All content from jtbc
Dae O yang teringat kenangan akan foto itu malah meremasnya.
Para penggemar Jin nggak mengijinkan orang lain untuk masuk karena di dalam ada Jin. Mereka menjadi penasaran kenapa Jin nggak juga keluar. Mereka mulai berasumsi kalo mungkin Ryu Jin Oppa sedang buang air. Tapi kenapa buang air sampai 2 jam. Lah, malah ada yang berpikir kalo Jin sedang sembelit dan berniat untuk masuk dan membantunya.
Kwae Nam akhirnya datang. Ia memarahi mereka yang berdiri di depan toilet pria dan menghalangi pintu. Ia lalu masuk dan mencari Jin di dalam. Jin membuka pintunya dan memanggil Kwae Nam.
Saat di mobil Jin melihat berita tentangnya saat di toilet tadi. Ryu Jin buang air besar. Ryu Jin sembelit. Bahkan ada yang merekomendasikan rumah sakit khusus ambeien untuknya. Hal itu membuatnya frustasi dan kembali memakan permen.
Apalagi setelah itu Song Daepyo menelpon perihal berita Jin yang ada di toilet yang menyebar. Ia memarahi Kwae Nam atas hal itu.
Jin menenangkan kalo dia nggak sembelit nggak ambeien dan nggak buang air besar. Kebenaran akan terungkap dan rumor akan menghilang. Jin nggak mau bicara lagi dan menutup panggilannya.
Jin melihat foto-foto itu lagi dan menyuruh Kwae Nam untuk menghapus foto-foto itu semampunya. Ia lalu melihat foto di ig dan menemukan Ae Jung yang nggak sengaja ikut terfoto.
Ia menyesalkan kenapa ia pergi kesana? Kwae Nam menenangkan dan memintanya untuk menganggap hal tadi sebagai ketidakberuntungan yang baik. Ih, jin kesal dan melempar ponselnya.
Dae O menjadi pembicara di sebuah kelas. Ia menerangkan mengenai pengalaman yang dijadikan menjadi sebuah tulisan. Saat menulis cerita mengenai perang, penulis nggak harus pergi ke medan perang. Ia hanya perlu fokus pada perasaan dan bukannya pengalaman. Seperti yang Edna Ferber katakan; Tulisan yang bagus tercipta tercipta saat terbawa ombak perasaan. Seperti halnya dirinya.
**
Ae Jung menyikat giginya sambil menyimpan Dae O. Ia lalu berencana untuk mencari pekerjaan paruh waktu dan setelah dihitung ia baru bisa melunasi hutangnya setelah bekerja selama 40 tahun.
Ia juga berusaha untuk mengajukan pinjaman bank tapi ditolak. Dan tiba-tiba bos Nine Capital menelpon.
**
Dae O menekankan kalo mereka harus fokus pada perasaan sedih dan bukannya perasaan senang. Seperti yang dikatakan John Gregory; dendam menajamkan mata penulis, dan permusuhan membangkitkan naluri pembunuh penulis.
**
Tiba-tiba ada mahasiswi yang mengajukan pertanyaan padanya. Berdasar dari apa yang Cheon Jagga katakan tadi kalo tulisan yang bagus akan berfokus pada perasaan. Emosi apa yang mendasari perasaannya saat menulis novel debutnya Cinta Itu Nggak ada? Dae O memuji pertanyaan itu. Ia memberitahu kalo ia fokus pada rasa putus asa tokoh pria yang dihianati.
Mahasiswi itu ingin mendengar Mengenai perasaan tokoh utama wanita yang mana dalam cerita itu nggak banyak dijelaskan mengenai perasaannya. Ia sendiri menyayangkan hal itu.
Dae O memberi tahu kalo tokoh utama wanita adalah seorang pembunuh. Karena itulah ia fokus pada hal yang membuat sang wanita berkhianat. Mahasiswi tadi kekeuh beranggapan kalo wanita itu memiliki alasan. Ia rasa Cheon Jagga harus tahu alasannya.
Dae O terdiam karena ia teringat pada apa yang Ae Jung katakan terakhir kali. Ia lalu meminta mahasiswi itu untuk menjelaskannya. Mahasiswi itu merasa akan lebih bagus bila mendalami perasaan wanita yang mengkhianati pria yang dia cintai meski cerita itu sangat singkat. Dan mungkin juga ceritanya akan berubah.
Dae O nggak bisa memberikan tanggapannya. Apalagi mahasiswa lain mulai berbisik-bisik membangun anggapan mereka masing-masing.
Dalam perjalanan pulang Dae O mengeluhkan Ae Jung yang membaca bukunya. Ae Jung menganggap Dae O nggak tahu alasan kenapa mereka putus.
Dae O menganggap kalo karena itulah ia nggak bisa mempercayakan bukunya pada Ae Jung. Ia lalu melihat surat kontrak di bangku sebelah.
Pa Do, bos Nine Capital mendatangi kantor Tomb Film yang sekarang disegel karena belum membayar uang sewa. Anak buahnya, Pak Kom datang dan memberi tahu kalo Ae Jung dan Hye Jin sudah diusir oleh pemilik gedung. Wang Daepyo nggak bisa dihubungi dan sewa belum dibayar. Karena itulah PD Noh terpaksa keluar.
Pa Do teringat keluh kesah Ae Jung saat di rumah sakit yang merasa kalo ia hampir runtuh. Dan ia akan benar-benar runtuh kalo Koo Daepyo terus membuatnya tenang.
Kalimat yang sama yang pernah dikatakan oleh wanita yang sangat berharga untuknya.
Ae Jung sedang dalam perjalanan menuju kantor. Ia menyesalkan Koo Daepyo yang tiba-tiba datang ke kantor. Ia lalu menyapa Koo Daepyo sambil tersenyum lebar dan bertanya kalo ia baru datang? Ia mengakui kalo ia sedikit terlambat.
Pak Kim mau memberitahu kalo mereka sudah datang dari tadi tapi Koo Daepyo buru-buru menghentikannya. Ia malah mengatakan kalo mereka baru datang. Mendadak Ae Jung malah jadi senang. Ia khawatir Koo Daepyo akan menunggu lama. Ia ingin membicarakan sesuatu tapi kantornya berantakan. Ae Jung lalu menawarkan agar mereka bicara di kafe.
Dae O tiba-tiba muncul dan menyapa Ae Jung. Ae Jung bingung. Ngapain Dae O di sini? Dae O protes, emang dia nggak boleh ke sana? Dae O beralih ke Koo Daepyo dan menanyakan siapa dirinya dan kenapa Ae Jung terintimidasi olehnya?
Koo Daepyo menatapnya santai dan bertanya pada Dae O apa dia Cheon Ok Man Jagganim? Ia memang ingin menemuinya. Ia mengenalkan diri dan mengulurkan tangannya pada Dae O, ngajak salaman.
Ha Ni sedang bersama Dong Chan dan menulis sesuatu. Dia bingung harus menulis apa. Dong Chan yang nggak paham menawari roti pada Ha Ni. Ha Ni mendekat dan menanyakan apa yang akan Ding Chan lakukan bila ia ketemu dengan ayahnya setelah 14 tahun? Apa Dong Chan bisa mengenalinya dengan sekali lihat?
Dong Chan nggak tahu secara mereka kan tinggal bersama. Hadeuh... Ha Ni kesal. Ia menggaris bawahi kalo. Dong Chan pikir mungkin akan muncul perasaan. Nah, yang pingin Ha Ni tahu, perasaannya seperti apa? Apa ada lampu menyala atau lonceng yang berbunyi saat Dong Chan melihatnya?
Dong Chan terdiam. Ia pikir Ha Ni memerlukan lebib banyak data. Ha Ni memikirkannya dan merasa kalo apa yang Dong Chan katakan ada benarnya. Ia memerlukan data yang objektif. Dong Chan yang nggak paham menanyakan Kenapa Ha Ni menanyakannya? Ha Ni memberitahunya kalo ia akan mencari ayahnya. Ia lalu menunjukkan apa yang ia tulis dan meminta Dong Chan untuk memberitahunya kalo ada pertanyaan yang harusnya ditambahkan.
Dan yang Ha Ni tulis adalah golongan darah, makanan kesukaan, lah dia nggak ngerti. Itu untuk apa? Sambil senyum Ha Ni memberitahu kalo itu adalah tes paternitas yang disamarkan sebagai daftar periksa penyewa. Lah Dong Chan malah makin bingung. Tes paternitas? Dia makin bingung lagi saat melihat nama yang ada di atasnya. Oh Yeon Wu. Oh Ssaem?
Ha Ni buru-buru bangkit dan menutup mulut Dong Chan, takut ada yang dengar. Dia nyuruh Dong Chan untuk hati-hati ngomongnya. Itu belum pasti dan hanya dugaannya saja. Ia akan mencari tahu sendiri karena nggak akan ada yang memberitahunya.
Ha Ni lalu menyerahkannya pada Oh Ssaem di ruang olahraga dengan alasan kalo itu adalah formulir yang harus ia isi sebelum pindah ke rumahnya. Oh Ssaem menerimanya meski bingung. Ada ya hal kayak gitu? Ha Ni memintanya untuk nggak salah paham. Itu dilakukan untuk mempermudah adaptasi sesama penghuni dan nggak ada maksud lain.
Oh Ssaem membacanya dan tersenyum. Ha Ni dalam hati berharap agar ada hasil yang baik. Ia lalu pamit.
Pa Do memberikan kartu namanya pada Dae O. Ia selalu ingin bertemu dengannya. Sebuah kehormatan bisa bertemu dengannya. Ae Jung merasa nggak nyaman dan mengajak Pa Do untuk bicara di tempat lain.
Dae O membaca kartu nama Pa Do, Nine Capital. Perusahaan peminjaman uang? Pa Do heran. Kenapa Cheon Jagga menanyakannya? Dae O menyimpulkan kalo perusahan seperti itu datang ke studio film, maka itu bukanlah hal baik.
Ae Jung makin merasa nggak nyaman dan kembali mengajak Pa Do bicara di tempat lain. Pa Do menolak dengan tangannya dan tetap menatap Dae O. Nggak peduli baik atau enggak, semuanya tergantung pada Cheon Jagga.
Lah, Dae O nggak paham. Pa Do lalu menanyakan hasil dari pembicaraan Ae Jung dan Cheon Jagga. Dae O makin nggak ngeh. Tentangnya? Ia menatap Ae Jung seolah meminta kejelasan. Ae Jung lalu menegaskan kalo ia nggak mau membuat film dengan karya Cheon Jagga. Pa Do lalu menatapnya tajam.
Dae O menyindir kalo cara bicara Ae Jung sangat aneh. Ia mengetuk meja dan meminta Ae Jung untuk mengatakannya dengan benar kalo dia bukannya nggak mau tapi nggak bisa. Ia menjatuhkan kontraknya dan mengancam akan membatalkan kontrak itu dan menuntutnya.
Ae Jung langsung menatapnya, nggak percaya Dae O akan menuntutnya. Dae O merasa kalo ia harus menuntut Ae Jung karena telah mengancamnya dengan kontrak konyol itu. Dae O juga nggak paham dengan hubungan Pa Do dengan hal itu.
Pa Do memberi tahu Dae O kalo ia berniat untuk berinvestasi di film PD Noh yang akan dibuat berdasarkan bukunya. Ae Jung makin tersudut. Dia mengajak Pa Do untuk bicara di tempat lain. Pa Do mengabaikannya. Ia malah melanjutkan pembicaraannya dengan Dae O. Ia akan berinvestasi senilai 10 miliar won dan PD Noh akan membuat film dengan uang itu. Karena Ae Jung harus membayarnya dengan keuntungan dari film itu.
Ae Jung tertunduk malu. Ia memohon pada Pa Do. Pa Do lalu mengulangi pertanyaannya pada Ae Jung, apa ia nggak akan membuat film itu? Ae Jung sangat frustasi sampai nggak bisa menjawabnya. Pa Do menyudahi. Ia menyuruh Ae Jung untuk menyiapkan 1,05 miliar won di waktu yang sudah ditentukan.
Dae O kaget banget dengar Ae Jung punya hutang satu setengah miliar won. Dah g*la apa? Ae Jung kesal. Dia menyuruh Dae O untuk diam dan nggak ikut campur. Dae O melihat kecemasan yang AE Jung rasakan.
Pa Do mengingatkan konsekuensi yang harus Ae Jung terima kalo dia nggak membayar. Ia akan menyita semua materi dan hak milik intelektual. Thumb Film dan... . Ae Jung menegaskan kalo ia akan membayarnya. Ia akan menepati janjinya dan meminta Pa Do untuk memberinya waktu. Ae Jung yang merasa sangat terpojok akhirnya bangkit dan pergi.
**
Pa Do menepuk tangannya. Ia rasa pembicaraan mereka sudah selesai. Dae O menarik garis kesimpulan kalo Pa Do adalah kreditur Ae Jung. Pa Do membenarkan dan bertanya balik. Siapa Cheon Jagga? Dae O menyombongkan kako ia lebih dekat dengan Ae Jung ketimbang Koo Daepyo.
Pa Do tersenyum mengejek. Dae O yang dekat secara pribadi tapi nggak bisa mempercayai Ae Jung? Karenanya Ae Jung kehilangan banyak hal. Pa Do lalu bangkit dan pergi meninggalkan Dae O yang hanya bisa terdiam. Sepertinya omongan Pa Do barusan ngena banget di hatinya.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊