterima kasih pada ibunya. 


Jin sedang mengambil minum. A Rin menghampirinya dan mengonfirmasi apa Jin menyukainya? Syuting sudah selesai dan filmnya sudah dirilis. Kalo emang suka maka sekaranglah saatnya. Ia menekankan kalo ia nggak suka berbasa-basi. 

A Rin meninggalkannya tanpa menunggu jawaban darinya. Jin merasa kalo A Rin sangat berani. 

Gwang Su menghampiri Jin dan melihat kalo wajahnya merah. Apa dia sakit? Lah Kwae Nam langsung mendekat dan menanyakan siapa yang sudah membuat Jin nggak nyaman? Dia selaku Daepyunim nya akan mengatasinya. Pasti Joo A Rin. 

Lah A Rin yang dengar jadi kesal. Hye Jin datang membawa kue. Ia mengajak semuanya untuk kumpul memotong kue. 




Ae Jung lalu memimpin acara untuk mengajak semua orang bersulang merayakan peduli dan film Hanya Suamiku. Mendadak Dae O muncul dan mengucapkan selamat pada Ae Jung. Dia tahu kalo Ae Jung akan berhasil. Lah ternyata itu hanya bayangan doang. 



Ae Jung kembali ke mejanya. Ada banyak buku di atas meja. Cinta Terakhir, Pengakuan musim panas. Ia nggak tahu kapan akan membaca buku-buku itu. 

Ia lalu duduk dan melihat daftar novel rekomendasi. Mungkin untuk dijadikan project film selanjutnya. Guido Orefice. Ia mengambil novel itu dan mulai membacanya. Perlahan ingatannya melayang pada apa yang telah ia lalui bersama Dae O. Pertemuan pertama mereka yang amat berkesan di hatinya. 

Ia lalu menelpon Hye Jin dan memintanya untuk menjadwalkan pertemuan dengan penulis novel Cinta Terakhir. Ia harus menemuinya. 




Hari sedang hujan. Ae Jung berjalan di bawah lindungan payung untuk bertemu dengan Guido Orefice, penulis baru yang terkenal dari Eropa sambil telponan dengan Hye Jin. Novelnya laris karena diterjemahkan dalam bahasa Korea dan diterbitkan di sana. 

Ae Jung berpikir kalo dia orang Eropa. Hye Jin nggak tahu pasti tapi kabarnya sia orang Korea yang tinggal di Eropa. Orangnya misterius jadi banyak rumor tentangnya. Banyak studio film di dalam dan luar negeri yang mau membeli hak publikasi novelnya tapi penulis itu menolak semuanya. Katanya sudah ada studio film yang menunggunya. 

Ae Jung sampai di tempat yang dimaksud. Hanya satu orang yang ada di sana. Ia memperhatikan punggungnya. Perlahan orang itu berbalik menghadapinya. Dia adalah Dae O. 

Mereka saling menghampiri. Dae O mengulurkan tangannya dan menyapanya. Ae Jung hanya menatapnya jadi Dae O menarik tangannya kembali. Ia memberi tahu kalo ia penulis yang membuat janji dengannya. Guido Orefice. Apa kabar?

Ae Jung nangis. Ia mengeluhkan kenapa Dae O baru datang Sekarang? Dae O menyesalkan karena ia datang terlambat. Ia melihat kalo sekarang Ae Jung dan jadi produser yang keren. Ae Jung membalikkan kalo Dae O juga menjadi penulis yang hebat. 

Dae O meminta maaf. Ae Jung yang sudah menunggu selama 14 tahun harus menunggu selama 2 tahun lagi. Dae O mengaku merindukannya lalu memeluknya. Ae Jung nangis. Dia juga kangen. Dae O senang bisa ketemu lagi sama Ae Jung. Dia bercanda kalo Guido Orefice lebih baik dari Cheon Ok Man? 

Ae Jung tertawa. Dae O menanyakan apa ia harus menggantinya? Ia lalu meluk Ae Jung lagi. Jangan nangis ya. 





Ae Jung memakai hanbok berjalan bersama pengantin wanita. Mereka masuk ke ruangan yang berisi keluarga dan teman. Di belakang ada Dae O, Yeon Wu, Koo Daepyo dan Jin yang ribut banget. Ae Jung menoleh minta mereka diam. 

Ae Jung lalu mengajak Ha Ni untuk berjalan lagi. Di depan sudah ada pria berambut pendek yang menunggu Ha Ni. Semua orang bertepuk tangan. Termasuk 4 pria itu. Koo Daepyo pingin nangis lihatnya. 

Terima kasih sudah membaca sampai akhir. 

T A M A T


Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)