All content from jtbc
Pas pulang Ae Jung kesal banget sama Dae O karena bilang dia punya hutang satu setengah miliar. Kesannya kayak menjatuhkan banget. Tambah kesal lagi saat melihat ada yang parkir sepeda sembarangan di depan rumahnya.
Ia masuk rumah sambil marah-marah mengeluhkan sepeda yang parkir di depan rumah. Makin aneh saat melihat sepatu pria di depan. Dan ada banyak buku di tangga? Tambah bingung saat lihat ibu berebut mau cuci piring sama Yeon Wu.
Ae Jung bicara dengan ibu dan anaknya. Ae Jung mengeluhkan ibunya yang nggak berdiskusi dulu dengannya. Ha Ni mengangkat tangannya dan minta untuk nggak dilibatkan. Ia masih di bawah umur dan nggak punya hak bicara soal penghuni baru.
Ae Jung mengira kalo ibulah yang melakukan itu semua. Nenek membenarkan. Ia pikir nggak ada salahnya. Yeon Wu juga bukan orang asing. Ha Ni berasa aneh dengarnya. Nenek menambahkan kalo itu baik untuknya dan Ha Ni. Mereka juga akan mendapat uang sewa. Dan Ae Jung dan Yeon Wu bisa...
Ae Jung nggak tahan dengarnya dan membentak nenek. Ia mengingatkan kalo selain kenalannya, Yeon Wu juga adalah wali kelasnya Ha Ni. Ia khawatir kalo ada yang melihat situasi itu. Selama ini mereka selalu sengsara ka rena omongan orang lain. Ia mengaku sangat lelah tapi mereka malah melakukan itu padanya.
Yeon Wu yang berada di luar mendengarkan keresahan Ae Jung dan jadi merasa bersalah.
Ae Jung keluar sambil menangis. Ia meminta maaf pada Yeon Wu dan mengajaknya bicara lagi nanti. Yeon Wu mau mengatakan sesuatu tapi Ae Jung keburu pergi.
Ae Jung datang ke bar Suk Hee dan mengeluhkan apa yang ibunya lakukan. Suk Hee pikir Ae Jung terlihat kesepian. Ae Jung membantahnya. Ia terlalu sibuk kerja dan nggak punya waktu untuk itu. Bahkan merasakan kesepian terlalu mewah untuknya.
Suk Hee menunjukkan kalo bicara Ae Jung mulai berlawanan lagi. Ae Jung juga marah pada Suk Hee yang juga adalah salah satu pelakunya mengingat ia adalah pemilik rumah sedang mereka hanya penyewa. Ia mengungkit kako pemyewanya sedang berusaha untuk mengambil keuntungan dari propertinya. Kenapa ia mengijinkannya?
Suk Hee meletakkan gelasnya. Ia mengemukakan alasannya kalo ibu Ae Jung menjanjikan aka. Membayar tunggakan sewa dengan itu. Jadi untuk apa ia melarangnya? Kalo Ae Jung menjadi dirinya apa ia akan memihak orang yang nggak akan mungkin membayar hutang satu miliar won? Atau ibunya yang berusaha keras mencari cara untuk membayar tunggakan sewa?
Ae Jung terdiam. Ia mengonfirmasi kalo ibunya nggak tahu kalo dia punya hutang. Suk Hee kaget dengarnya. Ia menenangkan kalo dia bukan pengadu. Ia lalu meminum minumannya. Ae Jung mendadak minta maaf dan berterima kasih padanya. Suk Hee nggak menanggapi. Ia malah menatap langit yang cerah. Ia rasa besok akan menjadi hari baik.
Ae Jung ikut melihat langit dan membenarkan apa yang Suk Hee katakan. Ia yang mau menangis mengalihkan dengan meminum minumannya sampai habis. Suk Hee bangkit dan pindah tempat duduk di sebelahnya. Ae Jung akhirnya nggak bisa menahannya. Ia menangis lalu bersandar di pundak Suk Hee. Ia merasa kalo hujan di hidupnya nggak akan pernah berhenti. Suk Hee hanya diam. Ia membelai rambut Ae Jung dan memenangkannya.
Dae O merasa bingung banget di rumah menanggapi pernyataan Pa Do yang bilang kalo Ae Jung kehilangan banyak hal karena dirinya. Ia menyesalkan Ae Jung yang masih jual mahal padanya. Ia nggak habis pikir, apa yang Ae Jung lakukan sampai dia bisa menjadi seperti itu? Harusnya dia hidup dengan baik kalo dia menikah dengan orang kaya. Ia lalu mencoba untuk nggak peduli karena itu bukanlah urusannya.
Kepala editor lalu datang. Dan dengan teriak-teriak dia memberi tahu kalo Dae O punya peluang untuk masuk lagi ke Hollywood. Ia mendapatkan tawaran lagi dari sana. Mereka akan membuat film Cinta Itu Nggak ada. Dan biayanya 3 kali lebih besar dari film Pacar.
Dae O hanya terduduk diam sementara kepala editor terus ngomong.
Song Daepyo marah-marah pada timnya karena Jin hanya menjadi pengawal ketiga di film terbarunya nanti. Padahal Jin sudah lelah terbang ke sana untuk menjalani audisi tapi hanya itu yang di dapat.
Mereka memberi tahu kalo sutradara James Caramel juga dekat dengan aktor Tiongkok. Song Daepyo nggak mau tahu. Dia menyuruh mereka untuk mengubah keputusan James Caramel dan mencegahnya menghubungi aktor lain.
Mendadak Jin masuk dengan kerennya dan meminta Dong Daepyo untuk menyudahinya. Song Daepyo menyesalkan mereka yang memberitahukan hal itu pada Jin karena bisa mempengaruhi mentalnya.
Jin sendiri nggak masalah dengan peran kecil karena itu juga adalah sebuah pengalaman yang berharga. Tapi nggak demikian dengan Song Daepyo. Ia ingin agar Jin menjadi pemeran utama. Jin hanya nggak ingin orang-orang itu kerepotan.
Song Daepyo kekeuh kalo masalah itu bisa dibereskan. Jin menantangnya untuk membebaskannya sendiri kalo bisa. Song Daepyo sesumbar kalo dia adalah Jennifer Song dan nggak ada masalah yang nggak bisa ia bereskan.
Jin memotong. Ia adalah Jennifer Song kalo di Korea. Tapi di Hollywood ia hanya Miss Song. Song Daepyo seperti tertantang. Sebelum pergi Jin menyemangati timnya. Malam berisik itu akan terus berlanjut sampai masalah Hollywood selesai.
Sampai di luar orang-orang kantor juga mengacungkan jempol padanya atas kesegarannya. Dan saat ia sudah sendiri, ia menangis. Itu adalah pukulan keras untuknya. Ia bahkan merasa kalo semuanya sudah hancur.
Ae Jung selesai mandi dan melihat ibu di kamarnya. Ibu menonton tv sambil melipat pakaian. Ia masuk dan membantu ibu. Ibu mengingatkan kalo Ae Jung berteriak padanya tadi. Ae Jung membantahnya. Cuman bicara dengan keras.
Ibu merasa kalo Ae Jung nggak mirip dengannya. Dia khawatir Ha Ni akan menurun padanya. Ae Jung membantah dan mengklaim kalo dia sangat mirip dengan ibu. Ibu lalu mengungkit tentang takdir mereka yang mirip. Ibu hanya ingin ia saja yang menjadi janda. Sebelum ia meninggal ia ingin melihat Ae Jung menikah.
Ae Jung menegur ibunya agar nggak bicara seperti itu. Ibu mengalihkan kalo dia sudah memindahkan barang-barang Ae Jung yang ada di loteng ke kamarnya. Ada fotonya juga dan dia sangat cantik.
**
Ae Jung ke kamarnya dan melihat barang-barang lamanya. Ada tanda pengenal, foto dan poster film yang ia sutradara dulu, Impian bisa menjadi nyata.
Semua itu mengingatkannya pada masa lalu. Dae O sedang merekam. 13 September 2005. Ia dan tim akan mulai membuat film. Dae O sebagai sutradara dan Jin sebagai aktornya.
Dae O sangat senang mengambil gambar Ae Jung. Bahkan saat Jin datang ia masih lebih memilih untuk mengambil gambar Ae Jung. Mereka berseru akan pergi ke Hollywood.
Ae Jung tersenyum melihat kenangan itu. Ia lalu menyimpan semuanya di dalam lemari lalu menutupnya.
Jin yang masih sedih sedang bersama dengan Dae O. Ia memakan kue untuk memperbaiki suasana hatinya. Eh, Dae O malah terus ngomongin soal Hollywood di depannya. Ia mendapat tawaran lagi dari Hollywood. Ia sangat senang saat pertama kali mendapatkan tawaran dari Hollywood dan sekarang ia mendapat tawaran lagi. Ia rasa ia akan mendapatkan piala Oscar. Dan kalo dia menyerah, maka dia g*la.
Jin mulai muak dan mengaduk-aduk kuenya. Dia nggak ngerti. Mereka lagi ngomongin apa, sih? Kenapa semua orang terus ngomong soal Hollywood? Dae O nggak ngerti dengan reaksi Jin. Bukankah dia juga artis Hollywood?
Jin yang nggak mau membahas mengenai dirinya menanyakan cerita Dae O yang mana yang membuat mereka tertarik?
"Cinta Itu Nggak Ada"
Jin kaget. Artinya Dae O nggak punya urusan lagi dengan Ae Jung? Dae O mengiyakan. Urusannya dengan Ae Jung selesai setelah konser buku waktu itu. Ia meyakini kalo Ae Jung akan menyesal karena menyesal seumur hidup karena kehilangan dirinya.
Jin berpikir kalo Dae Olah yang akan menyesal karena kehilangan Ae Jung. Ia nggak akan bisa menyelesaikan cerita itu. Cerita itu sendiri belum berakhir. Itu bisa debut karena memiliki ending terbuka. Dae O nggak bisa menulis kelanjutannya karena nggak tahu alasan si wanita meninggalkan si pria.
Jin lalu pamit. Terserah Dae O mau terus di sana apa enggak. Hari ini dia sangat membuatnya kesal.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊