All content from jtbc
Dae O menyuruh Ae Jung untuk membawa payungnya. Ae Jung menolak. Dia lalu meninggalkan Dae O dan naik bus. Dae O menyesalkan seharusnya Ae Jung nggak naik bus itu karena nggak akan mengantarkannya sampai rumah.
Ae Jung mengeringkan rambutnya di dalam bus. Ia kembali teringat masa lalu.
2005
Hujan turun. Ae Jung nggak membawa payung dan menggunakan tasnya untuk melindungi kepalanya. Ia mengeluhkan hujan yang tiba-tiba turun. Padahal ia sudah terlambat.
Dae O tiba-tiba memanggilnya. Ia menghampiri Ae Jung sambil membawa payung yang sangat besar. Ae Jung aja sampai heran, dari mana Dae O mendapatkannya?
Dae O memamerkan payungnya yang besar dan menawarkan Ae Jung untuk berbagi dengannya. Lah padahal Ae Jung tahu kalo Dae O mengambilnya dari kafe yang di sana. Dae O membenarkan. Kenapa emang? Kamu jatuh hati padaku? Ae Jung hanya tersenyum dan membuat Dae O berpikir kalo Ae Jung beneran jatuh hati padanya. Ia membenarkan kalo ia memang keren.
Lah yang punya payung memanggil Dae O dan minta payungnya dikembalikan. Dae O pikir itu masalah. Ia mengajak Ae Jung untuk segera pergi. Mereka lalu berlari di tengah hujan dengan memakai payung besar. Ih, kelihatannya bahagia banget.
Dae O juga teringat kenangan itu. Ia yang sedang menyetir melihat payung yang tadi ditolak sama Ae Jung.
Tantangan Relai Transkripsi
Kepala editor menunjukkan tantangan itu pada Dae O. Dae O menanyakan apa itu mirip dengan tantangan ember es? Semacam tantangan di antara para selebritis? Kepala editor menyudahi. Ia melarang Dae O untuk sok tertarik dengan hal itu. Ia hanya menanyakannya karena pihak penyelenggara memintanya agar Dae O bisa menjadi orang yang memulai kampanye itu. Ia menanyakannya karena ja adalah agennya. Lagipula Dae O biasanya kan selalu menolak.
Di luar dugaan, Dae O malah setuju untuk melakukannya. Ia bahkan minta dimulai malam ini. Ia menanyakan kalo ia bisa menunjuk orang selanjutnya? Sesukanya? Kepala editor mengiyakan.
Kwae Nam mendatangi apartemen Jin dan mengantarkan ponselnya yang sudah selesai diperbaiki. Jin nggak ada. Kwae Nam meletakkannya di atas meja dan mengambil minum. Ha Ni mengirim foto pesan Ae Jung di ponsel 2G dan minta bicara. Pesan itu dikirimkan ibunya 14 tahun yang lalu. Ia menanyakan apa yang ibunya katakan. Ia meyakini kalo Jin tahu sesuatu dan menanyakan apa Jin mengenal ayahnya?
Wajah Kwae Nam berubah pucat. Sementara itu Ha Ni di sekolah mengeluhkan jin yang nggak membalas pesannya lagi. Tiba-tiba dia ditelpon. Ternyata yang menelpon adalah Kwae Nam. Selaku manajer Jin ia meminta pada Ha Ni agar nggak menghubungi Jin lagi. Ia menegaskan kalo Jin nggak akan menolongnya. Itu urusannya untuk mencari ayahnya.
Jin sudah selesai mandi. Ha Ni menangis. Kwae Nam pikir mungkin Ha Ni nggak seharusnya mencari ayahnya. Ia meyakini pasti ada alasan ayahnya nggak bisa menghubunginya ...
Jin buru-buru merebut ponselnya dari tangan Kwae Nam dan mematikannya. Ha Ni sendiri syok. Ia menelpon Jin lagi tapi nggak diangkat. Jin menanyakan pada Kwae Nam ala yang sudah ia lakukan? Kwae Nam menyuruhnya untuk berpura-pura nggak tahu. Sebagai manajernya ja harus melindungi apa yang telah Jin capai.
Jin menunjukkan ponselnya, nggak seperti itu caranya. Dia menyuruhnya untuk pulang. Kwae Nam khawatir kalo sampai Song Daepyo tahu maka... . Jin membentak Kwae Nam. Hyung!!! Duh, aku sampai kaget. Kwae Nam mengiyakan. Ia berpesan agar Jin terus menyangkalnya dan ja akan mengurusnya.
Jin bingung harus apa dengan Ha Ni. Dia lalu menelpon Ha Ni. Ha Nj marah padanya. Beraninya Ahjussi. Siapa Dia sampai berani melarangnya mencari ayahnya? Ha Ni nggak mau bicara dengan Jin dan menutup telponnya. Jin lalu membaca pesan yang Ha Ni kirimkan tadi.
Ingatannya lalu melayang ke saat itu. Ia mengejar Ae Jung yang berlari di bawah hujan dan menghentikannya. Ae Jung menangis lalu bersandar di dadanya. Ragu Jin memeluknya dan menepuk punggungnya. Malamnya mereka melakukannya. Tapi saat Jin bangun Ae Jung sudah nggak ada di sampingnya. Ia hanya meninggalkan pesan di atas meja. Ia pulang duluan dan meminta Jin untuk melupakan kejadian semalam.
**
Yeon Wu membawa buku yang hendak diberikannya pada Ae Jung pas jaman kuliah dulu. Ada surat di dalamnya. Dia sendiri sudah di bioskop dan meyakinkan diri akan memberikannya.
Ae Jung datang nggak lama kemudian. Mereka yang sudah terlambat segera masuk.
Gwang Su, manajernya A Rin menunjukkan kalo A Rin ditunjuk. A Rin melihat pesan itu dan mendapati video Dae O. Dae O secara langsung menunjuk A Rin untuk Tantangan Relai Transkripsi. Ia menunjukkan naskahnya dan berharap A Rin bisa bekerja sama dalam film fiksi pertamanya.
A Rin langsung mengambil album foto SMA-nya. Ia meminta Gwang Su untuk berandai-andai. Ia menunjukkan fotonya saat SMA dan menanyakan setelah 14 tahun nggak ketemu apa Gwang Su bisa mengenalinya? Gwang Su malah menertawakan penampilan A Rin kala itu. A Rin menendang kakinya dan memintanya untuk langsung menjawab. Gwang Su mendesak kalo ada sesuatu di antara A Rin dan Cheon Jagga?
A Rin nggak mau menanggapi dan mendesak Gwang Su untuk segera menjawabnya. Gwang Su memperhatikan dan menjawab enggak. Kecuali A Rin memberitahunya. Ia mengingatkan kalo semua tentang A Rin itu palsu. Dari nama, umur bahkan sifatnya juga. Lah Gwang Su keceplosan. A Rin nampak mulai kesal. Gwang Su melanjutkan kalo selama A Rin nggak menunjukkan tanda pengenalnya maka nggak akan ada yang tahu.
A Rin mengambil buku albumnya lagi dan mengajak Gwang Su untuk membalas pesan Cheon Jagga. Ia akan melakukan tantangan enkripsi. Gwang Su meralat kalo yang benar itu Transkripsi dan bukannya enkripsi. A Rin berubah pikiran. Ia akan menemuinya secara langsung.
**
Dae O sedang makan diantara waktunya bekerja. Mencari nafkah itu sulit (ho oh). A Rin membalas pesannya. Ia berterima kasih karena Cheon Jagga telah membuatnya berpartisipasi dalam tantangan itu. Ia merasa terhormat bisa bermain dalam film nya. Ia bahkan merasa kalo itu adalah takdir dan meminta Cheon Jagga untuk bertemu dengannya.
Dae O nggak nyangka kalo A Rin akan langsung menjawabnya. Bahkan suatu kehormatan. Apa dia sehebat itu? Ia pikir iya. Karena ia kan sudah masuk Hollywood. Jadi wajar kalo A Rin mau bekerja sama dengannya. Harusnya ia nggak perlu mengirimkan video segala. Ia lalu mengambil ponselnya. Mereka semua sudah meremehkannya.
Dae O menelpon Ae Jung dan mau memberitahunya. Ae Jung sedang menonton film bersama Yeon Wu. Ih, Oh Ssaem bukannya lihat film malah lihat orang yang di samping. Dan saat Ae Jung melihatnya ia mengalihkan dengan makan dan minum.
Dae O keluar untuk menemui Ae Jung. Bahkan ponselnya juga masih belum bisa dihubungi. Ia menyesalkan Ae Jung yang mematikan ponselnya sehingga nggak tahu mengenai beritanya. Ia yakin kalo Ae Jung pasti akan senang.
Ae Jung dan Yeon Wu sudah ada di halte. Ae Jung menanyakan pendapat Yeon Wu mengenai film yang mereka tonton tadi. Ia merasa kalo sudah lama hatinya nggak merasa sangat itu. Ia memberitahu Yeon Wu kalo dia adalah sutradara kesukaannya sejak kecil.
Yeon Wu mengangguk dan bilang bagus. Tapi ekspresinya datar. Ae Jung nggak terima dengan ekspresi Yeon Wu semalaman ini bia meminta Yeon Wu untuk mengungkapkan pendapatnya. Yeon Wu tersenyum dan kembali bilang bagus.
Ae Jung terdiam dan membuat suasana jadi aneh. Ia mengalihkan dengan alasan mau menelpon ibunya dan menanyakan keadaan Ha Ni. Lah, dia kaget lihat Dae O menelponnya berkali-kali. Ia lalu meminta waktu pada Yeon Wu untuk menelpon Dae O.
Yeon Wu secara mendadak menarik tangan Ae Jung agar nggak pergi. Busnya datang. Semua orang naik tapi mereka enggak. Yeon Wu menarik tubuh Ae Jung agar mendekat. Ia mengaku nggak tahu tentang film tadi. Dia sama sekali nggak ingat.
Ha? Ae Jung nggak paham. Yeon Wu melanjutkan kalo ia sangat menyukai Ae Jung. Ae Jung terdiam menatapnya. Dan ternyata Dae O ada di dalam mobil nggak jauh dari mereka. Makin dia pikir makin dia kesal.
Ae Jung melihat mobil di depan berjalan mundur mendekati mereka. Yeon Wu sigap memutar badan Ae Jung agar jangan sampai terciprat air yang menggenang di dekat halte.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊