Sinopsis Was It Love? Episode 15 Part 3

Anysti
0


All content from jtbc







Ha Ni dan Dong Chan tiba-tiba didatangi sama Chan Young dan dipanggil anak tukang bolos. Chan Young menyesalkan mereka yang nggak mengikuti kompetisi olahraga. Apalagi Ha Ni yang ayah dan ibunya sudah membuat keributan. Chan Young terus mengejek Ha Ni bahkan sampai bilang kalo ayah Ha Ni bukan ayah kandungnya. 
Dengan sangat berani Dong Chan maju dan menyuruh mereka untuk diam dan pergi sebelum dia marah. Dia bahkan sampai meremas kaleng minumannya dan membuat Young Chan merasa takut. Kalo mereka nggak pergi juga maka ayahnya akan menghancurkan semuanya. 

Young Chan berlagak nggak takut dan menanyakan siapa sih ayahnya Dong Chan? Dan tiba-tiba ayah dan Pak Kim datang dengan berjalan kaki ke arah mereka dengan sangat kerennya. 
**

Chan Young dan teman-temannya diajak makan oleh Koo Daepyo. Sambil memotong daging Koo Daepyo menyinggung tentang ketertarikan Chan Young pada Dong Chan. Melihat cara memotong Koo Daepyo membuat Chan Young sedikit takut. Apalagi setelah Koo Daepyo mengatakan kalo dia pernah ditusuk, ditembak dan pernah kena kapak juga. Duh, Chan Young makin takut kelihatannya. Dong Chan dan Ha Ni sampai pingin tertawa melihatnya. 

Koo Daepyo melanjutkan kalo ada hal yang lebih berbahaya dari pisau, pistol dan kapak, yaitu perkataan dari mulut mereka. Koo Daepyo menjelaskan lebih lanjutnya dan merasa kalo mereka pasti mengerti. Chan Young dan yang lain mengangguk. Koo Daepyo lalu menukar dagingnya dengan milik Chan Young. Ia mengucapkan selamat makan untuk Dong Chan dan Ha Ni juga. 

Setelah itu mendadak Chan Young jadi ramah pada Dong Chan. Bahkan mengucapkan selamat makan juga. Ha Ni nampak sangat terkesan dengan cara Koo Daepyo terhadap Dong Chan. 



Ha Ni datang ke bar Suk Hee setelahnya. Ia memberitahu anjingnya kalo ibunya dan ibu Dong Chan sangat mirip seperti kembar. Suk Hee yang mendengarnya lalu teringat pengakuan Koo Daepyo saat di rumah sakit. Katanya Ae Jung sangat mirip dengan orang yang nggak bisa ia lindungi. 

Ia yang sedang menyiram bunga seperti yang diantarkannya pada Ae Jung membenarkan pernyataan Ha Ni yang bilang kalo Koo Daepyo sangat romantis. Menurutnya Koo Daepyo lebih hebat dari kelihatannya. Ha Ni nggak ngeh. 

Suk Hee menatapnya dan mengingatkan kalo Ha Ni juga punya pria yang hebat. Dia hanya menyukai satu wanita dalam hidupnya dan busa mengembalikan ibu Ha Ni ke masa mudanya saat berumur 23 tahun. 

Ha Ni hanya terdiam. 




Hari ini Ae Jung sudah dibolehkan pulang dan Dae O baru besok pulangnya. Dia nggak terima harus sendirian di rumah sakit tanpa Ae Jung. Ae Jung mikirnya salah satu dari mereka harus segera keluar untuk kembali ke kantor. 

Sebagai gantinya ia memutar tubuh Ae Jung yang sedang berberes agar menatapnya. Ia meletakkan kedua tangannya di pipi Ae Jung dan memperhatikan matanya, hidungnya, bibirnya. Ih Dae O iseng banget sampai membuat bibir Ae Jung mengerucut. Ih lucu banget deh. 

Dan tiba-tiba Ha Ni masuk. Dan untuk menyadarkan kedua orang tuanya, ia sengaja menutup pintu agak keras agar mereka berhenti. Dia minta ijin ibunya kalo dia mau bicara dengan Cheon Ahjussi. 
**

Mereka lalu bicara berdua di luar. Ha Ni memberi Dae O selembar kertas berisi 10 syarat agar ia bisa menjadi suami ibunya dan bukan ayahnya. Selama ini ibunya sudah menjadi ibu sekaligus ayah baginya dan ia nggak membutuhkan ayah. Ia memberi kesempatan itu hanya karena Dae O bisa membuat ibunya tertawa. 

Dae O terdiam menatap 10 syarat itu. Satu diantaranya ia harus mencintai Ae Jung selamanya. 




Ae Jung berjalan pulang bersama Ha Ni. Ha Ni menanyakan kenapa ibunya nggak bertanya apa yang ia dan Dae O bicarakan? Nggak penasaran? Ae Jung mengaku penasaran tapi ia akan memahami apapun itu. 

Ha Ni meminta ibunya untuk menjalani hidupnya. Sebenarnya ia membenci ahjussi itu. Di saat ibunya melahirkan dan membesarkannya, ahjussi itu malah berhasil meraih mimpinya dan menghasilkan banyak uang. Tapi ia terlanjur melihatnya. 

Ha Ni teringat kekhawatiran ibunya saat menjaga ayahnya dan gembiranya ibunya saat di dekat ayahnya. Karena itulah ia memberinya kesempatan. Bukan sebagai ayahnya tapi sebagai suaminya ibu. 

Ae Jung lalu membelai rambut anaknya. Ia merasa kalo Ha Ni nggak kayak anak SMP. Gimana dia bisa begini dewasa? Ha Ni meminta ibunya untuk menikmati hidupnya. Bukan sebagai ibu Noh Ha Ni tapi sebagai Noh Ae Jung. 

Ae Jung lalu memeluk Ha Ni. Ia merasa kalo pelukan Ha Ni sangat nyaman. Lebih nyaman dari pelukan ibu. 





Mereka sampai rumah dan dikejutkan dengan barang-barang Yeon Wu yang sudah ditumpuk di bawah. Ternyata dia akan pindah. 

Yeon Wu lalu bicara di luar dengan Ae Jung sambil minum. Ae Jung meminta maaf karena sejak Yeon Wu pindah ke rumahnya ia nggak pernah sekalipun masak untuknya. Yeon Wu nggak papa dan minta Ae Jung agar nggak selalu minta maaf. Ae Jung mengiyakan. Dan baru juga dibilang dia sudah minta maaf lagi. 

Yeon Wu hanya merasa kalo hati Ae Jung akan lebih tenang kalo dia pindah. Ae Jung mengungkit kalo selama ini Yeon Wu selalu membantunya. Ia memberitahu kalo saat hamil Ha Ni ia sering merasa takut dan ingin menyerah. 

Ae Jung teringat saat ia hendak melakukan aborsi. Ia membatalkannya setelah membaca buku tugas mereka dulu. Ia sendiri nggak ngerti gimana buku itu ada di dalam tasnya. 

Ia lalu memberitahu Yeon Wu kalo ia adalah orang yang berarti dalam hidupnya. Bertemu dengannya lagi setelah 14 tahun adalah keberuntungan dalam hidupnya. Yeon Wu merasakan hal yang sama. Baik 14 tahun yang lalu atau sekarang, menyukainya adalah kebahagiaannya. 




Ae Jung kembali ke kamarnya. Ia mengambil buku pemberian Yeon Wu. Memikirkanmu Segalanya Bagiku. Beda dengan sebelumnya, kali ini ia mengambil surat itu dan membacanya. 

"Noona! Akhirnya aku berumur 20 tahun. Aku senang sekali menjadi mahasiswa. Meski universitas kita Beda, kita bisa mengikuti kelas yang sama berkat program transfer kredit. Aku bisa sering melihatku di kelas, juga saat mengerjakan tugas bersama"

Yeon Wu menunggu Ae Jung di kelas. Dan saat Ae Jung datang ia malah pura-pura tidur. Ae Jung memasang earphone di telinganya dan itu membuatnya tersenyum. 

"Saat aku menyerah menjadi atlet karena cedera, kamu adalah satu-satunya orang yang memarahinya agar aku sadar dan setia menunggu dan mendukung di sampingku. 

Berkatmu aku menemukan impian baru. Kamu sangat berjasa bagiku sampai nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tapi aku hanya bisa mengatakan satu hal. Membuatku teringat padamu. Terima kasih. Saat aku berumur 19 tahun, juga saat baru berumur 29 tahun, aku seorang diri tapi kamu selalu ada di sampingku. 

Tapi ada hal yang lebih ingin kukatakan daripada terima kasih. Aku sangat menyukainya. Aku butuh waktu satu tahun untuk mengatakannya. Menyukainya adalah kebahagiaan bagiku. Jadi aku akan menunggumu. Baik 14 tahun atau sekarang, menyukainya adalah kebahagiaan bagiku"

Musim Semi 2006, dari Oh Yeon Woo yang menginjak umur 20 tahun. 

Ae Jung melipatnya lalu mengembalikannya ke tempat semula. Hiks...Hiks aku nangis😭😭😭



Wang Daepyo diusir sama beberapa pria dan bahkan juga dipukuli karena nggak punya uang. Di kejauhan Song Daepyo dan Pak Na mengawasi sambil melihat kartu nama Wang Daepyo yang ternyata palsu. Pak Na mengaku familiar saat melihat wajahnya dan ternyata adalah CEO Tomb Film. PD Noh menyelamatkannya saat bangkrut. Dia berhutang pada kreditur karena berjudi. 

Song Daepyo menanyakan rencana pak Na untuk selanjutnya. 

Pak Na dan Song Daepyo menghampiri Wang Daepyo yang terluka parah. Ia mengancam akan menjadikannya berita. Seorang CEO berjudi dengan uang produksi dan proses produksi akan dihentikan. 

Wang Daepyo berlutut dan meminta mereka untuk nggak melakukannya. Pak Na marah karena mereka sudah menghancurkannya dan ia ingin membalas perbuatan mereka. Wang Daepyo bangkit dan menarik kerah baju pak Na. Ia memberitahu kalo pak Na salah menulis berita karena ayah yang sebenarnya adalah Cheon Jagga dan bukannya Ryu Jin. 

Song Daepyo nampak terkejut mendengarnya. 



Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)